KOMPAS.com - Pekan lalu, Travis Kalanick telah resmi mengundurkan diri dari jabatan CEO di perusahaan ride-sharing Uber. Lantas, siapa orang yang kira-kira cocok menggantikan peran Kalanick di Uber?
Global Equities Research punya saran bagi Uber. Trip Chowdhry, Managing Director dari perusahaan tersebut, menyarankan agar Ubersebaiknya memilih Barack Obama, Presiden AS ke-44, sebagai CEO barunya. Saran tersebut muncul setelah Chowdhry berdiskusi dengan beberapa developer. "Developer percaya bahwa mantan Presiden AS Barack Obama bisa menjadi CEO baru di Uber," ucap Chowdhry. Apa pertimbangan di balik saran tersebut? Menurut Chowdhry, Obama punya pemikiran out-of-the-box yang seharusnya bisa membawa Uber keluar dari krisis. "Mantan Presiden Obama bakal luar biasa, out-of-the-box, dan CEO yang sempurna bagi Uber," kata Chowdhry, sebagaimana KompasTeknorangkum dari The Street, Senin (26/6/2017). Chowdhry meyakini bahwa valuasi dari Uber akan tetap menurun, meski Uber akhirnya memilih Obama menjadi CEO. Akan tetapi, langkah itu diyakini bisa mencegah perusahaan tersebut terjerembap lebih dalam akibat krisis. Sebelumnya, Kalanick mundur dari jabatan CEO setelah diminta oleh kelomok dominan dari kubu investor Uber. Pihak Uber mengakui dedikasi Kalanick yang selalu memprioritaskan Uber. Dalam pernyataan tertulis, perwakilan Uber menyebut pengunduran diri Kalanick sebagai bentuk kecintaannya kepada Uber. Beberapa karyawan Uber sendiri tidak menyetujui mundurnya Kalanick itu. Oleh karena itu, disebarlah petisi dan juga e-mail ke dewan direksi untuk membatalkan keputusan. Penulis: Deliusno Editor: Deliusno Sumber:TheStreet,http://tekno.kompas.com/read/2017/06/26/10393107/uber.disarankan.tunjuk.barack.obama.sebagai.ceo
0 Comments
JAKARTA, KOMPAS.com - Manajemen keuangan yang baik sangat diperlukan bila memiliki kekayaan harta yang berlimpah atau pas-pasan. Banyak hal yang bisa mempengaruhi Anda dalam kehidupan ini, salah satunya ialah teman sepergaulan.
Anda akan mendapat kesulitan untuk bisa mengelola keuangan dengan baik apabila menghabiskan waktu dengan orang yang salah. Perlu diketahui, kerabat dan lingkungan sekitar ternyata memiliki dampak yang besar bagi kebiasaan yang dilakukan sehari-hari, termasuk dalam mengelola keuangan. Tanpa disadari, ada beberapa tipe orang yang bisa mengancam keuangan. Bisa dari kelompok teman, pasangan atau anggota keluarga Anda. Oleh karena itu, Anda perlu waspada dan mengenali siapa saja mereka yang mungkin ada dalam kehidupan. Simak uraian mengenai orang-orang jenis ini di sini. 1. Kerabat yang Suka Meminjam Uang Anda perlu berhati-hati jika memiliki teman atau kerabat yang suka meminjam uang. Hari-hari mereka dipenuhi dengan cerita soal masalah keuangan mereka yang tidak kunjung membaik. Anda bisa saja menjadi sasaran mereka untuk meminjam uang guna menutupi kebutuhan mereka. Sesekali saja tidak ada salahnya jika meminjami mereka uang. Namun, bergaul dengan tipe orang seperti itu lama-kelamaan akan memberi kerugian. Kebiasaan mereka meminjam uang bisa saja tidak berhenti dilakukan. Belum lagi mereka yang tidak pasti bisa melunasi semua utangnya pada Anda. Padahal di satu sisi, Anda juga memiliki kebutuhan finansial yang harus dipenuhi. 