KOMPAS.com - Usia muda identik dengan masa produktivitas yang menggairahkan. Begitu selesai menyelesaikan pendidikan, anak muda akan memasuki dunia kerja yang memberikan tantangan berbeda.
Peralihan status dari semula anak sekolahan yang belum mandiri, masih mengandalkan pemenuhan kebutuhan finansial dari orangtua, lalu menjadi seorang pekerja yang bisa mendapatkan uang sendiri, juga melahirkan cerita tersendiri. Tidak jarang pekerja pemula atau first jobber terjebak euforia memiliki penghasilan sendiri. Akhirnya, para pekerja usia muda ini melakukan banyak kesalahan pengelolaan keuangan. Bila. Anda saat ini termasuk pekerja muda dan tidak ingin hasil kerja keras habis tidak berbekas, hindari 5 blunder keuangan berikut ini: 1. Tidak memiliki pengaturan gaji Kesalahan umum yang dilakukan para pekerja muda adalah, tidak melakukan pengaturan gaji sama sekali. Ketika mendapatkan gaji, mereka membiarkan begitu saja uang mereka di rekening bank dan membelanjakannya tanpa rencana. Kebiasaan seperti ini jelas tidak baik dan sering menjadi awal mula masalah finansial yang pelik. Biasakan mengatur gaji setiap kali penghasilan masuk. Misalnya, dengan mengatur gaji menjadi tiga bagian utama, yaitu untuk biaya hidup, untuk tabungan hari depan dan untuk membayar utang. 2. Hanya menabung sisa penghasilan Ini juga kesalahan yang paling banyak terjadi. Menabung untuk kebutuhan hari depan idealnya dilakukan di awal penerimaan, bukan di akhir bulan. Bila Anda alokasikan uang untuk menabung hanya dari penghasilan yang tersisa di akhir bulan, bisa dipastikan nilai yang Anda tabung hanya sedikit karena risiko lebih dulu habis untuk keperluan lain, lebih besar. Supaya blunder ini tidak berlanjut, Anda perlu memaksa diri mengalokasikan penghasilan untuk tabungan di awal penerimaan gaji. Berapa besarnya? Paling tidak 20 persen dari penghasilan, alokasikan untuk tabungan hari depan. Bukalah rekening tabungan rencana atau rekening investasi lain. 3. Tidak memiliki tujuan keuangan Blunder finansial berikut yang sering dilakukan oleh pekerja pemula adalah menjalankan hidup tanpa tujuan keuangan tertentu. Akhirnya, penghasilan pun dibelanjakan tanpa rencana dan pengaturan yang sadar. Milikilah tujuan keuangan yang jelas agar penghasilan yang Anda bisa membangun konsistensi dan kedisiplinan menabung. Tujuan keuangan yang tepat di masa-masa awal bekerja antara lain, rencana liburan, rencana biaya pernikahan, rencana pembelian rumah pertama, dan lain sebagainya. 4. Terjebak gaya hidup Ada euforia tersendiri yang biasanya dialami oleh para pekerja di masa awal karir mereka, yaitu euforia memiliki pendapatan sendiri. Memiliki pendapatan sendiri melahirkan perasaan bebas untuk memakainya untuk apapun yang menjadi keinginan. Di sini, jebakan gaya hidup bisa menjadi pangkal masalah finansial. Penghasilan justru banyak habis untuk membiayai pengeluaran gaya hidup seperti nongkrong atau hangout, membeli gadget mahal, liburan tanpa perencanaan, dan lain sebagainya. Menikmati gaya hidup dengan penghasilan sendiri adalah sah-sah saja. Hanya, pastikan penghasilan Anda tidak hanya habis untuk hura-hura semata. Supaya terkendali, biasakan membuat alokasi anggaran khusus untuk keperluan gaya hidup. Dan pastikan juga pengeluaran gaya hidup tersebut tidak menganggu tujuan keuangan yang lebih penting. 5. Tidak waspada dengan utang Blunder keuangan dari jebakan gaya hidup biasanya berujung pada ketidakwaspadaan terhadap utang. Karena menuruti tuntutan gaya hidup yang acapkali tiada habis, banyak pekerja pemula yang tidak segan membiayainya memakai kartu kredit. Pemakaian kartu kredit tanpa kecermatan hanya akan menjadi masalah. Kartu kredit bisa sangat bermanfaat hanya bila Anda menggunakannya dengan jeli dan bijak. Supaya tidak menjadi kesalahan finansial yang kian memburuk, perlakukan kartu kredit sebagai alat transaksi saja sesuai kemampuan pembayaran kamu. Bayar penuh tagihan kartu kredit dan batasi utang kartu kredit dengan beban cicilan maksimal 15 persen dari penghasilan rutin Anda. Editor: Bambang Priyo Jatmiko Sumber: HaloMoney.co.id Sumber : http://ekonomi.kompas.com/read/2017/08/27/123000926/5-blunder-keuangan-pekerja-usia-muda-yang-sebabkan-hasil-kerja-tidak
0 Comments
KONTAN.CO.ID - Tidak pernah terbersit sedikit pun di benak Luna untuk pensiun dini ketika bergabung jadi karyawan di salah satu bank swasta pada 2011 silam. Tapi, perempuan 32 tahun ini tidak bisa lagi memendam mimpi untuk tinggal dan berkelana di negeri orang.
