KONTAN.CO.ID - Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik kapitalisasi pasar modal tahun ini bisa tembus ke angka Rp 6.500 triliun. Akhir pekan lalu, kapitalisasi pasar modal Indonesia yakni Rp 6.482 triliun. Artinya, BEI harus memenuhi Rp 18 triliun lagi.
Salah satu cara untuk menggenjot kapitalisasi pasar yakni dengan menambah perusahaan tercatat. Bukan hanya lewat perusahaan kelas kakap ataupun menengah. Namun, potensi tersebut justru bisa hadir lewat perusahaan belum besar atau UMKM. "Jadi nanti IPO di papan pengembangan harusnya bisa men-trigger UMKM untuk bisa menambah market caps di pasar modal," kata Arwani Pranajaya, Chief Investment Papillon Group kepada KONTAN di BEI, Senin (28/8). Menurutnya, dengan menggeonjot UMKM masuk ke pasar modal akan memberikan pengaruh yang signifikan. Dia menambahkan, syarat yang ada dalam papan pengembangan, juga tidak seketat pada papan utama. Sebagai catatan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Juli lalu sudah memberikan stimulus dengan adanya Peraturan OJK (POJK) mengenai penawaran umum perusahaan skala kecil dan menengah, yakni berupa POJK Nomer 53 dan 54/POJK.04 tahun 2017. Dalam aturan POJK tersebut mendefinisikan perusahaan kecil, sebagai perusahaan yang memiliki aset maksimal Rp 50 miliar. Sedangkan perusahaan menengah memiliki aset Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar. Perusahaan kecil, memiliki periode laporan keuangan 1 tahun atau sejak berdiri, sedangkan perusahaan menengah yakni 2 tahun atau sejak berdiri. Reporter: Dede Suprayitno Editor: Dupla Kartini Sumber: http://investasi.kontan.co.id/news/ipo-umkm-bisa-mendongkrak-market-caps
3 Comments
KONTAN.CO.ID - Pemerintah akan segera menurunkan pajak final bagi pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM). Jika saat ini UMKM dikenakan pajak final 1% dari omzet per tahun, akan diturunkan menjadi 0,25% dari omzetnya.
Rencana ini akan tertuang dalam revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak dengan peredaran bruto tertentu. Sesuai PP 46/2013 pajak UMKM bersifat final sebesar 1% dan berlaku bagi UMKM dengan omzet maksimal Rp 4,8 miliar dalam setahun. Asisten Deputi Pembiayaan Non-Bank dan Perpajakan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Soeprapto menyebut, melalui revisi PP tersebut, pajak penghasilan UMKM akan diturunkan menjadi 0,25%. "Tinggal rapat kabinet mungkin. Ini sudah dibahas bersama Menteri Koordinator Perekonomian. Tinggal bagaimana diserahkan ke presiden," kata Soeprapto usai penandatanganan memorandum of understanding aplikasi perpajakan di Hotel Ayana Midplaza Jakarta, Selasa, (29/8). Selain tarif, Soeprapto menambahkan, definisi peredaran bruto juga akan diperjelas. Ini bertujuan agar peredaran bruto yang dikenai pajak penghasilan telah memperhitungkan biaya yang dikeluarkan ataupun laba yang didapatkan. "Bagaimana kalau ada return. Kan biasanya tahu-tahu tidak laku orang jualan. Diperjelas di situ," ujarnya. Menurut Soeprapto, dengan peredaran bruto yang tidak terdefinisi, maka terkadang apabila pengusaha rugi, mereka akan tetap keluar uang untuk bayar pajak lantaran PPh yang dipatok final. "Yang belum selesai peredaran bruto ini, kadang kalau sudah bayar pajak final, bagaimana kalau dia merugi? Ini masih agak alot," terangnya. Oleh karena itu, pemerintah berupaya memperkuat definisi dari peredaran bruto ini, "Kalau tidak didefinisikan dengan baik, (tarif) 0,01% juga percuma," kata dia. Dalam RAPBN 2018, pemerintah telah memasukkan rencana penurunan PPh UMKM. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara sebelumnya bilang, selain aspek PPh, pemerintah juga akan memastikan kemudahan peraturan pajak pertambahan nilai (PPN). Dengan tarif murah dan perhitungan sederhana, diharapkan bisa mendongkrak kesadaran UMKM bayar pajak. Reporter: Ghina Ghaliya Quddus Editor : Sanny CiciliaPENATAAN UMKM Sumber: http://nasional.kontan.co.id/news/pajak-final-umkm-turun-menjadi-025 Tags UMKM JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia merupakan negara dengan pasar e-commerce terbesar se-Asia Tenggara. Hanya saja, e-commercedipandang belum dapat mengangkat produk-produk usaha kecil menengah ( UKM) lokal.