2. Orang Matre Tipe orang kedua yang bisa membuat bangkrut yaitu tipe orang matre. Hindari sebisa mungkin untuk tidak bergaul apalagi berpasangan dengan tipe orang matre. Karena mereka tidak segan meminta uang kepada Anda guna memenuhi kebutuhannya. Bahkan mereka lebih tertarik pada berapa banyak kekayaan yang dimiliki daripada kepribadian Anda. Orang-orang matre cenderung konsumtif dan menyukai gaya hidup serba mewah dan praktis. Tentu tidak sedikit uang yang harus dikeluarkan. Bahkan cenderung boros dan tidak berpikir panjang. Jika memiliki teman dengan tipe matre, kemungkinan besar Anda juga akan tertarik dengan gaya hidup mereka yang serba boros. 3. Keluarga yang Tidak Bertanggung Jawab Anda juga perlu mewaspadai anggota keluarga yang tidak bertanggung jawab. Mereka yang memiliki sifat tidak bertanggung jawab hanya mau meminta bantuan finansial kepada Anda. Namun, sebaliknya ketika sedang mengalami masalah finansial, mereka justru mengabaikan begitu saja tidak mau memberi pertolongan. Ada pula yang telah diberi bantuan seperti pinjaman uang, tetapi pergi begitu saja tanpa mengembalikannya. Jika ada orang dengan tipe semacam itu dalam keluarga Anda, sebaiknya hindarinya agar tidak menimbulkan kerugian pada Anda di kemudian hari. 4. Pasangan Gila Belanja Tipe selanjutnya yang bisa menjerat Anda dalam masalah keuangan adalah pasangan yang gila belanja. Orang tipe ini dengan mudah meminta uang dalam jumlah yang besar kepada Anda. Bukan hanya isi kantong saja yang dapat terkuras habis, tetapi juga waktu karena harus menemani mereka belanja. Jika pasangan Anda adalah orang yang gila belanja, maka sebaiknya segeralah mengajak mereka untuk berdiskusi terkait keuangan. Jelaskanlah bahwa uang yang Anda miliki tidak hanya untuk kebutuhan saat ini, tetapi juga persiapan masa depan. Maka sangat penting untuk bersikap hemat. Bersikap Selektif Mulai saat ini Anda harus selektif dalam pergaulan jika tidak ingin mengalami kerugian, terutama soal finansial. Bukan memilih-milih teman, namun akan lebih baik jika berteman dekat dengan orang-orang yang baik dalam segi kepribadian maupun cara mereka mengelola keuangan atau gaya hidup. Ingatlah selalu bahwa dengan gaji atau uang bulanan saat ini, Anda harus bisa memenuhi seluruh kebutuhan hidup dan menyisihkan sebagiannya untuk ditabung. Tabungan itu sangat penting bukan hanya untuk masa depan, tetapi untuk kebutuhan tertentu yang tidak terduga dan memerlukan dana yang besar. Oleh karena itu, sangat penting bersikap hemat. Editor: Aprillia Ika Sumber: Cermati.com, http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2017/06/26/163000126/bergaul.dengan.tipe.orang.ini.bisa.bikin.anda.bangkrut JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mengklarifikasi terkait gagalnya transaksi dan hilangnya dana nasabah. Kedua kejadian tersebut terjadi pada Kamis kemarin (22/6/2017).
Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo menerangkan, hilangnya dana nasabah tersebut karena banyaknya transaksi yang terjadi di dalam sistem back office perseroan. Menurut dia, biasanya transaksi harian Bank Mandiri mencapai 20 juta sampai 30 juta transaksi per hari, namun pada Kamis (22/6/2017) kemarin hingga mencapai 50 juta transaksi per hari. Melonjaknya jumlah transaksi tersebut membuat sistem back officeBank Mandiri menjadi terkendala. "Kemarin tuh hari Kamis extra ordinary hampir 45 juta transaksi bahkan hampir 50 juta transaksi. Karena banyak gaji dan THR, kemudian orang-orang banyak pembayaran karena hari terakhir kan. Sehingga ada kendala di back office," ujar Kartika saat ditemui dalam "Open House" Menko Perekonomian Darmin Nasution di Jalan Widya Chandra IV, Jakarta, Senin (26/6/2017). Pria yang akrab disapa Tiko ini menuturkan, dari semua jumlah transaksi tersebut baru dua jenis transaksi yang telah terselesaikan yakni transaksi tunai dan transaksi antar bank. Sisanya, transaksi elektronik menggunakan Electronic Data Capture (EDC) sedang diproseskan. "Yang EDC sekarang emang lagi proses. Kalau untuk transaksi tunai dan antarbank semua sudah selesai. Jadi kita memang utamakan sebelum selesai lebaran yang terdebet sudah balik lagi ke backoffice sudah selesai semua," jelas dia. Dalam hal ini, Kartika membenarkan, adanya dana nasabah yang hilangnya saat melakukan transaksi. Dana nasabah ini hilang, juga dikarenakan banyaknya transaksi, sehingga menggangu sistem backoffice Bank Mandiri. "Iya itu (dana hilang) betul. Akan tetapi, besoknya udah Kami kembalikan. Jadi setelah ditarik tunai tidak keluar uangnya tapi terdebet, itu besoknya udah kita kreditkan lagi semua. Sebetulnya nilainya nggak terlalu banyak. Cuman berapa puluh miliar lah," pungkas dia. Penulis: Achmad Fauzi Editor: Aprillia Ika Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2017/06/26/164527626/banyaknya.transaksi.jadi.penyebab.dana.nasabah.bank.mandiri.hilang Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih untuk periode 2017-2022 Sandiaga Uno berharap program di sektor usaha, One Kecamatan One Center Entrepreneurship (OK OCE) Mart, mampu menggantikan peran gerai ritel 7-Eleven, yang bangkrut dan akan menutup seluruh gerainya pada akhir bulan ini.
Menurut Sandi, sapaan akrabnya, konsep bisnis 7-Eleven sebenarnya menarik bagi pasar Indonesia yang punya budaya 'nongkrong', terutama dari kalangan kelas menengah yang memegang porsi besar dari keseluruhan pertumbuhan ekonomi. Belum lagi, sektor usaha ini mampu menciptakan banyak lapangan kerja, sehingga memberikan efek domino karena mampu menggerakkan roda ekonomi suatu daerah. Secara teori seharusnya konsep bisnis ini bisa mendulang untung. "Mungkin OK OCE Mart bisa jadi pengganti (7-Eleven) dan membuka peluang. Jadi, di setiap lokasi, dari peluang usaha ini, akan timbul wirausahawan baru," ucap Sandi di sela acara halalbihalal di kawasan Kemang, Senin (26/6). Kendati begitu, Sandi belum memberi gambaran lebih rinci mengenai proyeksi kemampuan dan potensi OK OCE Mart bila menerapkan konsep bisnis seperti 7-Eleven. Ia hanya mengatakan, kunci utamanya tetap mengacu pada manajemen dan rencana bisnis yang baik agar bisa subur di kemudian hari. Sedangkan, untuk 7-Eleven, kedua indikator tersebut, dilihat Sandi memang melemah dari internal perusahaan. Belum lagi, tantangan kian besar dari sisi lesunya dunia ritel sejak awal tahun ini. "Kami prihatin bahwa 7-Eleven yang selama ini begitu sukses dan berhasil menyerap lapangan kerja serta menggerakkan ekonomi, harus tutup karena beberapa faktor," imbuh Sandi. Selain itu, matinya 7-Eleven, menurut Sandi juga tak lepas dari regulasi pemerintah. Sandi menyebut urusan perpajakan yang masih rancu membuat 7-Eleven terbebani pajak restoran sebesar 10 persen. "Ini yang dikeluhkan pengusaha ritel, izin dari usaha 7-Eleven ini apakah ritel atau restoran. Ini yang tumpang tindih dan menimbulkan kerancuan," katanya. Kedepannya, sebagai perwakilan pemerintah daerah sekaligus mantan pengusaha, Sandi mengatakan akan mengevaluasi regulasi pemerintah daerah (pemda). Dia menegaskan, peraturan daerah (perda) akan disinkronisasikan dengan aturan main dari pemerintah pusat, terutama perpajakan. "Kami akan duduk bersama pelaku usaha untuk memformulasikan kebijakan yang lebih berpihak kepada penciptaan penggerak ekonomi," pungkasnya. Seperti diketahui, 7-Eleven yang berada di bawah PT Modern Internasional Tbk terpaksa menutup seluruh gerainya pada akhir bulan ini. Direktur Modern Internasional Chandra Wijaya mengatakan, penutupan 7-Eleven lantaran adanya keterbatasan sumber daya yang dimiliki perseroan untuk menunjang kegiatan operasional gerai itu. (les) Yuli Yanna Fauzie , CNN Indonesia Senin, 26/06/2017 20:06 WIB Sumber: http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20170626200221-92-224369/sandiaga-harap-ok-oce-mart-bisa-gantikan-7-eleven/ Jakarta, CNN Indonesia -- Alan Jiang menaruh jabatannya sebagai Managing Director Uber Indonesia. Keputusan Jiang mundur diketahui pertama kali dari tulisannya di Tech in Asia.