Setelah empat tahun bekerja sebagai bankir, Luna membulatkan tekad untuk berhenti bekerja dan mencari pengalaman hidup di Australia. Bulan pun jatuh dalam ribaan. Di saat yang sama, bank tempatnya bekerja menawarkan program pensiun dini ke semua karyawan. “Waktu itu, laba perusahaan sedang turun, jadi perusahaan menawarkan pensiun dini yang berlaku untuk semua karyawan, bahkan bagi karyawan baru,” kisah Luna. Menurutnya, banyak karyawan yang menerima tawaran tersebut mengingat nilai pesangon yang besar. Kalau mengajukan pengunduran diri atau resign, besaran pesangon yang Luna terima tak sampai dua kali gaji. Sementara pesangon dari pensiun dini mencapai 11 kali gaji. “Tentu saja, saya ambil tawaran pensiun dini. Atasan saya waktu itu juga setuju,” kenangnya. Pensiun dini alis pendi. Istilah ini berlaku bagi orang-orang yang berhenti bekerja sebagai karyawan sebelum usia 55 tahun. Musababnya beragam, bisa keinginan sendiri atau terpaksa lantaran kebijakan perusahaan seperti yang dialami Luna. Apapun alasannya, sama seperti tujuan keuangan lainnya, pensiun dini pun harus dipersiapkan dengan matang. Jangan sampai menyesal tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari ketika sudah tak mendapat penghasilan rutin lagi. Melunasi utang Menurut Prita H. Ghozie, Perencana Keuangan Zap Finance, tidak ada usia yang ideal untuk pensiun dini. Selama anggaran untuk kebutuhan hidup bisa terpenuhi, patokan usia ideal untuk pensiun dini menjadi tidak relevan lagi. Tapi, berdasarkan pengamatan Prita, rata-rata usia pensiun dini ialah 45 tahun. “Alasan utama sebenarnya karena terpaksa terkait keputusan perusahaan,” kata dia. Umumnya aturan main tentang dana pensiun menetapkan usia 45 tahun sebagai masa seseorang sebagai karyawan bisa memulai pensiun dini. Di periode inilah sangat penting menghitung kebutuhan biaya hidup selama masa pensiun, sekaligus aset yang telah dimiliki. Menurut Prita, ada empat pertanyaan yang harus dijawab lebih dulu sebelum memutuskan pensiun dini. Pertama, apa kegiatan setelah pensiun? Kedua, berapa jumlah kewajiban yang masih harus dibayar? Ketiga, berapa jumlah tanggungan yang masih usia sekolah? Keempat, berapa biaya hidup sampai masa perkiraan hidup? Beragam pilihan menanti seseorang di masa pensiun. Anda bisa menikmati hidup dengan hanya mengelola keuangan, atau berbisnis agar tetap mendapatkan penghasilan. Tapi, beberapa orang tetap bekerja, baik bekerja sebagai karyawan tetap atau paruh waktu, setelah menerima tawaran pensiun dini dari perusahaan. Di antara pilihan itu, menurut Prita, pengelolaan keuangan yang sudah ada, lebih tepat dipilih lantaran tidak semua karyawan mampu memiliki usaha. Bahkan enggak semua orang bisa mengubah perilaku atau mindset dari karyawan menjadi pengusaha. Tapi, “Jika masih bisa produktif, jadi pengusaha lebih baik,” imbuh dia. Apa pun pilihannya, semua orang harus mampu mengelola keuangan dengan investasi. Ada sejumlah tahapan dalam mengelola keuangan sebelum memutuskan pensiun dini, yakni: evaluasi aset dan kewajiban, prioritas pengeluaran berdasarkan situasi rumahtangga, menghitung kebutuhan biaya hidup, serta menentukan alokasi aset investasi. Yang harus dicamkan, ada satu prinsip yang tak boleh dilanggar begitu memasuki pensiun, yakni melunasi utang. “Haram ketika pensiun tapi masih punya cicilan. Kalau mau pensiun dini, pastikan tak ada utang,” tegas Pandji Harsanto, perencana keuangan independen. Ketika mengambil tawaran pendi dari kantor, biasanya ada paket pensiun