JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) terus menggalakkan promosi produk unggulan daerah melalui pergelaran berbagai event nasional.
Selain itu, mengirimkan para nasabah sekaligus pengusaha Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dari berbagai sektor usaha untuk memperkenalkan dan menjual produk-produk UMKM unggulan daerah. Dalam kegiatan Expo BUMNDes Nusantara yang digelar oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dan Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat, Bank BRI mengikutsertakan 3 BUMNDes binaan dari daerah Jawa Tengah untuk ikut terjun langsung dan mempromosikan produk unggulannya serta menjual secara langsung produk-produk tersebut di lokasi acara. “Bank BRI terus melakukan pendampingan dan pembinaan kepada pengusaha UMKM di Indonesia baik yang telah tergabung dalam BUMDes maupun yang belum. Hal ini sebagai salah satu tanggung jawab Bank BRI untuk terus membangun bisnis UMKM yang berkelanjutan di Indonesia,“ ungkap Corporate Secretary Bank BRI Hari Siaga Amijarso melalui keterangan resmi, Minggu (14/5/2017). Adapun BUMDes binaan Bank BRI yang terlibat dalam.kegiatan tersebut yakni BUMDes Binangun yang berasal dari Kabupaten Rembang, BUMDes Romban Joyo dari Kabupaten Jepara, BUMDes Wiuna Utama dari Kabupaten Pemalang. BUMDes Binangun membawa produk unggulannya, yaitu Batik Lasem, BUMDes Romban Djoyo dengan kopi hasil fermentasinya yaitu Kopi Tempur dan keripik olahan, dan BUMDes Wiguna Utama memamerkan produk mangga unggulannya yaitu Mangga Istana yang selama ini menjadi pesanan rutin dari pihak Istana Negara. Saat ini BRI telah bekerja sama dengan lebih dari 4.050 BUMDes di seluruh Indonesia, di antaranya sekitar 755 BUMDes telah menjadi Agen BRILink Bank BRI. Selain mempromosikan dan menjual produk, acara ini juga diramaikan oleh aksi pesepeda dalam rangkaian acara Tour de Singgalang 2017 yang digelar bersamaan dengan acara BUMNDes Expo 2017 di Bukit Tinggi. Penulis: Pramdia Arhando Julianto Editor: M Fajar Marta Sumber:http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2017/05/14/170000626/bri.dorong.bumdes.kampanyekan.produk.unggulan.daerah
0 Comments
KARAWANG, KOMPAS.com - Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga meresmikan gerai pertama Tomikomart di Kawasan Galuh Mas, Kabupaten Karawang, Sabtu (13/5/2017).
Tomikomart adalah gerai milik PT Tomiko Mandiri Indonesia yang merupakan perusahaan bentukan Konsorsium Usaha Koperasi Karawang (KUKK). "Tinggal bagaimana caranya dari segi marketing agar ini didek atkan ke pasar," ujarnya. KUKK sendiri adalah induk dari 35 koperasi karyawan di Karawang. Jumlah anggota koperasi karyawan tersebut mencapai 75.000 orang. Tahun ini, PT Tomiko Mandiri Indonesia sendiri berencana membuka 20 gerai Tomikomart di Kota Karawang. Ditargetkan jumlah gerainya menjadi 35 pada 2018 mendatang sehingga setiap koperasi anggota KUKK memiliki garai masing-masing. Tomikomart tentu saja menambah pilihan gerai di Indonesia. Tak ayal kehadirannya juga bak "penantang" baru bagi gerai waralaba mapan layaknya Alfamart dan Indomaret. "Kami ada 75.000 anggota, kalau mereka bertransaksi semua di Tomikomart, mungkin Alfamart dan Indomaret tidak akan seleluasa sekarang," kata Direktur PT Tomiko Mandiri Indonesia Ihin Solihin. Peluncuran gerai pertama Tomikomart ini sekaligus meresmian PT Tomiko Mandiri Indonesia. Kabupaten Karawang sendiri adalah daerah percontohan koperasi di Indonesia. Hal itu tidak terlepas dari dibentuknya perusahaan oleh konsorsium koperasi Karawang dan kehadiran Tomikomart. PenulisYoga Sukmana EditorBambang Priyo Jatmiko Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2017/05/13/141156426/tomikomart.toko.korporasi.penantang.baru.gerai.ritel.mapan. JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop) AAGN Puspayoga menyatakan bahwa usaha kecil dan menengah (UKM) harus rajin mengikuti pameran di luar negeri agar bisa menembus pasar global.