E-commerce disebut lebih menyenangi menjual produk-produk impor. Benarkah demikian? "Jawabannya begini, jangan dipisahkan bahwa kami ini berdagang barang yang sudah ada di sini juga. Oh iya memang ada barang yang belum ada, tidak ada di sini, kami perdagangkan juga," kata Aulia E Marinto, Ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), Rabu (16/8/2017). Sama halnya jika datang ke mal atau pusat perbelanjaan. Tak sedikit outlet atau ritel asing yang menjajakan dagangan di Indonesia. Ia mengatakan, justru saat inilah menjadi momen yang tepat untuk membawa UKM lokal dapat lebih terakselerasi. Pelaku UKM, kata dia, harus dapat diperkenalkan dengan teknologi. Dengan demikian, pelaku UKM dapat memanfaatkan teknologi, khususnya media sosial untuk berdagang. "Ini akan menghasilkan kehidupan buat si individunya. Boleh saja mereka enggak berada di market place yang highend, tapi mereka menggerakan ekonomi," kata Aulia. Permasalahannya, hingga kini, belum diketahui angka pasti terkait jumlah pelaku UKM yang sudah memanfaatkan teknologi. Apakah melalui media WhatsApp, Instagram, Facebook, dan lain-lain. Hal ini merupakan tugas berat bagi pihaknya. Sebab, ada sekitar 100 juta orang pengguna media sosial. "Sekarang kami mau tanya ke teman-teman yang buka (e-commerce), berapa banyak nih UKM Indonesia yang menggunakan platform Anda, laporkan ke pemerintah. Biar tahu betapa orang itu hidup dari media sosial dan menghasilkan kehidupan baru di situ," kata Aulia. Penulis: Kurnia Sari Aziza Editor: Aprillia Ika Sumber: http://ekonomi.kompas.com/read/2017/08/17/110030326/apa-benar-e-commerce-senang-jual-produk-impor-ketimbang-ukm-lokal- JAKARTA, KOMPAS.com - Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM) merupakan kunci penciptaan sumber ekonomi baru di Indonesia. Potensi yang dimiliki UMKM pun dapat mendukung penyerapan tenaga kerja khususnya perempuan.
Gubernur Bank Indonesia ( BI) Agus DW Martowardojo pun menyatalan, UMKM dapat meningkatkan potensi budaya dan pariwisata Indonesia sekaligus menjaga kelestarian citra budaya daerah. Untuk itu, pengembangan UMKM membutuhkan komitmen dan dukungan seluruh pihak terkait. Agus menuturkan, UMKM memiliki peran penting bagi perekonomian Indonesia. Dengan sumbangan yang besar kepada pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja dan ekspor, UMKM selalu menjadi prioritas bagi berbagai kementerian, lembaga dan pihak-pihak terkait lainnya. "UMKM pun dipercaya memiliki ketahanan ekonomi atau resiliensi yang tinggi, sehingga dapat menjadi penopang bagi stabilitas sistem keuangan dan stabilitas perekonomian. Untuk itulah, BI terus mendukung upaya pemerintah dalam pengembangan UMKM," jelas Agus pada acara Karya Kreatif Indonesia, Jumat (18/8/2017). Karya Kreatif Indonesia merupakan pameran kerajinan UMKM Binaan BI dari berbagai pelosok Indonesia. Pameran diharapkan dapat memperkenalkan masyarakat kepada karya-karya anak bangsa yang memiliki keindahan dan keunikan tersendiri serta memiliki nilai budaya tinggi. "Dengan berbagai kegiatan yang bertujuan mendorong dan meningkatkan UMKM, KKI 2017 pun diharapkan dapat berkontribusi meningkatkan kecintaan masyarakat kepada produk UMKM dalam negeri," imbuh Agus. KKI 2017 diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC) pada hari ini hingga Minggu (20/8/2017). Terdapat 47 stan UMKM unggulan yang memamerkan produk kain tradisional, pun terdapat stan produk aksesoris dan kuliner khas Indonesia. Penulis: Sakina Rakhma Diah Setiawan Editor: Aprillia Ika Sumber: http://ekonomi.kompas.com/read/2017/08/18/131057026/sumber-ekonomi-baru-indonesia-ada-di-tangan-umkm SEMARANG, KOMPAS.com - Badan Ekonomi Kreatif ( Bekraf) memfasilitasi kegiatan usaha kecil dan menengah untuk berkembang lebih tinggi. Agar naik kelas, para pelaku UMKM diajak meningkatkan pengetahuan dan keterampilan usaha secara kreatif.