dini yang diberikan perusahaan, dikenal juga dengan golden shakehand. Nilainya bervariasi, tergantung lama bekerja, jabatan terakhir, dan kebijakan dari perusahaan. Pensiun dini juga memungkinkan seseorang memperoleh manfaat Program Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pensiun (JP) dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan. Dengan catatan, manfaat Program JP baru bisa Anda rasakan setelah membayar iuran rutin selama 15 tahun bekerja. Dana cadangan Masalahnya, banyak yang tidak paham memanfaatkan dan mengelola dana pensiun yang mereka dapat. Padahal, perencanaan dan persiapan pensiun sangat penting agar tetap sejahtera di masa pensiun. Untuk itu, utamakan penggunaan dana pensiun untuk melunasi seluruh utang. Menurut hitungan Pandji, saat pensiun, pengeluaran seseorang bisa berkurang 30%– 50%. Salah satunya karena cicilan sudah terbayar. Di samping itu, biaya transportasi dan sosialisasi juga jauh berkurang. “Setelah membayar utang, hitung, apakah sisa paket pensiun cukup untuk kebutuhan sehari-hari sampai akhir usia,” kata Pandji. Bila dana pendi yang ditawarkan tak cukup melunasi seluruh utang, sebaiknya Anda menunda pensiun dini. Soalnya, dengan ada beban utang, maka Anda tidak bisa menikmati masa pensiun dengan optimal. Kalau memang dana pendi dari perusahaan masih kurang, Anda bisa berpikir merintis bisnis sehingga tetap mendapat penghasilan setelah pensiun. Pandji menyebutkan, untuk memodali bisnis, pertama-tama gunakan sekitar 10% dari paket pensiun. Pasalnya, setelah bertahun-tahun menjadi karyawan, belum tentu seseorang langsung sukses ketika berbisnis. Maka, jangan habiskan paket pensiun sebagai modal bisnis karena terlalu berisiko. Tidak sedikit yang kesejahteraannya berkurang setelah pensiun dini. Sebab, paket pensiun dari perusahaan ludes dalam “sekejap”. Untuk menghindari hal ini, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan. Pertama, memupuk dana cadangan. Prinsipnya sama seperti orang yang masih bekerja. Untuk keluarga tanpa tanggungan anak, siapkan dana cadangan enam kali dari kebutuhan bulanan rumahtangga. Sedang untuk keluarga dengan satu anak, simpan dana darurat sebanyak sembilan kali. Jumlah ini naik jadi 12 kali bagi keluarga dengan dua anak. Kedua, berinvestasi. Setelah punya dana darurat, barulah Anda bisa berpikir untuk menginvestasikan dana yang ada. Para perencana keuangan menyarankan peserta pendi menempatkan dana di instrumen investasi yang resikonya kecil, meskipun imbal hasilnya relatif kecil. Contoh, deposito, reksadana pasar uang, logam mulia. Menurut Prita, Anda harus memaksimalkan aset investasi untuk menambah sumber penghasilan dan kekayaan sebagai modal pensiun. Anda bisa menempatkan sebagian dana di aset yang memberikan penghasilan pasif. Sisanya bisa Anda taruh di instrumen investasi yang cukup agresif. Contoh, sebagian dana pensiun Anda belikan properti yang berpotensi memberi penghasilan sewa, seperti rumah atau apartemen. Sebagian lagi dikelola di produk keuangan semisal reksadana untuk mengakumulasi potensi keuntungan. “Cermati perkembangan investasi setiap tahun, dan pastikan Anda memiliki dana darurat dalam jumlah ideal,” ujar Prita. Sudah mantap mau pendi? Reporter: Marantina Editor: S.S. Kurniawan Sumber: http://personalfinance.kontan.co.id/news/pensiun-dini-tak-cuma-soal-berani YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengusulkan wakaf dikelola untuk pembiayaan usaha rintisan atau startup, khususnya bagi wirausaha muslim.
