![]() KOMPAS.com - Michaelangelo "Mikey" Moran, salah satu pendiri Go-Jek resmi mengundurkan diri dari startup layanan transportasi berbasis aplikasi pada Selasa (18/10/2016). Menanggapi hal tersebut, CEO sekaligus rekan sesama pendiri Go-Jek Nadiem Makarim merasa kehilangan dan sedih. "Tentu saja hal ini merupakan keputusan besar yang membuat kami di Go-Jek, terutama saya, merasa sedih," kata Nadiem dalam keterangan tertulis yang diterima KompasTekno, Rabu (19/10/2016). "Namun (saya) mendukung sepenuhnya keputusan Mikey Moran untuk bisa melanjutkan hal yang selalu dia senangi di dunia seni dan hiburan," lanjut Nadiem. Memang selain berkiprah di dunia startup, Mikey juga dikenal aktif di dunia hiburan sebagai disk jockey (DJ), menggunakan nama panggung DJ Mikey. Menurut pria yang irit bicara ini, Mikey Moran memiliki jasa yang besar dalam perkembangan Go-Jek sejak pertama kali didirikan enam tahun lalu. Mikey merupakan perancang logo Go-Jek yang sekarang dipakai sebagai identitas perusahaan dan digunakan oleh ratusan ribu mitra driver Go-Jek. YouTubeCEO GoJek Nadiem Makarim dalam video yang mengajak pengemudi Grab dan UberMotor beralih ke GoJek. Mikey bersama dengan Nadiem Makarim mendirikan Go-Jek pada 2010 lalu. Berdua mereka merintis Go-Jek dari nol hingga kini perusahaan tersebut telah mendapat suntikan dana hingga triliunan rupiah. "Mikey pula yang mengawali pembangunan tim brand di Go-Jek hingga banyak dikenal oleh segala lapisan masyarakat," tulis Nadiem. Manajemen Go-Jek akan terus menghadirkan berbagai solusi untuk meningkatkan kesejahteraan mitra driver dan juga memudahkan kehidupan sehari-hari pelanggan. Selain itu, Mikey masih akan tetap menjalani peran strategis sebagai advisorbagi Go-Jek Indonesia. Mikey bukan satu-satunya orang penting Go-Jek yang hengkang dalam kurun satu bulan ini. Sebelumnya, Go-Jek juga ditinggal oleh Vice President of Technology Product Go-Jek, Alamanda Shantika Santoso. Ala, panggilan akrabnya, meninggalkan posisinya di Go-Jek pada awal Oktober lalu. Go-Jek juga sedang mendapat tekanan dari para pengemudinya yang menuntut perubahan dalam penghitungan sistem performa yang diterapkan. Minggu lalu, massa yang terdiri atas driver Go-Jek berunjuk rasa di depan kantor pusat Go-Jek menuntut perubahan penghitungan performa. Penulis: Reska K. Nistanto Editor: Reza Wahyudi
0 Comments
18/10/2016 0 Comments Go-Jek Ditinggal Salah Satu Pendirinya![]() JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu pendiri (co-founder) Go-Jek Michaelangelo Moran atau yang akrab dipanggil Mikey Moran mengundurkan diri dari startup penyedia layanan transportasi online tersebut. Pengumuman pengunduran diri Moran dibuat melalui akun Facebook pribadinya, Selasa (18/10/2016) sore ini. "Its been such an amazing 6 year journey, but with a sad and heavy heart, my time in GO-JEK has come to an end," demikian tulis Moran. "I would like to thank everyone who has helped me along the way, inside and outside of the company," imbuhnya. Moran bersama dengan Nadiem Makarim mendirikan Go-Jek pada 2010 lalu. Berdua mereka merintis Go-Jek dari nol hingga kini perusahaan tersebut telah mendapat suntikan dana hingga triliunan rupiah. Mundurnya Moran dari Go-Jek diakuinya sebagai pilihan yang sulit, namun ia percaya Go-Jek akan terus berkembang di tangan para petingi dan karyawannya. Belum diketahui ke mana Moran akan berlabuh selanjutnya. Ia juga menyatakan akan terus memberikan dukungannya kepada Go-Jek. KompasTekno telah berupaya menghubungi juru bicara Go-Jek Rindu Ragilia untuk mengonfirmasi kabar ini, namun belum mendapatkan jawaban. Moran bukan satu-satunya orang penting Go-Jek yang hengkang dalam kurun satu bulan ini. Sebelumnya, Go-Jek juga ditinggal oleh Vice President of Technology