![]() KOMPAS.com — Perusahaan mana yang tidak ingin karyawannya setia, produktif, dan betah bekerja di kantor? Karena itulah, perusahaan yang baik dan sehat pasti berusaha menjaga iklim kerja dan semangat para karyawannya dengan memberikan tunjangan serta fasilitas terbaik bagi mereka. Hal ini pun dilakukan oleh perusahaan-perusahaan teknologi yang berbasis di Silicon Valley, California, AS. Salah satunya adalah Google.
0 Comments
24/12/2015 0 Comments Menghirup Wangi Bisnis "Roaster" Kopi![]() KOMPAS.com - Sebagai penghasil biji kopi terbesar keempat di dunia, tak heran Indonesia punya potensi besar untuk bisnis kopi. Banyak peluang usaha yang muncul dari kopi. Dari hulu, misalnya, peluang untuk bertanam kopi sudah tak diragukan lagi. Di hilir apalagi, banyak usaha yang muncul, mulai dari menjadi pemasok hingga mendirikan kedai kopi. Industri kopi memang berkembang pesat. Minum kopi saat ini sudah jadi bagian dari gaya hidup masyarakat. Perkembangan ini merambah ke dunia usaha. Tengok saja, kafe atau kedai kopi bertebaran di sejumlah sudut kota. Selain menyuguhkan suasana yang unik, menarik dan nyaman, mereka juga punya racikan kopi andalan. Pemasok kopi sangrai (roaster) juga menjadi peluang menjanjikan dengan menjamurnya kedai kopi ini. Namun, ada satu peluang yang tampaknya belum dilirik banyak orang, yakni membuat mesin sangrai kopi. Di banyak kedai kopi, Anda mungkin akan menemukan mesin yang berfungsi menggoreng kopi dari kopi mentah menjadi siap untuk digiling. Ternyata sudah ada beberapa pemain lokal yang memproduksi mesin sangrai tersebut. Pengamatan Kontan, setidaknya ada tiga merek roaster lokal yang saat ini beredar di pasaran. Ketiga merek itu ialah Froco, Uncle John, dan Feike. Tiga merek itu menyasar pangsa pasar yang berbeda pula. Ambil contoh merek Froco yang biasanya digunakan untuk menyangrai kopi dalam skala industrial. Sementara yang terakhir, Feike, menargetkan pasar menengah ke bawah. Produk roaster bermerek Feike ini dipasarkan dengan harga yang terjangkau. Pemilik Feike Roastery, William Edison, memang ingin mengisi kekosongan pada pasar roaster kopi. William bilang, kebanyakan produsen roaster menargetkan pasar kelas menengah ke atas, terutama untuk produk impor. Harga yang ditawarkan pun gila-gilaan, bisa mencapai miliaran rupiah untuk kapasitas puluhan kilogram. “Saya sengaja bikin dengan harga terjangkau supaya petani atau pelaku usaha mikro, kecil dan menengah bisa beli,” ujarnya. William mulai memproduksi mesin sangrai kopi sejak 2011. Hingga sekarang, ratusan mesin sudah berhasil ia jual. Bahkan, menurut pria kelahiran Bagansiapiapi, Riau, ini, pertumbuhan bisnisnya bisa mencapai 100 persen per tahun. Saat ini ia memproduksi mesin dengan kapasitas 1 kilogram (kg), 3 kg, 6 kg, dan 12 kg. Mesin berkapasitas 1 kg dibanderol dengan harga paling murah, yakni Rp 9,5 juta–Rp 16 juta per unit. Sementara yang paling mahal dibanderol Rp 125 juta per unit. “Harga jual itu hanya sepertiga dibandingkan harga produk impor dengan kualitas yang hampir sama,” klaim dia. Menurut William, beberapa tahun belakangan, masyarakat terbuka terhadap produk lokal, termasuk untuk mesin sangrai. Maklum, dari segi kualitas, ia bilang, banyak roaster yang sudah bisa bersaing dengan buatan luar negeri. Berdasarkan pengalaman William, peluang bagi pemain lokal untuk mengembangkan produk ini terbuka lebar. Selain petani dan pelaku UMKM, banyak pemilik kafe kopi di daerah yang menggunakan mesin buatannya. Saban bulan, William bisa menjual 10 unit mesin sangrai. Sementara, permintaan selalu bertumbuh. Namun, keterbatasan tenaga kerja membuat William tak bisa menyanggupi semua order yang datang kepadanya. Dari bisnis ini, pria yang berusia 31 tahun ini bisa meraup omzet di atas Rp 100 juta per bulan. Adapun laba bersih dari bisnis ini sebesar 30 persen. “Kami