
Akan tetapi, siapa sangka Bowie adalah pioner yang membawa industri musik masuk ke pasar finansial dengan melakukan sekuritisasi royalti atas karya-karya yang diciptakannya.
Dalam hal ini, sekuritisasi adalah proses penjualan piutang royalti kepada pihak lain (dalam hal ini investor). Sehingga, Bowie menerima dana segar dari penjualan piutang tersebut.
Sementara, investor mendapatkan dana dari pihak-pihak yang membayar royalti atas karya Bowie yang dipakai.
Atas keberhasilannya itu, beberapa penyanyi lantas mengikuti jejaknya, antara lain James Brown, Rod Stewart, dan band Iron Maiden.
"'Bowie Bond' sama melejitnya dengan musiknya. Tidak hanya diikuti oleh musisin lain, namun obligasi ini merambah ke jenis aset lainnya," kata Rob Ford, Money Manager di TwentyFour Asset Management.
"Bowie Bond" dijual secara eksklusif kepada Prudential Insurance Co dan mendapatkan rating A3 dari Moody’s Investors Service.
Akan tetapi seiring dengan maraknya pembajakan melalui internet pada awal 2000an, rating tersebut anjlok menjadi Baa3, atau satu level di atas "obligasi sampah" (junk bond).
Terlepas dari itu semua, industri hiburan pun melakukan langkah yang sama. Tak hanya industri musik, namun juga film, paten farmasi, waralaba restoran, hingga komik Peanuts.
"Bowie telah mengubah pandangan tentang seni dan komersialisasi," ujar David Pullman, bankir yang mengatur sekuritisasi obligasi Bowie.
Tahun lalu, penjualan sekuritisasi semacam ini meningkat 21 persen di AS dan pertumbuhan sektor ini tumbuh lebih cepat dibandingkan penerbitan obligasi tradisional, menurut data Barclays Plc.
Volumenya pun meningkat 16 persen menjadi sekitar 40 miliardollar AS per November 2015.
Penulis: Sakina Rakhma Diah Setiawan
Editor: Bambang Priyo Jatmiko
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/01/14/050000526/David.Bowie.Sukses.Membawa.Industri.Hiburan.ke.Pasar.Finansial