"Setelah dua tahun meluncurkan Uber di sejumlah negara di Asia Tenggara dan dua tahun sebagai GM di Indonesia, hari ini menandai hari terakhir petualangan saya bersama perusahaan," ungkap Alan dalam tulisannya hari ini (22/6). Dalam tulisan yang ditulis oleh Alan Jiang di laman Techinasia.com, Alan resmi tak bersama perusahaan itu lagi sejak Kamis (22/6). Untuk sementara waktu, operasional Uber Indonesia akan berada di bawah pengawasan Chan Park yang juga menjabat Regional General Manager South East Asia. Alan mundur setelah mengabdi selama dua tahun di Uber Indonesia. Selain di Indonesia, ia merupakan figur penting dalam ekspansi Uber di kawasan Asia Tenggara. Seperti yang ia tuturkan di tulisannya, Alan pertama kali bergabung di tim Uber pada Desember 2012 silam. Dua tahun kemudian, ia ditugaskan untuk meluncurkan layanan Uber di sejumlah negara di Asia Tenggara. Negara pertama yang Alan singgahi adalah Vietnam pada September 2013. Kemudian ia terpilih kembali untuk memperkenalkan layanan UberTaxi di Singapura. Perjalanan Alan berikutnya adalah ekspansi layanan ke Kuala Lumpur, Malaysia. Disini, ia mengaku strategi menggandeng mitra pengemudi seluruh penjuru kota yang dipakai sebelumnya tak berjalan efektif. "Kota ini jauh lebih besar dan lalu lintasnya jauh lebih parah dari tempat mana pun yang pernah kami saksikan," ujar Alan. Namun seperti diketahui, pada akhirnya layanan Uber di sana berkembang dengan baik sehingga mereka merambah kota lainnya di Malaysia. Sementara di Indonesia, Alan memulai kariernya bersama tiga orang staf saja. Ia mengaku Indonesia tumbuh sebagai pasar begitu cepatnya sehingga dalam dua tahun saja menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan tertinggi di antara negara yang Uber layani. Sejak pertama kali layanannya mengudara pada 2014, Uber kini telah beroperasi di 30 kota di Indonesia dengan beragam layanan seperti UberMoto, UberX, UberPool, UberXL, dan UberBlack. Sementara itu, belum diketahui kemana Alan akan berlabuh pasca pengunduran dirinya di Uber Indonesia. (evn) Bintoro Agung , CNN Indonesia Kamis, 22/06/2017 17:31 WIB Sumber: http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20170622172518-185-223649/bos-uber-indonesia-tanggalkan-jabatannya/ Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyebut pertumbuhan penjualan industri ritel anjlok 20 persen sepanjang kuartal I 2017 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp40 triliun.
Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey mengungkapkan, pertumbuhan bisnis industri ritel tercatat seret di sepanjang Januari dan Februari. Namun, mulai bergerak positif di Maret. Kendati demikian, pergerakan pada Maret tak mampu mengangkat pertumbuhan kuartal I secara kumulatif. "Pertumbuhan ritel di kuartal I masih minus. Tahun lalu, bisa Rp40 triliun, kuartal I 2017 ini sepertinya kurang dari Rp30 triliun," ujarnya di Kementerian Perdagangan, Selasa (4/4). Menurut Roy, ada beberapa sentimen yang membuat industri ritel tak bergairah dalam tiga bulan pertama di tahun ini. Pertama, perhelatan pemilihan kepala daerah (pilkada) yang membuat masyarakat cenderung khawatir dan menahan diri untuk berbelanja, khususnya di toko-toko ritel. Kedua, program pengampunan pajak atau tax amnesty. Menurutnya, masyarakat juga menahan diri untuk berbelanja lantaran pemerintah tengah gencar-gencarnya menagih kepatuhan pajak para wajib pajak. Namun, Roy memastikan, sikap menahan diri untuk berbelanja itu tak serta merta membuat daya beli atau kemampuan konsumsi masyarakat melemah. Sebab, setiap tahun seharusnya daya beli masyarakat meningkat seiring dengan pertumbuhan upah atau gaji pegawai. "Daya beli tidak hilang, tapi ada kegalauan masyarakat melihat situasi pilkada, masih banyak yang gerah dengan demo dan lainnya. Ini pekerjaan rumah untuk pemerintah," imbuh Roy. Makanya, Roy meminta, pemerintah turut menjamin industri ritel dengan memberikan sentimen-sentimen positif. Misalnya, memberikan keamanan dan kepastian untuk menghidupkan kembali gairah konsumsi masyarakat. Apabila konsumsi masyarakat meningkat, sambung Roy, hal ini tak hanya berdampak pada industri ritel, namun lebih luas lagi hingga ke pertumbuhan ekonomi Indonesia. Apalagi, konsumsi masyarakat menjadi penopang terbesar Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Pesimis Catat Kinerja Kinclong Melihat pertumbuhan bisnis industri ritel kuartal I yang cenderung merosot, diperkirakan peluang bisnis hingga tutup tahun nanti tidak akan memuaskan seperti tahun-tahun sebelumnya. Bahkan, Aprindo hanya mematok pertumbuhan persis dengan tahun lalu. "Pada 2015 (pertumbuhan) hanya 8 persen. Lalu, 2016 hampir 9 persen. Harapan kami, tahun ini bisa ditutup setidaknya 9 persen-10 persen. Jadi, belum kembali seperti tiga sampai lima tahun lalu yang mencapai 12 persen sampai 15 persen," tutur Roy. Aprindo berharap, pada periode April-Juni, pertumbuhan industri ritel bisa terdongkrak momen Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada kuartal II. Secara histroris, pada momen inilah pertumbuhan ritel terdongkrak. Namun begitu, masih ada bayang-bayang sentimen di sisa sembilan bulan terakhir terkait pengaturan Harga Eceran Tertinggi (HET) oleh pemerintah hingga aturan yang tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 112 Tahun 2007 mengenai Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern. Roy memperkirakan, pengaturan HET tidak akan memberi dampak kerugian. Tetapi, persoalannya, pertumbuhan sektor ritel diperkirakan tak berkembang pesat lantaran harganya diatur oleh pemerintah, khususnya untuk komoditas gula, minyak goreng, termasuk daging sapi. Sumber: http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20170404181823-92-204942/kuartal-i-2017-penjualan-industri-ritel-melorot-20-persen/ KARAWANG, KOMPAS.com - Konsorsium Usaha Koperasi Karawang (KUKK) menggebrak pasar ritel Indonesia. Setelah membentuk PT Tomiko Mandiri Indonesia, mereka mulai merambah bisnis ritel.