Salah satu upaya itu dilakukan dengan pembukaan Seri Kelas Keuangan (SKK) kepada para pelaku usaha kecil di Kota Semarang, Rabu (26/7/2017). "Kami lakukan peningkatan skil UKM kreatif. Di beberapa kota, kegiatan memberikan bimbingan teknis. Kami juga mempertemukan pelaku UMKM dengan perbankan," ujar Deputi Akses Permodalan Bekraf Fadjar Hutomo, Rabu (26/7/2017) siang. Para pelaku usaha kecil diajarkan untuk mampu mengelola keuangan. Selama ini, pengelolaan keuangan kerap bermasalah karena tercampurnya uang usaha dan uang pribadi. Akibatnya, usaha kecil sulit berkembang. Sementara soal akses permodalan untuk pengembangan usaha, Bekraf menyediakan jalan dengan pelatihan permodalan, perencanaan bisnis dan pengelolaan keuangan. Sejumlah pakar memberi bekal pengetahuan dan skil untuk 100 pelaku usaha itu. Mereka dibekali pengalaman dari konsultan bisnis QM Finansial Ligwina Hartanto dan CEO Juliao Nyoman Luthfi. Selain itu, ada juga angggota komisi X DPR RI Yayuk Basuki. Yayuk sendiri memberikan testimoni soal bagaimana legislatif untuk pengembangan ekonomi kreatif. Menurut dia, industri kreatif potensial berkembang jika didorong dengan pengembangan yang tepat. "Industri kreatif di Jateng di beberapa daerah potensial. Di Kendal misalnya yang saya lihat kerajinan tangan," ujar Yayuk. Penulis: Kontributor Semarang, Nazar Nurdin Editor: Aprillia IkaSumber: http://ekonomi.kompas.com/read/2017/07/26/191816526/agar-naik-kelas-bekraf-ajari-pelaku-umkm-usaha-kreatif JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram menekankan pentingnya Usaha Mikro Kecil Menengah ( UMKM) memanfaatkan keberadaan media sosial (medsos) untuk meningkatkan kinerja penjualan produknya.
Menurut Agus, dengan memanfaatkan media sosial maka hambatan jarak, ruang dan waktu, serta harga barang, bisa tereliminir. Selain itu, UKM juga tidak lagi membutuhkan ruang yang besar untuk memajang produknya. "Jarak juga tidak menjadi hambatan untuk mengirim barang, karena sudah banyak perusahaan jasa kurir untuk mengantar barang dengan harga yang murah dan cepat sampai ke konsumen. Jangkauan pemasaran pun bisa mendunia. Tenaga kerja juga bisa dimanfaatkan dengan efektif dan efisien," kata Agus pada acara workshop bertema Pentingnya Sosial Media Untuk UMKM Dalam Meningkatkan Penjualan, di Jakarta, Senin (31/7/2017). Oleh karena itu, Agus berharap para pelaku UMKM di Indonesia sudah mulai melangkah mempromosikan dan menjual produknya melalui media sosial agar tidak tergilas zaman. " Media sosial hanyalah sebagai alat. Kita harus tetap memiliki pengetahuan dasar yang kuat dalam berbisnis," kata Agus. Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kemenkop dan UKM I Wayan Dipta mengatakan, ada yang perlu diperhatikan oleh pelaku usaha sebelum memperkenalkan produknya di dunia digital. "Sebelum merilis produk ke pasaran, sebaiknya mengurus hak cipta dan mereknya agar tidak dijiplak pihak lain. Terutama bagi UMKM dengan produk kreatifnya", ungkap Wayan. Dengan itu, saat ini Kemenkop telah bekerja sama dengan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia terkait dengan pengurusan hak cipta kepada pelaku UMKM dan tidak dipungut biaya. Peluang CEO Young On Top Billy Boen, mengungkapkan bahwa ada perubahan perilaku konsumen saat ini dari era konvensional kepada era digital, dimana 84 persen konsumen membeli barang karena media sosial baik itu Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, dan Line. "Sayang sekali bila UMKM tidak memanfaatkan media sosial untuk meningkatkan penjualan produknya," kata Billy yang juga menkadi Founder & CEO GDIlab.com. Menurut Billy, manfaat media sosial diantaranya meningkatkan jangkauan dan eksposur (brand awareness), berinteraksi dengan follower (engagement), dan dapat memberikan berikan solusi kepada follower (selling). "Jadi, dalam media sosial itu selling nomor tiga, setelah brand awareness dan engagement. Baru kemudian akan menciptakan apa yang dinamakan brand loyality," pungkas Billy. Penulis: Pramdia Arhando Julianto Editor: Muhammad Fajar Marta Sumber: http://ekonomi.kompas.com/read/2017/07/31/230406026/umkm-harus-mampu-manfaatkan-media-sosial SEMARANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowomenyebut dapat keluhan dari pedagang oleh-oleh dan pelaku UMKM terkait penurunan pendapatan mereka.
