Budi Satria Isman
  • About
  • Tanya Bisnis
  • Blog
  • Training & Workshop
  • News
  • Contact
  • Member Only

Ini Perbedaan Pelemahan Rupiah Saat Ini dengan Tahun 1998

5/8/2015

0 Comments

 
Picture
JAKARTA, KOMPAS.com — Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada saat ini dinilai berbeda jauh dengan kondisi pada tahun 1998. Sebab, fundamental ekonomi Indonesia sekarang lebih kuat dibandingkan pada era tersebut.

Analis PT Pefindo, Guntur Tri Hariyanto, menjelaskan, pada 1998, pelemahan rupiah terjadi karena contagion effect (efek domino) dari pelemahan baht Thailand yang kemudian menyebar ke berbagai negara berkembang, termasuk Indonesia.

Pada 1998, kata Guntur, fundamental ekonomi Indonesia sangat tidak baik, cadangan devisa pernah menyentuh 10 miliar dollar AS hingga 15 juta dollar AS, dan rasio utang terhadap gross domestic product (GDP) atau produk domestik bruto (PDB) sempat melambung ke posisi 60 persen.

"Saat ini, cadangan devisa 108 miliar dollar AS dan rasio utang terhadap GDP hanya pada kisaran 25 persen, bahkan merupakan salah satu yang terendah di dunia," kata Guntur kepada Tribun,Jakarta, Selasa (4/8/2015).

Pada era tersebut, pertumbuhan ekonomi dalam negeri menyusut secara tajam hingga minus 13 persen. Namun, laju ekonomi saat ini masih terbilang tumbuh positif antara 4 persen dan 5 persen, walaupun mengalami pelambatan.

Selain persoalan tersebut, menurut Guntur, pelemahan rupiah pada 1998 juga didorong dengan sistem perbankan yang amburadul, ketika bank-bank melakukan pembiayaan terhadap grup bisnisnya sendiri secara berlebihan dengan dana yang diperoleh dari utang dalam mata uang asing.

"Sekarang, pertumbuhan perbankan memang sedang melambat. Namun, sistem perbankan sudah jauh lebih sehat, likuiditas cukup memadai, dan kredit macet cukup terkendali dengan baik. Kondisi tahun 1998 juga menggambarkan ketidakpastian politik yang sangat besar sebab terjadinya pergantian rezim pemerintahan otoriter," ucapnya.

Pelemahan rupiah saat ini lebih disebabkan oleh adanya spekulasi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika (The Fed) seiring mulai membaiknya perekonomian Negeri Paman Sam. Selain itu, banyaknya permintaan dollar AS untuk membayar utang, terutama pihak swasta, juga turut menekan rupiah.

Kini, nilai tukar rupiah terus terpuruk. Bahkan, rupiah di pasarspot sudah menembus level 13.500 per dollar AS. Pada awal perdagangan hari ini, data Bloomberg pada pukul 08.30 WIB menunjukkan bahwa mata uang Garuda berada di posisi 13.515 per dollar AS, lebih rendah dibandingkan penutupan kemarin pada 13.472.

Sementara itu, rupiah pada kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa kemarin berada di level 13.495 per dollar AS, dibandingkan sebelumnya di level 13.492. (Seno Tri Sulistiyono)

Editor: Erlangga Djumena
Sumber: Tribunnews.com

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/08/05/094300726/Ini.Perbedaan.Pelemahan.Rupiah.Saat.Ini.dengan.Tahun.1998?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Khlwp
0 Comments



Leave a Reply.

    News Archives

    January 2018
    December 2017
    November 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    October 2016
    September 2016
    August 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015

    News Categories

    All
    Ekonomi
    Entrepreneur
    Finance
    Hukum/Peraturan
    Human Resources
    Profile Inspirasi
    Technology
    Umkm
    Umum

    RSS Feed

    Picture
    try sociocaster