Dengan demikian, hal ini, akan semakin banyak menciptakan wirausaha muda yang potensial. "Kita perlu startup. Ide saya, startup itu dihasilkan atau berasal dari hasil manajemen wakaf," kata Bambang, di Hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta, Kamis (24/8/2017). Bambang mengatakan, hal ini disampaikannya karena dia pernah bekerja di Islamic Development Bank (IDB). Di sana, dia mempelajari ilmu manajemen wakaf yang dilakukan oleh IDB dengan beberapa negara anggota, khususnya negara Timur Tengah dan Afrika Utara. Tanah wakaf di sana difungsikan sebagai universitas, rumah sakit, pertokoan, hotel, dan lain-lain. Syaratnya, pemakaian asetnya tetap harus menerapkan konsep syariah. "Yang paling penting, kenapa kita harus me-manage wakaf itu, idenya adalah supaya wakaf itu produktif, tanah menghasilkan sesuatu. Kalau kita menjalankan tanah wakaf sebagai rumah sakit, kalau dikelola dengan baik, pasti ada surplusnya," kata Bambang. Kemudian dia mendorong tanah wakaf itu dikelola untuk usaha startup. Menurut dia, banyak wirausaha muda yang tidak memiliki modal untuk membangun usaha tersebut. Jika pemerintah dapat menciptakan startup semakin banyak, maka akan semakin banyak menciptakan pengusaha muslim yang baru. Jika usaha itu semakin berkembang, maka bank syariah akan meminjamkan modal kepada para pengusaha muslim tersebut. Wirausaha-wirausaha itu akan menjadi nasabah baru bagi bank syariah. "Maka bank syariah ini tidak lagi seperti dulu, yang kasih pinjam ke komoditi, sawit, importir BBM. Kami ingin bank syariah secara organik tumbuh dari potensi pengusaha muslim masa depan," kata Bambang. Penulis; Kurnia Sari Aziza Editor: Aprillia Ika Sumber: http://ekonomi.kompas.com/read/2017/08/24/184215726/wakaf-diusulkan-jadi-modal-usaha-startup TAG: JAKARTA, KOMPAS.com - Pasca-pailit, Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Pandawa menggelar rapat kreditur perdana pada Selasa (15/8/2017).
Dalam rapat tersebut, tim kurator Koperasi Pandawa mencatatkan tagihan sebesar Rp 3,39 triliun. Jumlah tersebut menurun dari jumlah utang dalam proses penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) yang mencapai Rp 4 triliun. Mengutip Kontan, Rabu (16/8/2017), anggota tim kurator Koperasi Pandawa Anggiat Marulitua Sinurat mengatakan, pihaknya sudah melakukan praverifikasi. "Dalam praverifikasi, para kreditur yang mendaftar mencapai sebesar Rp 3,32 triliun dari 39.068 kreditur," ungkapnya, Selasa (15/8/2017). Sementara itu, pihaknya juga masih mencatat tagihan 772 kreditur dengan total Rp 73,72 miliar yang terlambat mengajukan tagihan. Anggiat bilang, memang kreditur yang mendaftarkan tidak sebanyak PKPU terdahulu. "Saya juga belum bisa memastikan apa penyebabnya. Mungkin para kreditur memilih jalur lain untuk pengembalian uang mereka," tambahnya. Dia menyebutkan saat PKPU, Koperasi Pandawa tercatat memiliki utang mencapai Rp 3,11 triliun dari 28.489 kreditur yang mayoritas merupakan nasabah koperasi. Jumlah tagihan itu membesar karena ada 8.009 nasabah lain dengan total tagihan Rp 959,56 miliar yang tidak masuk daftar kreditur PKPU karena telat mendaftarkan tagihannya. Lebih jauh, tim kurator telah menginventarisasi sejumlah aset milik Koperasi Pandawa dan Nuryanto. Salah satu aset yang telah diinventarisir berupa tanah, bangunan, sejumlah rekening bank dan kendaraan. "Untuk tanah kami ada lebih dari 10 bidang yang terletak di berbagai daerah seperti Pemalang, Indramayu, Sukabumi, dan Cirebon," ungkapnya. Sementara untuk rekening ada beberapa atas nama debitur seperti di Bank Mandiri dan Bank BCA. "Untuk nilainya variatif ada yang nilainya hanya Rp 800.000, Rp 1 juta, dan Rp 10 juta," tambahnya. Sayangnya, kuasa hukum Koperasi Pandawa M Herdiyan Saksono Z dan Nuryanto tidak hadir dalam rapat kreditur tersebut. Pihak debitur sendiri tak ada perwakilan dalam rapat kreditur ini. Sebelumnya, Koperasi Pandawa dan Nuryanto dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Pailit ini lantaran Koperasi Pandawa tak ajukan proposal damai. Editor: Bambang Priyo Jatmiko Sumber: KONTAN, http://ekonomi.kompas.com/read/2017/08/16/082425226/pailit-tagihan-ke-koperasi-pandawa-jadi-rp-3-39-triliun TAG: JAKARTA, KOMPAS.com - Memiliki daya beli yang kuat berarti Anda memiliki penghasilan yang memadai untuk membiayai aneka ragam kebutuhan dan pengeluaran. Daya beli disokong oleh besar penghasilan baik penghasilan rutin atau penghasilan variabel.