Akhir pekan lalu, gerai ritel pertamanya yakni Tomikomart diresmikan oleh Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga di Karawang. Kepada Kompas.com, Direktur PT Tomiko Mandiri Indonesia Ihin Solihin menyampaikan optimismenya menjamah bisnis ritel. Ia tak khawatir nasib Tomikomart akan seperti 7-Eleven yang terus merugi. "Gini, direktur operasional kami dulunya GM ritel mapan. Saya tanya "Pak, gimana kalau mau mendirikan gerai? Dia akan survei tiga bulan untuk memetakan market. Nah, kami enggak usah memetakan market karena sudah ada marketnya," ujar Ihin. Saat ini, Konsorsium Usaha Koperasi Karawang (KUKK) terdiri dari 35 koperasi karyawan pabrik di Kawarang. Jumlah anggota koperasi itu tutur Ihin mencapai 75.000 orang. Para anggota inilah yang menjadi market utama Tomikomart. Kehadiran gerai Tomikomart juga ditempatkan di lokasi yang dekat dengan market yang tidak lain adalah para karyawan yang merupakan anggota koperasi. Dari sisi harga, Ihin mengatakan semua barang yang dijual di Tomikomart sangat kompetitif dengan para kompetitor gerai ritel yang sudah mapan. Bukan bukan hal aneh ada barang-barang tertentu yang harga jualnya lebih murah dari harga pasar. Sebab sebagai kepanjangan tangan koperasi karyawan, Tomikomart bisa bekerja sama dengan perusahaan untuk menjual produknya kepada para anggota koperasi. PT Tomiko Mandiri Indonesia membuka kesempatan bagi koperasi lain yang tertarik membuka gerai dengan brand Tomikomart. Tawarannya sangat menarik, 99 persen omset akan diberikan kepadakoperasi tersebut. Adapun PT Tomiko Mandiri Indonesia hanya mengambil 1 persennya saja. Dengan begitu maka tujuan pengembangan koperasi sebagai lembaga dan anggota sebagai asset diharapkan bisa tercapai. Tahun ini, PT Tomiko Mandiri Indonesia menargetkan pendirian 20 gerai di Karawang. Rencananya, konsep pengembangan koperasiserupa juga akan di sebarkan ke kota dan kabupaten seluruh Jawa Barat. Dalam negeri bisnis ritel indonesia mulai merasakan pahitnya dampak larangan menjual minuman alkohol di minimarket. Korban pertama yang harus menutup puluhan tokonya adalah mini market tempat nongkrong anak muda, 7 eleven.(Kompas TV)Penulis: Yoga Sukmana Editor: Aprillia Ika Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2017/05/15/111438426/masuk.bisnis.ritel.tomikomart.tak.khawatir.bernasib.seperti.7-eleven. TOKYO, KOMPAS.com - Raksasa elektronik asal Jepang, Toshibamenyatakan bahwa kerugian yang dialami pada tahun 2016 lebih besar dari prediksi sebelumnya. Toshiba mengindikasikan kerugian bersih mencapai 995 miliar yen, lebih tinggi dibandingkan estimasi sebelumnya, yakni 950 miliar yen.
Mengutip BBC, Sabtu (24/6/2017), Toshiba pun kini sudah diturunkan menjadi emiten lapis kedua di bursa saham Tokyo. Pasalnya, Toshibatelah mengonfirmasi bahwa bebannya lebih tinggi dibandingkan aset. Toshiba juga sudah telah mengantongi persetujuan dari regulator untuk menunda pelaporan laporan keuangan tahunan hingga 10 Agustus 2017. Sebelumnya, batas akhir pelaporan laporan keuangan pada 30 Juni 2017. Pada April lalu, Toshiba menyatakan masa depan bisnisnya mulai diragukan setelah mengalami serangkaian kesulitan. Skandal akuntansi terkuak pada tahun 2015 lalu, hingga membuat CEO dan beberapa manajer senior Toshiba mengundurkan diri. Dalam skandal tersebut, Toshiba terbukti menggelembungkan laba dalam 7 tahun terakhir sebesar 1,2 miliar dollar AS. Pada Januari 2017 lalu, masalah lain menimpa Toshiba, yakni unit nuklirnya di AS, Westinghouse, mengalami masalah finansial. Serangkaian masalah finansial yang dialami Toshiba memaksa perusahaan itu berupaya menjual unit bisnis chip-nya. Toshiba sendiri adalah produsen chip terbesar kedua di dunia. Produk-produk chip buatan Toshiba digunakan pada pusat-pusat data dan produk konsumer di seluruh dunia, termasuk iPhone dan iPad. Penulis: Sakina Rakhma Diah Setiawan Editor: Aprillia Ika Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2017/06/26/103000126/toshiba.alami.rugi.besar.ini.sebabnya KOMPAS.com - Masih ramai anak-anak muda membincangkan hilangnya tempat nongkrong mereka di 7-Eleven atau Sevel. Di Indonesia, Sevel hadir bukan sebagai outlet “grab and bite” seperti di negara lain. Juga bukan (Open at) Seven dan (Closed at) Eleven, melainkan 24 jam.