Pemerintah dalam hal ini sejumlah kementerian termasuk Kemenkop dan UKM yang memiliki alokasi dana pameran, akan membantu UKM berpotensi untuk bisa berpartisipasi dalam sejumlah ajang pameran internasional. "Sekarang sedang dibahas dan diupayakan, bagaimana menyatukan dana pameran masing-masing kementrian untuk menjadi satu, sehingga akan lebih banyak UKM yang bisa ikut pameran di luar negeri, atau menyewa stand yang lebih besar untuk stand galeri Indonesia," ujar Puspayoga dalam pernyataan resmi, Sabtu (8/4/2017). Puspayoga menjelaskan, selain giat mengikuti pameran, para pelaku UKM harus pandai mengikuti tren global yang selalu berubah dari tahun ke tahun. "Bussiness follow the people, artinya kita harus mengikuti selera pasar," ujarnya. Menurut dia, para pembeli atau buyers dari luar negeri sangat menyukai produk-produk tangan (hand-made) dari Indonesia. Kemampuan menciptakan produk unik dan etnik ini yang lantas digabungkan dengan strategi pemasaran yang jitu lewat pameran, media online, harga yang bersaing dan pemilihan produk, menjadi kunci UKM menembus pasar global. Menyangkut pembiayaan, Puspayoga menekankan UKM untuk bisa mengakses skema pembiayaan yang disiapkan pemerintah. "Pemerintah sudah siapkan skema pembiayaan sesuai skala usaha UKM. Yang beroritentasi ekapor, ada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia), juga ada Kredit Usaha Rakyat (KUR), semua dengan bunga yang rendah hanya 9 persen," tutur Puspayoga. Untuk UKM skala mikro, juga sudah dibuatkan skema pembiayaan yaitu Kredit Ultra Mikro, dengan suku bunga hanya 4,5 persen. Penulis: Sakina Rakhma Diah Setiawan EditorAprillia Ika Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2017/04/08/212300626/agar.tembus.pasar.global.ukm.harus.rajin.ikut.pameran TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Perkembangan pasar perdagangan digital atau yang dikenal e-commerce tengah menggeliat di Indonesia. Selain ciri masyarakat Indonesia yang konsumtif, perkembangan e-commerce di Tanah Air juga ditopang dengan inovasi layanan berbelanja online yang mudah, cepat dan aman.
Dengan itu, e-commerce menjadi lahan empuk bagi pebisnis dan Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam ingin memasarkan produk dan menjaring konsumen. Salah satunya UKM binaan Kementerian Perdagangan yakni CV Elangindo Selaras yang memiliki produk pakaian muslim kaum hawa dengan merek dagang "allev". UKM ini telah merasakan manfaat pemasaran melalui e-commerce. "Kami telah masuk di e-commerce seperti zalora.co.id, blibli.com, mataharimall.com, blanja.com dan next ke pasarrayastore.com," ujar Umi Hani selaku pemilik CV Elangindo Selaras kepada Kompas.com di Indonesia Convention and Exhibition (ICE), BSD, Tangerang Selatan, Selasa (9/5/2017). Hani menceritakan, dirinya memulai bisnis fashion sejak tahun 2012, selama empat tahun berjalan produknya ia pasarkan secara offline dan online dengan skala kecil dengan website belanja pribadi. Manfaat E-Commerce Setelah mendapatkan binaan dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada 2016, ia baru masuk ranah e-commerce dalam menjual produknya. "Binaan Kemendag baru banget dari tahun 2016, karena produksi dari tahun 2012, sampai 2016 benar-benar sendiri, marketingnya sendiri, dan 2016 ikut binaan Kemendag," ungkapnya. Dia menjelaskan, dengan binaan pemerintah tersebut pihaknya bersama UKM lainnya baru memulai bekerja sama dengan e-commerce dalam memasarkan produk. "Kalau yang mataharimall.com bareng-bareng ikut dengan UKM binaan Kemendag, kalau (e-commerce) yang lain saya masukan produk sendiri," jelas Hani. Hani menuturkan, UKM miliknya mampu memproduksi busana muslim wanita mulai dari hijab hingga gamis mencapai 2.000 pieces (pcs) per bulan. "Per bulan produksinya 2.000 pcs, kalau selarang agak turun jadi sekitar 1.000 pcs," paparnya. Menurut Hani, dengan