Nah, supaya daya beli terus terjaga, hal utama yang perlu Anda pikirkan adalah bagaimana agar penghasilan tidak tergerus oleh penurunan nilai uang atau inflasi. Nah, berikut ini 4 pilihan langkah yang bisa Anda ambil untuk melawan inflasi agar daya beli tetap terjaga: 1.Berinvestasi Salah satu cara efektif melawan inflasi adalah dengan menginvestasikan penghasilan Anda di produk keuangan. Dengan berinvestasi di produk keuangan yang bisa menghasilkan nilai lebih tinggi daripada tingkat inflasi, Anda bisa menjaga daya beli di masa mendatang. Misalnya, inflasi rata-rata mencapai 10% per tahun. Anda perlu menempatkan sebagian penghasilan di produk dengan imbal hasil di atas itu. Dengan demikian, nilai uang Anda bisa melampaui laju inflasi. 2.Berbisnis Memutar penghasilan saat ini menjadi modal bisnis juga bisa membantu Anda melawan penurunan nilai uang. Dengan catatan, bisnis Anda memang menguntungkan. Nilai pengembangan uang sebagai modal usaha bahkan bisa berkali lipat ketimbang hanya menaruhnya di produk investasi ritel. Anda bisa fokus memilih bisnis yang relatif mudah dijalankan dan pasarnya terbuka lebar. Misalnya, bisnis seputar kuliner. Bila menguntungkan, penghasilan Anda otomatis meningkat dan memperkuat daya beli. 3.Berhemat Anda bisa tetap menjaga daya beli di masa mendatang, Anda perlu ingat agenda berhemat. Berhemat tidak harus pelit, lho. Menjadi pebelanja yang bijak atau wise spender dengan memiliki prioritas konsumsi, akan membantu menjaga daya beli Anda. Misalnya, berhemat dari biaya rutin listrik atau air dengan lebih efisien menggunakannya, berhemat dengan memanfaatkan promo diskon untuk berbelanja lebih hemat, dan lain sebagainya. Nah, uang yang berhasil Anda hemat bisa Anda investasikan di produk yang bisa membantu Anda melawan inflasi. Misalnya, untuk membeli emas sebagai simpanan masa depan. 4. Penghasilan sampingan Daya beli Anda bisa tetap kuat bila sumber penghasilan terjaga dan semakin meningkat. Jangan terlena dengan penghasilan yang ada saat ini. Manfaatkan usia produktif Anda untuk terus meningkatkan penghasilan, salah satunya dengan menjalankan usaha sampingan. Kemajuan teknologi dan perkembangan ekonomi digital bisa membantu Anda lebih mudah menjalankan bisnis sampingan. Hasil bisnis itu bisa Anda sisihkan menjadi modal bisnis atau diinvestasikan dalam bentuk lain sehingga nilai uang Anda tidak kalah oleh inflasi. Editor: Aprillia Ika Sumber: HaloMoney.co.id, http://ekonomi.kompas.com/read/2017/08/12/190000726/jalankan-4-hal-ini-agar-daya-beli-anda-terjaga KOMPAS.com - Rumor yang menyebutkan bahwa Grab mendapatkan sejumlah besar tambahan modal dari Didi Chuxing dan Softbankternyata benar adanya.