Dilengkapi fasilitas Wifi, nasi goreng, kopi dan slurpee yang siap dilahap atau diminum di tempat. Kalau kita dalami lebih jauh, begitulah bisnis di era disruption apalagi digital disruption yang ditopang peradapan internet of things. Persaingan berubah, bukan lagi antar produk atau jasa yang homogen, melainkan antar business model. Dengan model bisnis itu, Sevel hanya butuh 2 tahun untuk membuka toko ke-57, dan setahun berikutnya menjadi 100 (2012). Sampai di sini semua baik-baik saja. Lapangan pekerjaan yang diciptakan dan profitability-nya bisa dengan mudah dilihat dari laporan keuangan yang terpampang di Bursa Efek. Sampai tahun 2012, rapornya bagus. Tahun berikutnya turun perlahan-lahan. Tapi sampai tahun 2014 relatif masih baik. Seperti kebanyakan bisnis di Indonesia, begitu model bisnisnya dianggap mengganggu tradisi yang ada, kata orang bijak, sesuatu bisa terjadi, dan "waspadalah." Apa yang Dilakukan Regulator? Sevel Indonesia dengan model bisnis ini memang mengundang banyak perhatian, termasuk harian The New York Times yang menurunkan laporan berjudul " 7-Eleven Finds a Niche by Adapting to Indonesian Ways, pada 28 Mei 2012. Modern Group terbukti mampu mendongkrak reputasi dan pendapatannya melalui Sevel. Sebelumnya ia nyaris bangkrut akibat bisnis film rol Fuji yang diageninya kehilangan relevansi. Dengan cepat, outlet-outlet eks Fuji yang terletak di titik-titik strategis beralih menjadi Sevel. Satu dua pengamat menyebutkan konsep nongkrongnya bermasalah. Tetapi mereka umumnya menganalisis pasca-2013 setelah intervensi regulator yang merobek-robek rencana bisnis Sevel. Dan Sevel terpaksa melakukan konsolidasi usaha mengalihkan outletnya ke berbagai stasiun kereta api dengan konsep grab and bite tadi. Menurut saya pandangan bahwa konsep nongkrongnya gagal ini kurang pas sebab pasca 2013, Sevel sudah sulit menerapkan bisnis modelnya itu karena ulah regulator. Sebab, pasca-2013 Sevel "telah dipaksa" regulator menjadi outlet grab & bite seperti mini market biasa sehingga. Ia ibarat pesawat tempur yang mesin turbonya lumpuh. Model bisnis yang dirancang dengan riset yang panjang tak dapat dijalankan karena tak dikehendaki regulator. Penjualannya anjlok karena ia dipaksa menjadi minimarket biasa, dengan model grab and bite tadi. Tak sulit menganalisis perilaku regulator, yang maaf, kadang mudah diduga mengikuti kehendak lazy incumbents dengan standard dan model bisnis yang sudah mereka kenal dan delta penciptaan lapangan kerjanya stagnan. Padahal zaman berubah terus, terjadi shifting, teknologi baru bermunculan dan metode baru dituntut. Kalau kita rajin membaca berita, tak sulit melihat perangai regulator yang rigid, berorientasi ke masa lalu, dan reaktif. Itu sudah terjadi dalam banyak kategori industri mulai dari besi baja, taksi online sampai lambannya inovasi di sektor keuangan melalui fintech. Terima Konsekwensinya Dan, kalau ini diteruskan maka kita harus menerima konsekuensinya: job creation hancur, konsumen kehilangan pilihan, industri tidak efisien, pertumbuhan konsumsi tak akan dinikmati industri yang beroperasi di sini karena ia akan dimakan habis pendatang baru dari luar negri yang datang bersama vendornya sendiri, dan bisnis mereka akan divakum pemain asing dengan teknologi internet of things dari luar negri. Baiklah, kejadian itu mungkin luput dari perhatian Anda. Yang saya maksud itu dikutip media pada awal September 2012 saat Kemendag mengatakan tak ada kompromi bagi Sevel yang berizin ganda: satu izin retail dari Kemendag dan satu izin restoran dari Dinas Pariwisata DKI. Bagi Kemendag saat itu, Sevel hanya boleh beroperasi