perkembangan teknologi yang begitu masif, pemasaran via e-commerce tidak bisa dianggap remeh, selain mendatangkan omzet yang besar, pemasaran via e-commerce jug memberikan kemudahan dari sisi pemasaran. "Saya merasa besar banget manfaatnya pemasaran di e-commercekarena kalau sekarang buka toko biayanya juga tinggi, dan secara penjualan toko offline juga tidak seramai online, mungkin karena trennya orang lebih suka belanja online, penjualan sekarang onlinepegang 70 persen, offline 30 persen," katanya. Hani mengungkapkan, dengan pemasaran via e-commerce, usaha yang ia geluti sejak 2012 mengalami kenaikan omzet sebanyak 20 persen. "Omzet nominalnya UKM, kalau dari Zalora saja diatas Rp 25 juta per bulan, dan Zalora tertinggi dibanding e-commerce lain, kalau total sekitar Rp 100 juta keatas per bulan, dan konveksinya masih skala kecil, paling 8 orang" ungkapnya. Dirinya berharap, dengan mendekatnya bulan Ramdhan dan Idul Fitri 2017 ada peningkatan pemesanan yang signifikan. Dari sisi harga, Hani mengatakan, semua produk busana yang ia jual berdasarkan jenis dan tipe bahan yang digunakan. "Hijab harganya mulai dari Rp 100.000 sampai Rp 300.000, tapi semua terganting model dan bahan," tutur Hani. Untuk bekerja sama dengan pihak e-commerce, lanjut Hani, tidak ada kendala yang dihadapi, caranya dengan mengisi formulir online pada website e-commerce, meng-upload foto produk yang ingin dipasarkan, kemudian menunggu tindak lanjut dari pihak e-commerce. "Jadi awalnya saya tanya-tanya, saya datangi bawa produk saya. Syaratnya apply online, ada form online di websitenya, kita isi informasi dan juga upload foto produk, nanti langsung bertemu dengan pihak e-commercenya," pungkasnya. PenulisPramdia Arhando Julianto EditorAprillia Ika Sumber:http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2017/05/10/070000226/rambah.pemasaran.online.ukm.ini.raup.untung.rp.100.juta.per.bulan 21/4/2017 0 Comments Desa Wisata Tumbuhkan UMKMMetrotvnews.com, Jambi: Gubernur Jambi Zumi Zola mengatakan, pengembangan desa wisata khususnya di Jambi berkaitan erat dengan tumbuh kembangnya Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat.
"UMKM dapat menekan angka pengangguran serta dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan Insha Allah akan dapat menekan angka kemiskinan," kata Zola dikutip dari Antara, Rabu 19 April 2017 Dia menjelaskan, setiap daerah mempunyai potensi masing-masing. Seperti di Kabupaten Muarojambi yang mempunyai potensi wilayah untuk destinasi wisata Candi Muarojambi yang tidak dimiliki oleh daerah lain. "Belum lagi kita bicara masalah duku, belum lagi kita bicara masalah potensi nanas dan potensi pertanian lainnya di Kabupaten Muarojambi ini. Dengan UMKM, kita dorong itu semua yang berpotensi menjadi pendapatan masyarakat," katanya. Menurutnya, potensi-potensi yang ada di Kabupaten Muarojambi tersebut tentu juga memiliki kendala-kendala seperti SDM, keterbatasan modal serta keterbatasan teknologi. Salah satu solusi untuk menjawab kendala-kendala itu Pemprov Jambi menggandeng Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "OJK yang membawahi jasa keuangan se-Jambi yang salah satu fungsinya adalah apabila masyarakat yang ingin membutuhkan dana untuk modal bisa datang ke kantor OJK atau ke bank-bank pemerintah yang juga bisa meminjamkan dana," kata Zola. Selain itu, dirinya berharap agar setiap bank yang memiliki dana CSR bisa lebih fokus lagi agar bantuan yang diberikan tersebut dapat betul-betul bermanfaat untuk masyarakat. "Misalkan setiap bank bertanggung jawab untuk dapat membina satu desa, contohnya seperti di Candi Muarojambi ini, mudah-mudahan ada ditunjuk nanti bank tertentu yang bertanggung jawab untuk dapat membina UMKM untuk desa di kawasan Candi Muarojambi ini," jelas dia. Dikatakannya lagi, pembinaan dan pengembangan UMKM menjadi salah