sengaja menekan harga agar banyak yang bisa beli,” tuturnya. Bengkel bubut Sebenarnya William secara tak sengaja terjun dalam bisnis mesin roaster. Pengalamannya bekerja di perusahaan kopi di Bali dan Toraja membuatnya tertarik membuka kedai kopi di Denpasar. Namun, ia kesulitan menemukan mesin sangrai dengan harga terjangkau. Ia lalu mengutarakan kesulitannya ini pada sang sepupu, Andryas. Lantas, keduanya sepakat membuat sendiri mesin sangrai. Andryas memang punya latar belakang teknik dan pernah merakit beberapa mesin. “Pengalaman saya di bidang kopi sedangkan sepupu di bidang teknis membuat kami klop,” katanya. William mengatakan, untuk terjun dalam bisnis ini memang harus punya sumber daya yang memahami teknik pembuatan mesin. Ia mengingatkan, tak mudah menemukan tenaga teknisi seperti ini. “Kebanyakan roaster dijual dengan harga mahal karena memang tak sembarangan teknisi yang mampu mengerjakan,” ucap dia. Ia dan Andryas butuh waktu 1,5 tahun untuk mengembangkan produk roaster Feike. Pada beberapa kali percobaan, ia mengaku sempat gagal. Akan tetapi, akhirnya ia bisa membuat mesin sangrai dengan standar yang ia mau. William berujar, roaster harus bisa menyangrai kopi kurang dari 20 menit dengan hasil kematangan yang merata. Ia pun langsung menggunakan mesin itu di kedai kopinya, One Bean, di Bali. Selama enam bulan, ia tak mengalami kendala dalam penggunaan. Setelah itu, ia percaya diri untuk memasarkan mesinnya. Untuk menghemat biaya pemasaran, William memasarkan sendiri produknya alias tidak melalui jalur agen. Ia memasarkan roaster Feike melalui situs di internet. William bilang, salah satu faktor yang membuat produknya dikenal lantaran pernah direkomendasikan oleh pakar kopi lewat situswww.cikopi.com. “Lantaran sudah direkomendasikan, orang-orang semakin percaya dengan kualitas produk saya,” tuturnya. Adapun proses pembuatan mesin roaster kopi, kata William, mirip seperti proses di bengkel bubut. Namun, ia punya strategi agar biaya produksi bisa ditekan. Dengan demikian, harga pun tak mahal. William memproduksi sendiri semua bagian atau onderdil mesinnya. Hanya dinamo dan blower yang ia beli. Bagian lain seperti drum atau pemanas dibuat sendiri. “Kalau beli, harganya bisa tiga kali lipat, jadi saya bikin saja,” sebut pria kelahiran 21 Februari 1984 ini. Ia menambahkan, bahan baku yang digunakan antara lain besi dan aluminium. Lempengan bahan itu dipotong terlebih dahulu, lalu dibentuk menjadi komponen mesin. Setelah jadi, ia pun merakit bagian-bagian yang sudah dibuat menjadi mesin. Proses terakhir ialah kontrol kualitas. Proses pembuatan berlangsung sekitar dua bulan. Dus, ia tak bisa menerima order yang waktunya mendadak. Pasalnya, karyawan bengkel William hingga saat ini hanya 10 orang. Bila sudah jadi, ia tinggal mengirimkan produknya. Klien William tersebar dari Aceh hingga Papua. Untuk pengiriman, ia mengandalkan jasa kargo. William bilang, ia tak kesulitan dalam pengiriman walaupun mesinnya berbobot ratusan kilogram. “Yang penting, saya sudah kemas dalam peti kayu sehingga aman,” ujar dia. Untuk layanan purna-jual, biasanya klien langsung menghubungi dia. Uniknya, mesin Feike memang beroperasi secara manual. Jadi, perawatan atau perbaikannya pun dilakukan secara manual. Rata-rata klien bisa memperbaiki sendiri bila ada baut yang lepas. Namun, kalau butuh pemasangan spare part, biasanya klien meminta bantuan teknisi bengkel setempat. Di masa mendatang, William berencana untuk mengekspor produknya ke negara tetangga. Selain itu, ia akan membentuk komunitas koki penyangrai kopi, terutama yang menggunakan produknya. Langkah ini diambil sebagai bentuk edukasi William untuk mengembangkan industri kopi dalam negeri. Pasalnya, menurut William, 60 persen kenikmatan dipengaruhi oleh kualitas tanaman kopi. Sisanya ialah kualitas mesin dan orang yang