Para pedagang resah lantaran omzet mereka turun. Salah satu faktornya karena pembangunan jalan tol. "Pedagang batik dan telur asin di Pantura banyak mengeluh omzetnya turun," kata Ganjar, di Semarang, Sabtu (1/7/2017). Menurut Ganjar, para pedagang mengeluhkan sepinya dagangan mereka karena adanya pembangunan jalan tol. Pihak pengelola jalan tol diminta untuk mengakomodasi pedagang lokal untuk menampilkan dagangnya mereka di tempat peristirahatan atau rest area. "Kalau bisa jualan di rest area mungkin akan membantu mereka. Saya sudah usulkan ke menteri PU karena ini kompensasi kita pada masyarakat," tambahnya. Pedagang, kata dia, perlu diberikan dukungan untuk dapat masuk di rest area. Jika mereka harus bersaing dengan retail besar, pedagang kecil tentunya akan kalah bersaing. Ganjar pun berharap pemerintah daerah tingkat kota dan kabupaten dapat menerbitkan regulasi yang mengatur porsi dagangan rest area.Produk lokal dan pelaku UMKM harus mendapat tempat di rest area. "Pemda bisa atur pakai regulasi, misalnya 30 persen untuk pedagang dan UMKM kan bisa. Sewa di rest area juga tidak boleh mahal," ujarnya. Ganjar pun berharap rest area di jalan tol dapat didesain menjadi tempat wisata. Dengan begitu, akan banyak pengendara yang melintas dan harapannya dapat menggiatkan perekonomian. Penulis: Kontributor Semarang, Nazar Nurdin Editor: Fidel Ali Sumber: http://regional.kompas.com/read/2017/07/01/21441621/ganjar.minta.rest.area.di.jalan.tol.akomodasi.umkm.dan.pedagang.lokal. JAKARTA, KOMPAS.com - Daerah Khusus Ibukota Jakarta siap menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuaan tingkat menteri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ( UMKM) se-Asia.
Presiden International Council for Small Business (ICSB) Indonesia Hermawan Kartajaya mengatakan, melalui penyelenggaraan pertemuan tingkat menteri UMKM se-Asia di Jakarta diharapkan mampu menjadikan Jakarta sebagai pusat penyusunan kebijakanUMKM di Asia. "Ini adalah inisiatif Indonesia yang disetujui anggota ICSB dari Asia untuk menyelenggarakan suatu ajang tingkat menteri UMKM se-Asia. Diharapkan ini akan menjadikan Jakarta sebagai think-tank hub of MSMEs Policy Making," ujar Hermawan Kartajaya melalui keterangan resmi, Kamis (29/6/2017). Ia menjelaskan, berdasarkan inisiatif yang telah dicanangkan, penyelenggaraan The First Miniserial Open Forum (MOF) perdana akan digelar di Jakarta pada 7 hingga 8 Mei 2018 di mal Kota Kasablanka. Menurutnya, konferensi yang akan dipimpin Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga merupakan agenda yang sangat penting. Pasalnya, para pembuat kebijakan akan dapat saling bertukar pikiran dan pengalaman terkait UMKM di Asia. "Menteri Koperasi dan UKM RI akan menjadi host sekaligus Chair dari lertemuan antar-Menteri se-Asia ini," kata pria yang juga Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM itu. Ia menambahkan, rencananya program baru itu akan dibuat tiap tahun dengan tempat permanen atau menetap di Jakarta. "Dengan demikian Jakarta akan menjadi semacam pusat penyusunan kebijakan terkait UMKM di Asia," katanya. Hermawan sekaligus meminta dukungan seluruh pemangku kepentingan terkait UMKM di Indonesia untuk mendukung Jakarta sebagai pusat penyusunan kebijakan UMKM yang paling diperhitungkan baik di Asia maupun dunia. Penulis: Pramdia Arhando Julianto Editor: Aprillia Ika Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2017/06/29/180000126/jakarta.bersiap.menjadi.pusat.penyusunan.kebijakan.umkm.asia JAKARTA - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) AAGN Puspayoga meminta pemerintah daerah di seluruh Indonesia mendukung pengembangan UKM di daerah, terutama yang memiliki potensi destinasi pariwisata. Hal ini agar pelaku UKM memiliki sarana pemasaran bagi produk yang dihasilkannya.