satu program yang diprioritaskan oleh Pemprov Jambi, karena melalui pembinaan UMKM terbukti sangat bermanfaat bagi perekonomian masyarakat. Zola mengungkapkan bahwa bulan Mei mendatang Pemprov Jambi akan mengadakan lagi Festival Candi Muarojambi yang waktunya bertepatan dengan Hari Waisak, hal ini semata-mata adalah untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan pedagang khususnya di Candi Muarojambi. (SAW) ![]() DENPASAR KOMPAS.com - Salah satu upaya untuk mendukung pengendalian inflasi adalah peningkatan produksi komoditas bahan pangan, khususnya penyumbang utama inflasi. Sejalan dengan itu, Bank Indonesia memperkenalkan budi daya pertanian organik untuk komoditas padi, cabai, bawang merah dan daging sapi dengan pendekatan kelompok UMKM. Dalam rangka pengembangan ekonomi lokal berbasis pemberdayaan perempuan juga dikembangkan UMKM Tenun Khas Bali, yaitu Tenun Endek Gianyar dan Buleleng, Cepuk dan Rang-Rang Nusa Penida serta Songket Khas Jembrana. "Sebagaimana kita ketahui bersama, permasalahan umum yang dihadapi UMKM antara lain keterbatasan dalam bidang produksi, baik segi kualitas maupun kontinuitas, pemasaran produk dan pembiayaan," kata Kepala Perwakikan Bank Indonesia Provinsi Bali, Causan Iman Karana, Denpasar, Bali, Jumat (23/9/2016). Causan juga menyampaikan bahwa data Dinas Koperasi Provinsi Bali pada tahun 2015, jumlah UMKM mencapai 61.648 UMKM formal seluruh Bali. UMKM ini merupakan pilar yang turut mendukung perekonomian Bali selama ini yang ditopang oleh industri pariwisata. Selama ini, industri pariwisata di Bali dimotori oleh tiga sektor usaha terbesar yaitu akomodasi makanan dan minuman dengan pangsa sebesar 23 persen, pertanian sebesar 15 persen dan konstruksi sebesar 9 persen. "UMKM punya peranan dalam pertumbuhan ekonomi baik daerah maupun nasional. UMKM dinilai lebih tahan menghadapi krisis dibanding usaha besar bahkan konglomerat," tambahnya. Setiap tahun terdapat 10 juta kunjungan wisatawan yang terdiri dari mancanegara sebanyak 4 juta orang dan wisatawan domestik sebanyak 6 juta orang. Penulis: Kontributor Denpasar, Sri Lestari Editor: Bambang Priyo Jatmiko ![]() JAKARTA, KOMPAS.com - Di masa kini, perkembangan perusahaan rintisan atau startup layanan keuangan berbasis teknologi informasi alias Fintech kian pesat di Indonesia. Modalku, sebuah Fintech yang kini tengah berkembang, berusaha membantu Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk memperoleh modal. CEO dan Co-founder Modalku, Reynold Wijaya menjelaskan Modalku sudah setahun hadir di Indonesia. Saat ini, Modalku sudah memberikan pembiayaan sekira Rp 13 miliar kepada lebih dari 50 UKM di Indonesia. "Saat ini masih di Jabodetabek dan Bandung. Akan tetapi, kita ingin ekspansi juga ke kota-kota lainnya," kata Reynold kepadaKompas.com pada acara Indonesia Fintech Festival & Conference pekan ini. Reynold menjelaskan, kehadiran Modalku diharapkan juga bisa mendorong terwujudnya inklusi keuangan. Modalku memberikan pinjaman modal antara Rp 5 juta sampai Rp 1 miliar. Yang unik, Modalku menjembatani investor yang ingin memberikan pinjaman modal dengan UKM yang memberikan modal. Reynold menjelaskan, saat ini model tersebut berjalan lancar, terbukti dari belum ada kegagalan bayar dari peminjam. "Kami buat juga bisnis dengan transparan supaya bisa memperoleh kepercayaan. Pemberi pinjaman bisa siapa saja, kami akan memperlihatkan penilaiannya, kami site visit ke UKM, dan ada tim collection," jelas Reynold. Modalku pun telah bekerja sama dengan Bank Sinarmas dan memperoleh nilai kerja sama Rp 10 miliar. Menurut dia, Modalku tidak menutup kemungkinan untuk menjalin kerja sama dengan bank lainnya. Adapun syarat UKM yang dapat memperoleh modal adalah setidaknya sudah beroperasi selama setahun. Selain itu, UKM tersebut pun harus mempunyai pembukuan yang baik. "Kami juga baru