menyangrai kopi. “Mesin hanya medium, sementara kokinya itu yang justru memang memegang peranan penting, jadi harus saya edukasi,” imbuhnya. Anda suka kopi? Jangan cuma seruput kopinya, tapi juga hirup wangi aroma beragam bisnis seputar kopi. Editor: Erlangga Djumena Sumber: KONTAN http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/12/12/141500326/Menghirup.Wangi.Bisnis.Roaster.Kopi?page=1 23/12/2015 0 Comments Toshiba, Fujitsu dan Vaio Bergabung?![]() KOMPAS.com - Toshiba, Fujitsu dan Vaio dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk menggabungkan bisnis PC mereka ke dalam sebuah perusahaan baru. Ketiga perusahaan Negeri Samurai itu akan mulai mendiskusikan spesifik mengenai merger ini pada akhir Desember. Sebagaimana dikutip KompasTekno dari PC World, Jumat (4/12/2015), rencananya mereka akan meluncurkan brand baru hasil merger tersebut pada 1 April mendatang, bersamaan dengan awal tahun finansial Jepang. 22/12/2015 0 Comments Miliarder Wanita Makin Banyak![]() KOMPAS.com - Sebuah laporan terbaru melaporkan bahwa populasi miliarder wanita telah tumbuh sangat pesat, yakni mencapai 560 persen dalam kurun waktu dua dekade terakhir. Para wanita super kaya tersebut tidak hanya berasal dari Amerika Serikat atau Eropa, namun tersebar di seluruh dunia. Studi yang dihelat oleh UBS dan PricewaterhouseCoopers terhadap 1.300 orang miliarder tersebut menemukan bahwa kini ada rekor jumlah miliarder wanita di dunia, yakni 145 orang. Angka ini 6,5 kali lipat dibandingkan dengan hanya 22 orang pada tahun 1995 silam. Lebih lanjut, studi tersebut melaporkan bahwa para miliarder tersebut paling banyak menggeluti bisnis di bidang properti real estate, industri, dan kesehatan. Dari jumlah yang ada, sebanyak 80 persen miliarder wanita dunia berada di Amerika Serikat dan Eropa. Akan tetapi, para miliarder wanita di kedua kawasan tersebut memperoleh kekayaannya dari warisan. Para miliarder baru yang memperoleh kekayaan dari merintis bisnis meningkat di Asia, di mana lebih dari separuh miliarder wanita adalah seorang pengusaha generasi pertama. Jumlah miliarder pria yang kini tercatat sebanyak 1.202 orang mengalami perlambatan pertumbuhan. Meskipun demikian, jajaran miliarder global masih didominasi oleh kaum pria. Mereka menyumbang 90 persen populasi miliarder di seluruh dunia. "Ke depan, diprediksi semakin banyak wanita yang bergabung dalam jajaran miliarder, seiring dengan para anak perempuan didorong dan dilatih untuk berperan aktif dalam memimpin keluarga dan bisnis," tulis laporan tersebut. Secara umum, para orang super kaya dunia lebih cepat kaya ketimbang ekonomi global. Dalam dua dekade belakangan, kekayaan para miliarder meningkat 8 kali lipat menjadi 5,4 triliundollar AS pada tahun 2014, sementara PDB global tumbuh 3 kali lipat menjadi 77 triliun dollar AS. Penulis: Sakina Rakhma Diah Setiawan Editor: Erlangga Djumena http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/12/16/164700926/Miliarder.Wanita.Makin.Banyak ![]() KOMPAS.com - Zhou Qunfei terlahir dari keluarga yang miskin. Kala usia 15 tahun, dirinya memutuskan untuk keluar dari sekolah karena ketiadaan biaya. Namun kerja keras, telah merubah jalan hidup wanita yang lahir 45 tahun silam tersebut. Berdasarkan catatan Forbes, Zhou kini adalah pemilik kekayaan senilai 7,3 miliar dollar AS atau sekitar Rp 102,2 triliun (kurs RP 14.000 perdollar AS). Zhou Qunfei adalah pendiri Lens Technology, perusahaan pembuat layar sentuh (touchscreen) bagi industri ponsel pintar (smartphone). Sejumlah klien Lens Technology diantaranya Apple, Samsung, dan Huawei. 19/12/2015 0 Comments Kabar Gembira! Menhub Jonan Cabut Larangan, Persilakan Go-Jek dkk Tetap BeroperasiJakarta - Menhub Jonan mencabut larangan beroperasinya Go-Jek dkk. Jonan menegaskan, Kemenhub untuk sementara mempersilakan Go-Jek dkk beroperasi.