"Apalagi Sulawesi Utara yang memiliki potensi wisata terbesar kedua di Indonesia setelah Bali. Pariwisata tanpa kehadiran UKM juga akan kering," ujar Puspayoga dalam keterangan tertulis, Sabtu (3/6/2017). Puspayoga melanjutkan, agar destinasi wisata semakin banyak dikunjungi turis, semua pihak harus mampu memelihara kearifan budaya lokal. "Di sini peran UKM sangat diperlukan. Hal itu bisa ditunjukkan dengan kehadiran kuliner khas daerah, handycraft, keindahan alam yang dimiliki masing-masing daerah, dan sebagainya," ungkapnya. Puspayoga mengatakan, dukungan dari pemerintah daerah juga penting agar pemasaran UKM di wilayah destinasi wisata. "Salah satunya menyangkut hak cipta produk UKM agar tidak dijiplak orang lain. Pemerintah daerah harus lebih giat menjaga menjaga hak cipta produk UKM dan hak merek bagi pelaku kuliner di daerahnya," tuturnya. Deputi Bidang Pengembangan SDM Kemenkop dan UKM Prakoso BS menambahkan, Kemenkop dan UKM terus mengadakan program pelatihan peningkatan kapasitas SDM KUMKM. Salah satunya diselenggarakan di wilayah Sulawesi Utara. "Wilayah ini merupakan tujuan wisata unggulan yang banyak didatangi turis, terlebih wisatawan mancanegara. Pelatihan ini diikuti sekitar 500 orang dan akan difokuskan pada kewirausahaan di wilayah destinasi wisata," ujarnya. Menurut dia, bila satu wilayah memiliki destinasi wisata, maka UKM disana akan hidup. Oleh karena itu, pihaknya akan concern pada beberapa hal, yaitu pelatihan kewirausahaan, sosialisasi kewirausahaan, standar kompetensi pelaku usaha (pemandu wisata/guide dan homestay), serta pelatihan perkoperasian. "Kita melihat bahwa pusat oleh-oleh khas Sulawesi Utara masih kurang. Sedangkan jumlah turis semakin meningkat dengan banyaknya penerbangan langsung ke Manado. Dengan pelatihan ini diharapkan pusat oleh-oleh dan cinderamata khas Sulut akan lebih terkelola dengan baik," jelas Prakoso. Prakoso melanjutkan, para peserta pelatihan akan digodok terkait teknik kemasan produk, hingga cara memasarkan produk. Selain itu, para peserta juga dilatih agar bisa mengangkat dan mengembangkan potensi kearifan budaya lokal, di mana Sulawesi Utara memiliki banyak potensi daerah yang bisa dikembangkan. Sedangkan terkait pelatihan perkoperasian, Prakoso berharap bahwa para individu yang sudah memiliki unit usaha itu segera membentuk atau tergabung dalam sebuah wadah koperasi. "Banyak manfaat yang bisa didapatkan dari berkoperasi. Di koperasi, mereka bisa belajar macam-macam, diantaranya bagaimana mengelola usaha secara benar, bagaimana cara menciptakan jaringan pemasaran bagi produknya, hingga bagaimana mendapatkan permodalan bagi pengembangan usaha," paparnya. Prakoso menambahkan, setelah mendapat pelatihan selama tiga hari, peserta yang bagus bisa mendapatkan akses bantuan permodalan dari Kemenkop UKM lewat program Wirausaha Pemula (WP) dengan maksimal permodalan Rp10 juta melalui pengajuan e-proposal. Sementara untuk pelaku usaha yang ingin meningkatkan usahanya atau naik kelas, bisa mengakses kredit usaha rakyat (KUR) dan dana bergulir dari LPDB-KUMKM. "Itulah pentingnya para UKM tergabung dalam sebuah koperasi sehingga semua itu bisa dijalankan melalui koperasi termasuk pengadaan bahan baku. Sehingga nantinya pengembangan kewirausahaan di Sulawesi Utara juga bakal memiliki dampak positif bagi perekonomian pedesaan," tandasnya. (ven) Sumber: https://ekbis.sindonews.com/read/1210341/34/pengembangan-ukm-harus-hadir-dalam-destinasi-pariwisata-1496420936 JAKARTA. Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menjalin kerjasama dengan sejumlah bank pelat merah / BUMN untuk memfasilitasi pembiayaan kepada industri kreatif.