Awal pekan ini, Grab secara resmi mengumumkan investasi senilai 2 miliar dollar AS atau lebih dari Rp 26 triliun dari kedua investor asal China dan Jepang tersebut. Dalam keterangan tertulis yang diterima KompasTekno, Senin (24/7/2017), Grab memproyeksikan jumlah investasi dalam putaraan pendanaan terbaru itu bisa meningkat 500 juta dollar AS hingga mencapai 2,5 miliar dollar AS dengan tambahan dana dari investor lain, baik yang sudah menamam modal sebelumnya maupun investor baru. Investasi dari Didi Chuxing dan Softbank disebut merupakan pendanaan tunggal yang memecahkan rekor di Asia Tenggara. Nilai pendanaan tersebut dikatakan terbesar dalam sejarah perusahaan di Asia Tenggara. Valuasi Grab pun terdongkrak hingga lebih dari 6 miliar dollar AS, menurut informasi yang dirangkum KompasTekno dari TechCrunch. “Dengan dukungan mereka (Didi Chuxing dan Softbank), Grab akan menjadi pemimpin pasar yang tak terbantahkan di industri ride sharing, dan membangun GrabPay sebagai solusi pembayaran pilihan utama bagi masyarakat Asia Tenggara,” ujar Pendiri dan CEO Grab Anthony Tan dalam keterangan tertulis Grab. Dengan basis di Singapura, Grab beroperasi di tujuh negara wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Perusahaan ini belakangan memperkenalkan dan mendorong pengembangan layanan dompet digital GrabPay untuk memaksimalkan potensi pasarnya, terutama di Indonesia yang merupakan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Awal tahun ini Grab mengakuisisi Startup fintech Kudo setelah mengumumkan komitmen investasi 700 juta dollar AS di Indonesia. Langkah Grab terjun di ranah fintech mengikuti rival beratnya, Go-Jek, yang telah lebih dulu menawarkan solusi pembayaran serupa bertama Go Pay. Bulan lalu, Go-Jek memperoleh pendanaan senilai 1,2 miliar dollar AS dari Tencent. Penulis: Oik Yusuf Editor: Deliusno Sumber: TechCrunch, http://tekno.kompas.com/read/2017/07/24/11030637/pecah-rekor-grab-resmi-dapat-tambahan-modal-rp-26-triliun TANGERANG, KOMPAS.com - Garuda Indonesia membukukankerugian pada semester I tahun 2017 sebanyak 281,92 juta dollar AS atau Rp 3,66 triliun (kurs Rp 13.000).
Kerugian maskapai tersebut naik 343,33 persen dibandingkan semester I tahun 2016 sebesar 63,59 juta dollar AS atau Rp 826,6 miliar. Direktur Utama Garuda Indonesia, Pahala N Mansury mengatakan, kerugian tersebut salah satunya disebabkan biaya bahan bakar avtur yang membengkak pada semester I sebesar 571,1 juta dollar AS atau Rp 74,24 triliun. "Kalau dilihat dari profit, semester I belum menguntungkan. Kendala Kami masih biaya fuel (bahan bakar). Untuk semester I naiknya 36,5 persen dibandingkan tahun lalu," ujar Pahala saat konferensi pers di Kantor Garuda Indonesia Pusat, Tangerang, Kamis (27/8/2017). Mantan Direktur Keuangan Bank Mandiri ini menuturkan, kerugian tersebut juga disumbangkan dari pembayaran amnesti pajak sebesar 137 juta dollar AS atau Rp 1,78 triliun. "Selain itu Kami juga membayar denda ke pengadilan Australia sebesar 8 juta dollar AS atau Rp 104 miliar. Itu karena kasus persaingan tidak sehat kargo pada tahun 2012," jelas dia. Meski demikian, ungkap Pahala, perseroan mencatatkan pendapatan operasi pada semester I tahun 2017 sebesar 1,9 miliar dollar AS atau Rp 24,7 triliun. Nilai tersebut naik 7 persen dibandingkan tahun lalu. "Tingkat keterisian penumpang pada semester I juga naik tercatat 73,3 persen dibandingkan tahun lalu sebesar 70,8 persen," tambah dia. Penulis: Achmad Fauzi Editor: Muhammad Fajar Marta Sumber: http://ekonomi.kompas.com/read/2017/07/27/205144426/semester-i-2017-garuda-merugi-rp-3-66-triliun JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau menyatakan minatnya untuk menyalurkan pembiayaan kepada perusahaan berbasis teknologi.