Product Go-Jek, Alamanda Shantika Santoso. Ala, panggilan akrabnya, meninggalkan posisinya di Go-Jek pada awal Oktober lalu. Go-Jek juga sedang mendapat tekanan dari para pengemudinya yang menuntut perubahan dalam penghitungan sistem performa yang diterapkan. Minggu lalu, massa yang terdiri atas driver Go-Jek berunjuk rasa di depan kantor pusat Go-Jek menuntut perubahan penghitungan performa. Penulis: Reska K. Nistanto Editor: Reza Wahyudi ![]() PASURUAN, KOMPAS.com - Membuka usaha merupakan salah satu solusi bagi anda untuk mendapatkan penghasilan setelah tidak lagi bekerja formal. Hal tersebut yang dilakukan oleh wanita asal Surabaya Wiwik Sundari yang memilih berwirausaha setelah dirinya tidak lagi bekerja formal. Wiwik merupakan mantan pekerja Sampoerna yang mendapat pelatihan wirausaha kerajinan tangan dari perusahaan tersebut. Berbekal pelatihan tersebut, dirinya pun membuka wirausaha dengan menjual jilbab lukis dan aksesorisnya yang diberi nama Wulan Collection. Usaha ini dirintisnya sejak dua tahun yang lalu dengan dibantu oleh suaminya. Awalnya, Wiwik hanya menjual aksesoris untuk jilbab. Namun, seiring berjalannya usaha tersebut, dirinya memikirkan untuk menjual jilbab, tetapi dengan model dan konsep yang berbeda. Akhirnya, tercetuslah ide jilbab lukis tersebut. "Awalnya saya hanya jual aksesoris seperti korsase untuk jilbab. Akhirnya, tercetus ide untuk juga menjual jilbab lukis. Sehingga sampai sekarang saya jual jilbab lukis," ujar Wiwik saat ditemui di Pusat Pelatihan Kewirausahaan (PPK) Sampoerna Expo 2016, di Gedung Woloe, Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2016). Dalam membuka usaha tersebut, Wiwik mengeluarkan modal sebesar Rp 200.000 yang digunakannya untuk membeli bahan dan cat tekstil untuk melukis jilbab. Dalam sehari, Wiwik dapat memproduksi jilbab lukis hingga satu kodi atau 20 buah jilbab dengan harga jual antara Rp 45.000- Rp 60.000. Penghasilan Wiwik berkisar Rp 2,5 juta - Rp 10 juta per bulan. Menurut Wiwik, belakangan ia juga menjual produknya di berbagai pameran. Dengan mengikuti pameran, jaringan penjualannya bisa meluas ke kota-kota lain. Hingga kini, produk jilbab lukis kepunyaan Wiwik belum diekspor ke luar negeri. Namun ke depan, Wiwik ingin bisa mengekspor produknya ke luar negeri. Penulis: Achmad Fauzi Editor: M Fajar Marta ![]() JAKARTA, KOMPAS.com - Apakah saat ini Anda merasa bahwa sudah cukup mengumpulkan banyak uang selama ini, namun belum bisa menikmati hasil jerih payah tersebut walau sedikitpun? Jika ya, bisa jadi Anda melakukan kesalahan dalam mengatur keuangan. Menjadi kaya raya adalah dapat menikmati dari setiap uang yang dihasilkan baik dari bekerja, tabungan atau investasi. Artinya, setiap orang memang bermimpi untuk menjadi kaya raya, namun tidak semua orang berhasil meraih mimpi tersebut. Ada banyak faktor yang kurang mendukung, misal masih ada kewajiban untuk membayar utang, biaya anak sekolah, kebutuhan sehari-hari yang cukup tinggi karena boros, dan hal lain yang bisa menghambat mimpi untuk menjadi orang kaya. Apa penyebab gagalnya Anda menjadi kaya raya padahal kerja keras yang dilakukan dirasa sudah maksimal? Berikut 5 hal yang menjadi penghambatnya: 1. Tidak Membuat Rencana Masa Depan Anda boleh saja bermimpi bisa berkelling dunia setiap bulan. Namun, mimpi tersebut sebaiknya dibarengi dengan usaha yang jelas untuk mewujudkannya. Jika tidak membuat perencanaan dengan baik untuk menggapainya, maka semua bisa sia-sia saja. Sebaiknya Anda membuat rencana masa depan. Buat sedetail mungkin, agar pengeluaran dan pendapatan yang diterima bisa terlihat jelas. Maksimalkan menabung dan juga terapkan pola hidup hemat setiap saat. 2. Selalu Besar Pasak Daripada Tiang Hasrat berbelanja memang cukup sulit untuk dihilangkan. Tuntutan gaya hidup dan fasilitas yang mendukungnya juga sulit untuk ditolak. Segarkan kembali diri Anda dengan prinsip menabung dan hanya menabung. Berhenti jika Anda mulai melakukan kebiasaan jelek lagi, seperti boros dalam berbelanja. 