Deputi Akses Permodalan Bekraf, Fadjar Hutomo mengatakan saat ini bank yang telah diajak kerja sama antara lain PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank BNI Syariah, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), PT Bank BRI Syariah dan PT Mandiri Tbk. Fadjar mengatakan, kerjasama yang dilakukan adalah sebatas mempertemukan para pelaku industri kreatif dengan industri perbankan. "Untuk kerjasama ini masih sebatas pengelolaan keuangan bagi syariah maupun konvensional. Karena penyaluran itu lebih dilakukan oleh bank itu sendiri," kata Fadjar kepada KONTAN, Rabu (8/3). Sebagai contoh saja, Bekraf mencatat hingga akhir tahun 2016 sejumlah bank yang aktif menyalurkan kredit ke industri kreatif antara lain BNI sekitar Rp 500 miliar Kredit Usaha Rakyat (KUR) ke sektor ekonomi kreatif. "Kalau BRI itu malah sudah Rp 3 triliun - Rp 4 triliun (KUR) yang sudah disalurkan ke ekonomi kreatif," ujarnya. Wakil Kepala Divisi Bisnis Usaha Kecil BNI, Bambang Setyatmojo mengatakan pihaknya pun sudah menyalurkan pembiayaan ke sektor kreatif di luar KUR. "Untuk segmen UMKM ke sektor ekonomi kreatif per Februari 2017 BNI sudah salurkan Rp 2,5 triliun," ujar Bambang. Selain itu, BRI Syariah juga mengamini bahwa pihaknya dalam waktu dekat akan mulai menyalurkan pembiayaan kepada usaha kreatif binaan BEKRAF, khususnya yang berbasis syariah. "Kita sudah ada rencana pembiayaan ke usaha kreatif binaan BEKRAF, nantinya pembiayaan tersebut masuk ke segmen mikro BRI Syariah," ujar Sekretaris Perusahaan BRI Syariah, Indri Tri Handayani. Secara terpisah, Wakil Kepala Bekraf Ricky Joseph Pesik menyebut bank plat merah yang tercatat melaporkan penyaluran kredit ke sektor ekonomi kreatif cukup besar adalah Bank Mandiri. "Bank Mandiri sudah Rp 4 triliun ke 16 subsektor ekonomi kreatif. Mungkin BRI sebentar lagi (di luar KUR)," katanya. Ke-16 subsektor ekonomi kreatif itu adalah aplikasi dan pengembangan game, arsitektur dan desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fesyen, film, animasi video, fotografi, kriya (kerajinan tangan), kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, televisi dan radio. "Tapi mayoritas masih di fesyen, kriya dan kuliner," katanya. Sebagai informasi saja, sebelumnya pada akhir Februari 2017 lalu Bekraf telah menggelar program Bekraf Financial Club yang bertujuan untuk meningkatkan permodalan bagi pelaku ekonomi kreatif. Fadjar menyebut, diharapkan lewat program tersebut perbankan dapat memahami karakteristik bisnis serta potensi ekonomi di setiap sub sektor. Selain itu, pada November 2016 Bekraf juga telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 500 miliar yang disebut Dana Ekonomi Kreatif (DEKRAF) sebagai akses permodalan industri kreatif. Diharapkan dana tersebut dapat tuntas terserap pada tahun ini. "Skemanya melalui pembiayaan perbankan konvensional maupun syariah," ujarnya. Reporter Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang Editor Adi WikantoINDUSTRI KREATIF Sumber:http://peluangusaha.kontan.co.id/news/umkm-kreatif-semakin-mudah-dapat-kredit-modal-bank |
News Archives
August 2021
News CategoriesAll Ekonomi Entrepreneur Finance Hukum/Peraturan Human Resources Profile Inspirasi Technology Umkm Umum |