"Ojek dan transportasi umum berbasis aplikasi dipersilakan tetap beroperasi sebagai solusi sampai transportasi publik dapat terpenuhi dengan layak," kata Jonan di Jakarta, Jumat (18/12/2015). Jonan menjelaskan, sesuai UU 22 thn 2009, kendaraan roda dua tidak dimaksudkan untuk angkutan publik. Namun realitas di masyarakat menunjukkan adanya kesenjangan yang lebar antara kebutuhan transportasi publik dan kemampuan menyediakan angkutan publik yang layak dan memadai. "Kesenjangan itulah yang selama ini diisi oleh ojek, dan beberapa waktu terakhir oleh layanan transportasi berbasis aplikasi seperti Gojek dan lainnya," urai dia. "Terkait dengan aspek keselamatan di jalan raya yang menjadi perhatian utama pemerintah, dianjurkan untuk berkonsultasi dengan Korlantas Polri," tutup Jonan. (feb/dra) 15/12/2015 0 Comments Menanti Nasib Bisnis Yahoo..![]() SAN FRANCISCO, KOMPAS.com - Para Dewan Eksekutif Yahoo Inc berkumpul akhir pekan lalu untuk memutuskan nasib salah satu pionir perusahaan internet ini. Salah satu pilihan yang diambil oleh sembilan anggota dewan direksi adalah menjual bisnis inti Yahoo yang meliputi email, situs olahraga, serta teknologi iklan. Perusahaan yang bermarkas besar di Silicon Valley ini juga sedang mempertimbangkan apakah akan melanjutkan spin off sahamnya senilai 30 miliar dollar AS di perusahaan e-commerce China, Alibaba Group Holdings Ltd. Kelanjutan spin off bakal diputuskan pada akhir pekan ini. ![]() KOMPAS.com - Keuntungan bisa diperoleh dari kreasi dan kepandaian membaca pasar maupun kesempatan. Hal itu dibuktikan oleh Sholihin dan Ishaq Wahyudi. Kedua orang ini dengan jeli memanfaatkan dan mengolah barang-barang yang dianggap sudah tidak berguna lagi, sehingga menjadi sesuatu yang bernilai. Sholihin memulai pekerjaan sebagai perajin sandal pada tahun 2004 yang membuatnya memiliki keterampilan menjahit. ![]() KOMPAS.com — CEO Facebook Mark Zuckerberg menyuarakan dukungannya untuk kaum Muslim di seluruh dunia. Dia berjanji bahwa kaum Muslim mana pun tetap boleh menggunakan Facebook dan akan berjuang melindungi hak mereka. "Saya ingin menyuarakan dukungan saya terhadap kaum Muslim di komunitas kami dan seluruh dunia. Sebagai pemimpin Facebook, saya ingin Anda tahu bahwa kami selalu menerima Anda di sini dan akan memperjuangkan hak kalian," tulis suami Priscilla Chan itu dalam akun resminya. ![]() KOMPAS.com – Ada 140 perusahaan situs web belanja dan e-commerce meramaikan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) pada tahun ini. Berbeda dengan tahun-tahun lalu, Harbolnas pada 2015 tak hanya berlangsung sehari tetapi tiga hari. Diskon hingga lebih dari 80 persen pun bertebaran, selama Harbolnas berlangsung mulai Kamis (10/12/2015) sampai Sabtu (12/12/2015). Jumlah peserta pada tahun ini hampir dua kali lipat Harbolnas 2014 yang diikuti 78 perusahaan. Harbolnas memang waktu yang tepat untuk berbelanja. Namun, jangan tergesa-gesa. Belanja penuh diskon juga perlu persiapan. Beberapa "persiapan" berikut ini sebaiknya dilakukan agar tak kalap berbelanja untuk kemudian disesali: |
News Archives
August 2021
News CategoriesAll Ekonomi Entrepreneur Finance Hukum/Peraturan Human Resources Profile Inspirasi Technology Umkm Umum |