Bukan hanya perusahaan financial technology ( Fintech), tetapi perusahaan-perusahaan startup atau rintisan, termasuk marketplace. Direktur Utama BNI Ahmad Baiquni mengatakan, saat ini sudah ada sekira 10 perusahaan berbasis teknologi yang dibiayai BNI. Ia memberi contoh antara lain perusahaan transportasi Go-Jek, Plug and Play, dan Tokopedia. "Karena kita, sekarang rencana kalau bisa dilaksanakan kenapa bisa tunggu tahun depan ya harus sekarang," kata Baiquni di kantornya di Jakarta, Rabu (5/7/2017). Menurut Baiquni, hingga akhir tahun BNI tidak menargetkan jumlah perusahaan teknologi yang akan dibiayai. Baiquni menyebut, selama perusahaan tersebut dinilai memiliki potensi yang bagus, maka BNI akan memberikan pembiayaan. "Kita win-win saja, tidak pakai (target) kuantitas. Sekarang era teknologinya cepat sekali, harus disiapkan infrastruktur kita sehingga ketika ada peluang kita bisa langsung jalan," ungkap Baiquni. Namun demikian, imbuh dia, BNI belum memiliki berencana membangun perusahaan modal ventura (venture capital) yang fokus membiayai perusahaan teknologi. Meski begitu, perseroan akan bekerja sama dengan perusahaan venture capital yang sudah ada. "Memang kita belum memiliki venture capital yang ada. Tapi kita bisa kerja sama dengan venture capital yang ada. Ini menarik, tidak yang paling utama itu dulu (kerja sama dengan venture capital yang ada)," jelas . Penulis: Sakina Rakhma Diah Setiawan Editor: Aprillia Ika Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2017/07/05/160000226/bni.incar.pembiayaan.untuk.fintech. JAKARTA, KOMPAS.com - Manajemen keuangan yang baik sangat diperlukan bila memiliki kekayaan harta yang berlimpah atau pas-pasan. Banyak hal yang bisa mempengaruhi Anda dalam kehidupan ini, salah satunya ialah teman sepergaulan.
Anda akan mendapat kesulitan untuk bisa mengelola keuangan dengan baik apabila menghabiskan waktu dengan orang yang salah. Perlu diketahui, kerabat dan lingkungan sekitar ternyata memiliki dampak yang besar bagi kebiasaan yang dilakukan sehari-hari, termasuk dalam mengelola keuangan. Tanpa disadari, ada beberapa tipe orang yang bisa mengancam keuangan. Bisa dari kelompok teman, pasangan atau anggota keluarga Anda. Oleh karena itu, Anda perlu waspada dan mengenali siapa saja mereka yang mungkin ada dalam kehidupan. Simak uraian mengenai orang-orang jenis ini di sini. 1. Kerabat yang Suka Meminjam Uang Anda perlu berhati-hati jika memiliki teman atau kerabat yang suka meminjam uang. Hari-hari mereka dipenuhi dengan cerita soal masalah keuangan mereka yang tidak kunjung membaik. Anda bisa saja menjadi sasaran mereka untuk meminjam uang guna menutupi kebutuhan mereka. Sesekali saja tidak ada salahnya jika meminjami mereka uang. Namun, bergaul dengan tipe orang seperti itu lama-kelamaan akan memberi kerugian. Kebiasaan mereka meminjam uang bisa saja tidak berhenti dilakukan. Belum lagi mereka yang tidak pasti bisa melunasi semua utangnya pada Anda. Padahal di satu sisi, Anda juga memiliki kebutuhan finansial yang harus dipenuhi. 2. Orang Matre Tipe orang kedua yang bisa membuat bangkrut yaitu tipe orang matre. Hindari sebisa mungkin untuk tidak bergaul apalagi berpasangan dengan tipe orang matre. Karena mereka tidak segan meminta uang kepada Anda guna memenuhi kebutuhannya. Bahkan mereka lebih tertarik pada berapa banyak kekayaan yang dimiliki daripada kepribadian Anda. Orang-orang matre cenderung konsumtif dan menyukai gaya hidup serba mewah dan praktis. Tentu tidak sedikit uang yang harus dikeluarkan. Bahkan cenderung boros dan tidak berpikir panjang. Jika memiliki teman dengan tipe matre, kemungkinan besar Anda juga akan tertarik dengan gaya hidup mereka yang serba boros. 