3. Tidak Pernah Mencoba Investasi Saat Anda memiliki uang berlebih, cobalah untuk berinvestasi. Investasi bukan hal yang akan membuat rugi jika status badan penyelenggaranya resmi dan terpercaya. Jika memang masih kurang percaya dengan lembaga investasi tersebut, cobalah untuk berinvestasi umum seperti investasi emas. 4. Pemikiran Pesimistis Dalam segala hal, berfikir pesimistis adalah hal yang kurang baik untuk diri kita. Sebab yang dibutuhkan untuk bisa menjadi kaya hanya dua hal, yaitu adanya keinginan atau kemauan dan juga adanya kerja keras dalam mengupayakannya. Ketika kedua hal ini menjadi maksimal, itulah hal yang didapat oleh beberapa orang yang sudah sukses saat ini. Kerja keras untuk menabung dan mencari lebih banyak uang tentunya bisa berbuah manis di masa depan. 5. Meyakini Bahwa Menjadi Orang Kaya Bukan Hal Baik Rupanya ada juga orang yang berpikiran, bahwa saat menjadi orang kaya nanti, terkadang hidupnya bisa tidak enak juga. Misal, harus selalu siap untuk menjadi donator dan pemberi amal. Padahal, beramal adalah hal yang paling baik dan bisa membuat hidup seseorang lebih bahagia. Dibandingkan hanya menggunakan uang-uang tersebut untuk bermanja diri. Kerja Keras, Tindakan dan Doa Semuanya ini tergantung dari keyakinan Anda serta kerja keras yang dilakukan untuk mewujudkan mimpi tersebut. Setelah itu lakukan beberapa tindakan di atas dan tidak lupa untuk terus memanjatkan doa demi terwujudnya sesuatu yang diinginkan, termasuk menjadi orang kaya. Semua elemen ini harus dilakukan secara seimbang, dengan begitu mimpi tersebut besar kemungkinan akan menjadi nyata. Editor: Aprillia Ika Sumber: Cermati.com, ![]() JAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang penghujung tahun 2016, duniastartup Indonesia diramaikan dengan kabar kurang sedap mengenai Pemutusan Hukum Kerja (PHK) karyawan dua perusahaan e-commerce, Sale Stock dan Berrybenka. Menyusul keduanya, berita mengejutkan juga datang dari startup asisten pribadi virtual, YesBoss, yang dikabarkan akan menghentikan layanannya untuk sementara pada Oktober 2016 hingga waktu yang belum ditentukan. Selain menimbulkan tanda tanya di kalangan konsumen, besar kemungkinan peristiwa ini juga ikut menggoyahkan keyakinan pencari kerja–termasuk Anda–yang baru mulai membidik startup sebagai tempat berkarier. Lantas, apakah lingkungan kerja kasual yang telah menjadi identitasstartup cukup sebagai alasan untuk tetap ingin bekerja di sana? Penuh ketidakpastian Apa sih alasan Anda tergiur meniti karier di startup? Apakah karena gaji? Suasana kerja? Atau fasilitas kantornya? Sah-sah saja memilih jenis perusahaan berdasarkan benefit-nya. Tapi, jangan lupakan fakta bahwa setiap perusahaan punya kelebihan dan kekurangan. Dengan demikian, Anda tidak akan mengharapkan enaknya saja, tapi juga siap dengan segala kemungkinan terburuk. Kebanyakan startup masih terus bereksperimen dengan model bisnis dan target pasarnya, sehingga wajar jika banyak perubahan yang sering terjadi sejalan dengan kegiatan perusahaan. Hari ini diminta mengejar target A, esok bisa jadi target B. Untungnya bagi karyawan, mental mereka jadi terbentuk untuk jauh lebih siap menghadapi ketidakpastian. Meski berisiko, namun ilmu dan kesempatan yang dapat digali dengan bekerja di startup sangatlah berharga. Setiap karyawan pun punya peranan yang kuat bagi kelangsungan perusahaan. Keistimewaan yang kian mengasah skill ini bahkan belum tentu bisa didapat di perusahaan lain. Banyak kesempatan emas Keistimewaan lain yang berhak dinikmati karyawan