memperoleh (investasi) Rp 100 miliar. Ini akan kami gunakan untuk ekspansi," jelas Reynold. Kehadiran fintech yang memberi akses permodalan seperti Modalku dinilai tidak akan mengganggu bisnis perbankan. Pasalnya, fintech akan menggarap bisnis yang tidak bisa seluruhnya digarap oleh bank. "Bank menjangkau masyarakat yang unbanked menjadi bankable. Eksposur bank terlalu besar kalau mau mau merangkul semua," ungkap Reynold. Penulis: Sakina Rakhma Diah Setiawan Editor: Bambang Priyo Jatmiko ![]() JAKARTA, KOMPAS.com - Guna memberikan akses pasar dan sarana promosi terhadap Usaha Kecil Menengah (UKM), Kementerian Koperasi dan UKM melalui Lembaga Layanan Pemasaran (LLP) kerap menggelar acara pameran dan juga event-event yang memasarkan produk-produk UKM. Seperti hari ini, Kamis (1/9/2016), Kemenkop menggelar acara "Pesona Kain Etnik Nusantara" di Gedung Smesco Jakarta yang melibatkan para komunitas pecinta kain etnik dan 38 disainer karya-karya batik tradisional. Direktur Utama Lembaga Layanan Pemasaran (LLP) Kemenkop Ahmad Zabadi mengatakan bahwa Gallery UKM Smesco akan menjadi pusat desain para desainer Indonesia. "Dari Smesco akan lahir tren-tren fesyen berbasis heritage Indonesia, dan bernuansa budaya Nusantara. Selain itu, kita juga ingin masyarakat khususnya kalangan generasi muda awaremenggunakan kain nusantara. Dengan begitu, kita turut meningkatkan kapasitas UKM-UKM kita, selain memelihara budaya kain etnik," kata Zabadi di Smesco Jakarta, Kamis (1/9/2016). Zabadi memastikan bahwa event-event seperti pameran merupakan hal yang rutin dilakukan. "Hampir setiap minggu kami menggelar event yang menunjukkan bahwa UKM kita juga memiliki keunggulan. Tujuannya, agar masyarakat cinta produk UKM Indonesia. Yang jelas, kami akan selalu memfasilitasi event-event yang berkaitan dengan pemberdayaan produk-produk UKM agar menjadi tuan rumah di negeri sendiri," imbuh Zabadi. Dia menambahkan, saat ini sudah ada 2000 UKM yang telah memasarkan produknya di Smesco. "Kami terus melakukan capacity building untuk UKM di seluruh Indonesia, dengan sekitar 90.000 produk UKM hasil kurasi yang ada di Galeri kami. Untuk yang belum lolos kurasi, kami terus melakukan pendampingan," pungkas Zabadi. Sementara itu, Lembaga Layanan Pemasaran (LLP) Kemenkop merupakan Badan Layanan Umum (BLU) di bawah Kemenkop yang bertugas memberikan layanan informasi pasar, pelaksanaan layanan sarana pemasaran, dan pelaksanaan layanan promosi produk. Penulis: Pramdia Arhando Julianto Editor: M Fajar Marta 30/12/2015 0 Comments Kemitraan Astra dan UMKM untuk Jaga Perekonomian Nasional Tumbuh Berkelanjutan![]() KOMPAS.com – Sebagai negara emerging market, Indonesia selalu dibayangi oleh volatilitas nilai tukar. Kondisi ini membuat perekonomian nasional cukup rentan jika sewaktu-waktu nilai tukar rupiah loyo. Langkah Federal Reserve yang terus menaikkan suku bunga acuannya bisa saja direspon oleh pemilik dana dengan melakukan konversi ke mata uang dollar AS. Akibatnya, nilai tukar rupiah terpuruk hingga menyentuh kisaran Rp 14.700 per dollar AS. Kondisi ini sempat memunculkan kekhawatiran di kalangan pelaku usaha dan pemerintah jika nilai tukar rupiah terus melemah hingga level Rp 15.000 per dollar AS. 26/11/2015 0 Comments JK Geram Bunga KUR Masih Tinggi![]() JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyoroti biaya sektor keuangan yang masih tinggi. Menurut JK, dalam memperkuat perekonomian nasional, pemerintah berkewajiban mendukung dan memperbaiki sektor usaha kecil menengah (UKM). Namun, ia merasa geram lantaran bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) masih tinggi. Pasalnya, bunga KUR saat ini lebih tinggi ketimbang bunga sektor korporasi. |
News Archives
August 2021
News CategoriesAll Ekonomi Entrepreneur Finance Hukum/Peraturan Human Resources Profile Inspirasi Technology Umkm Umum |