3. Keluarga yang Tidak Bertanggung Jawab Anda juga perlu mewaspadai anggota keluarga yang tidak bertanggung jawab. Mereka yang memiliki sifat tidak bertanggung jawab hanya mau meminta bantuan finansial kepada Anda. Namun, sebaliknya ketika sedang mengalami masalah finansial, mereka justru mengabaikan begitu saja tidak mau memberi pertolongan. Ada pula yang telah diberi bantuan seperti pinjaman uang, tetapi pergi begitu saja tanpa mengembalikannya. Jika ada orang dengan tipe semacam itu dalam keluarga Anda, sebaiknya hindarinya agar tidak menimbulkan kerugian pada Anda di kemudian hari. 4. Pasangan Gila Belanja Tipe selanjutnya yang bisa menjerat Anda dalam masalah keuangan adalah pasangan yang gila belanja. Orang tipe ini dengan mudah meminta uang dalam jumlah yang besar kepada Anda. Bukan hanya isi kantong saja yang dapat terkuras habis, tetapi juga waktu karena harus menemani mereka belanja. Jika pasangan Anda adalah orang yang gila belanja, maka sebaiknya segeralah mengajak mereka untuk berdiskusi terkait keuangan. Jelaskanlah bahwa uang yang Anda miliki tidak hanya untuk kebutuhan saat ini, tetapi juga persiapan masa depan. Maka sangat penting untuk bersikap hemat. Bersikap Selektif Mulai saat ini Anda harus selektif dalam pergaulan jika tidak ingin mengalami kerugian, terutama soal finansial. Bukan memilih-milih teman, namun akan lebih baik jika berteman dekat dengan orang-orang yang baik dalam segi kepribadian maupun cara mereka mengelola keuangan atau gaya hidup. Ingatlah selalu bahwa dengan gaji atau uang bulanan saat ini, Anda harus bisa memenuhi seluruh kebutuhan hidup dan menyisihkan sebagiannya untuk ditabung. Tabungan itu sangat penting bukan hanya untuk masa depan, tetapi untuk kebutuhan tertentu yang tidak terduga dan memerlukan dana yang besar. Oleh karena itu, sangat penting bersikap hemat. Editor: Aprillia Ika Sumber: Cermati.com, http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2017/06/26/163000126/bergaul.dengan.tipe.orang.ini.bisa.bikin.anda.bangkrut JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mengklarifikasi terkait gagalnya transaksi dan hilangnya dana nasabah. Kedua kejadian tersebut terjadi pada Kamis kemarin (22/6/2017).
Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo menerangkan, hilangnya dana nasabah tersebut karena banyaknya transaksi yang terjadi di dalam sistem back office perseroan. Menurut dia, biasanya transaksi harian Bank Mandiri mencapai 20 juta sampai 30 juta transaksi per hari, namun pada Kamis (22/6/2017) kemarin hingga mencapai 50 juta transaksi per hari. Melonjaknya jumlah transaksi tersebut membuat sistem back officeBank Mandiri menjadi terkendala. "Kemarin tuh hari Kamis extra ordinary hampir 45 juta transaksi bahkan hampir 50 juta transaksi. Karena banyak gaji dan THR, kemudian orang-orang banyak pembayaran karena hari terakhir kan. Sehingga ada kendala di back office," ujar Kartika saat ditemui dalam "Open House" Menko Perekonomian Darmin Nasution di Jalan Widya Chandra IV, Jakarta, Senin (26/6/2017). Pria yang akrab disapa Tiko ini menuturkan, dari semua jumlah transaksi tersebut baru dua jenis transaksi yang telah terselesaikan yakni transaksi tunai dan transaksi antar bank. Sisanya, transaksi elektronik menggunakan Electronic Data Capture (EDC) sedang diproseskan. "Yang EDC sekarang emang lagi proses. Kalau untuk transaksi tunai dan antarbank semua sudah selesai. Jadi kita memang utamakan sebelum selesai lebaran yang terdebet sudah balik lagi ke backoffice sudah selesai semua," jelas dia. Dalam hal ini, Kartika membenarkan, adanya dana nasabah yang hilangnya saat melakukan transaksi. Dana nasabah ini hilang, juga dikarenakan banyaknya transaksi, sehingga menggangu sistem backoffice Bank Mandiri. "Iya itu (dana hilang) betul. Akan tetapi, besoknya udah Kami kembalikan. Jadi setelah ditarik tunai tidak keluar uangnya tapi terdebet, itu besoknya udah kita kreditkan lagi semua. Sebetulnya nilainya nggak terlalu banyak. Cuman berapa puluh miliar lah," pungkas dia. Penulis: Achmad Fauzi Editor: Aprillia Ika Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2017/06/26/164527626/banyaknya.transaksi.jadi.penyebab.dana.nasabah.bank.mandiri.hilang |
News Archives
August 2021
News CategoriesAll Ekonomi Entrepreneur Finance Hukum/Peraturan Human Resources Profile Inspirasi Technology Umkm Umum |