startup adalah banyaknya kesempatan emas yang disediakan. Di startup, Anda tak perlu takut kesulitan mengeluarkan ide, sebab para karyawan diberi kebebasan untuk berkarya. Bukan cuma itu, Anda juga bisa belajar menjadi pendiri startup langsung dari petingginya. Siapa tahu setelah keluar dari sana, Anda bisa membangunstartup sendiri? Bisa dibayangkan kan, betapa kuatnya daya saing karyawan jebolanstartup di dunia kerja? Bahkan sebelum meninggalkan perusahaan pun, para talentanya sering kali jadi rebutan recruiter perusahaan-perusahaan lain. Oleh karena itu, selama kesempatan karier ini dimaksimalkan dengan baik, bekerja di startup tak perlu jadi kekhawatiran. Bijak dalam memilih Setelah memastikan bahwa Anda memiliki karakteristik karyawan startupyang dibutuhkan, kini saatnya memilih perusahaan startup yang paling cocok untuk Anda. Menilik dari pengakuan para karyawannya, masing-masing perusahaan rupanya meninggalkan kesan yang berbeda-beda. Bahkan generalisasi masyarakat akan kultur startup yang santai tidak selalu terbukti. Kontra “Tekanan pekerjaan tinggi, kurang bisa fokus karena banyaknya pekerjaan, jam kerja terlalu siang” Kontra “Jam kerja sales manager yang tidak menentu, khususnya weekend. Pressure di kantor dari atasan yang tinggi.” Berdasarkan testimoni-testimoni tersebut, Anda bisa melakukan perbandingan antar-startup terlebih dahulu—atau membandingkan antara startup dengan perusahaan korporat. Meski isu PHK sedang kencang menerpa dunia startup, tak menutup kemungkinan peristiwa ini juga terjadi di perusahaan lain yang (katanya) lebih stabil. Untuk itu, di manapun Anda melabuhkan pilihan, yang terpenting lakukanlah dengan bijak. Editor: Aprillia Ika Sumber: Jobplanet.com, ![]() JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Koperasi dan UKM mendorong agar peranan kalangan perguruan tinggi ditingkatkan dalam menularkan pendidikan kewirausahaan kepada mahasiswa saat di bangku kuliah. Hal tersebut dinilai penting untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan sehingga tercipta semangat inovasi dan kreativitas dalam diri mahasiswa untuk berwirausaha di kemudian hari. Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram mengatakan, program pendidikan kewirausahaan penting terhadap upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia. "Kewirausahaan menjadi isu penting dan strategis di tengah meningkatnya persaingan global yang memberikan tantangan berat kepada seluruh pelaku usaha di Indonesia, termasuk generasi muda sebagai calon-calon wirausahawan baru," ujar Agus di Jakarta, Senin (26/9/2016). Hal itu diungkapkan Agus saat pembukaan 5th Unesco-APEID Meeting on Entrepreneurship Education di Kampus Binus, Jakarta. Dia menjelaskan, tantangan pertumbuhan ekonomi ke depan adalah pengangguran dan kemiskinan. "Salah satu strategi yang harus terus ditingkatkan adalah menjadikan wirausaha sebagai prioritas pilihan bagi kalangan mahasiswa," tambahnya. Menurutnya, wirausaha merupakan pilar perekonomian suatu negara, kehidupan berwirausaha merupakan sokoguru dari tegaknya ekonomi bangsa. “Pembangunan kewirausahaan dalam era globalisasi dibarengi dengan perkembangan digital yang sangat dinamis adalah tantangan dalam lingkungan bisnis yang semakin ketat dan tajam di dunia usaha," ujar Agus. Agus menjelaskan, perguruan tinggi sebagai salah satu tempat penggodokan generasi muda memiliki peran untuk melatih dan memotivasi generasi muda agar menjadi generasi muda yang memiliki semangat serta daya juang tinggi, cerdas, kreatif, inovatif, dan berkepribadian tinggi. Penulis: Pramdia Arhando Julianto Editor: M Fajar Marta |
News Archives
August 2021
News CategoriesAll Ekonomi Entrepreneur Finance Hukum/Peraturan Human Resources Profile Inspirasi Technology Umkm Umum |