sebagai retail. Ini berbeda dengan pandangan dinas pariwisata yang mengekuarkan ijin jasa restoran. Dari media yang memberitakan saat itu saya membaca arahan Dirjen Perdagangan Dalam Negeri (Detik Finance 04 September 2012): "Gunaryo mengakui selama ini aktivitas 7-Eleven merangkap sebagai minimarket dan restoran. Ia menjelaskan bahwa pihak manajemen 7-Eleven siap mengikuti arahan dari Kemendag untuk memformat ulang bisnisnya." Sementara Menteri Perdagangan kala itu pun meng-endorse keputusan dirjennya: "Sederhana ya, ini kan izin yang mereka peroleh adalah rumah makan yang didapat dari Kementerian Pariwisata, bukan dari Kementerian Perdagangan. Sedangkan kenyataannya mereka mendagangkan bukan hanya makanan saja, ada retailnya, nah ini makanya harus diperjelas," kata menteri perdagangan kala itu, Gita Wirjawan. Saya hanya membayangkan betapa ribetnya pola pikir regulator di negeri ini. Lihat saja apa jadinya bila pola pikir yang sama diberlakukan pada rumah sakit, bandara, terminal, stasiun kereta api atau bahkan armada transportasi yang juga menyediakan restoran walaupun ijinnya adalah usaha transportasi dari Kementerian Perhubungan. Apa jadinya bila rumah sakit dilarang membuka rumah makan, outlet bank, toko buku dan kafe seperti yang kita biasa lihat hari ini di banyak rumah sakit modern? Beruntung Kementerian kesehatan yang mengeluarkan izin tak sekaku Kementerian Perdagangan saat itu. Bahkan dengan paket pendapatan yang beragam seperti itulah, kini terbukti, Rumah Sakit bisa menekan biaya pengobatan yang ditagih kepada BPJS Kesehatan. Pada saat BPJS Kesehatan terancam defisit, rumah sakit yang memiliki business model seperti itu lebih mudah merespons perubahan ketimbang yang hanya fokus pada perawatan kesehatan semata. Perilaku kaku seperti ini juga sering kita dengar dilakukan para auditor OJK yang amat menghalangi inovasi di dunia perbankan untuk menjelajahi fintech. Padahal Presiden Jokowi sudah berulang kali mengimbau agar kabinetnya meninggalkan zona nyaman dan hal-hal yang rutin. Presiden tampak paham bahwa disruption tak dapat dihadapi dengan rigidity. Namun lain di atas lain pula di bawahnya. Dari sini saya berharap para regulator bertobat dan lebih mampu berpikir terbuka terhadap pembaharuan. Saya ingin regulator mengakui bahwa mereka telah turut membunuh kreativititas dan job creationyang dibutuhkan negri ini. Dengan lebih dari 2.500 karyawan baru, plus hidupnya outlet-outlet yang sudah lama mati, bagi saya seharusnya regulator sadar bahwa mereka bertanggungjawab terhadap matinya Sevel. Kalau kita pandai menggunakan kacamata perubahan yang disruptif, maka lonceng-lonceng kematian sesungguhnya tengah berbunyi dalam beragam industri mulai dari keuangan, besi baja, semen, pupuk hingga perhotelan. Saya tak merasa ada masalah bila regulator mengawasi peraturan dengan baik, dan menegur, bahkan menutup bagi yang merugikan kepentingan umum. Apa yang terjadi dengan Sevel sungguh miris. Saya juga ingin mengingatkan dampak dari setiap kebijakan yang diambil regulator dalam era disruption ini. Pertama, melindungi lazy incumbents akan mengakibatkan penciptaan lapangan kerja baru terhambat dan konsumen kehilangan pilihan. Kedua, menimbulkan tekanan bagi lazy incumbent bisa mengakibatkan incumbent terpacu berubah dan menciptakan lapangan kerja baru. Ketiga, mendatangkan kebijakan baru yang disruptif bisa menimbulkan lapangan kerjabaru, bisa juga menghancurkan semuanya. Adakalanya kehancuran lapangan pekerjaan akibat peristiwa disruption memang tak dapat dihindarkan. Namun penting bagi regulator untuk mengkompensirnya dengan kebijakan disruptif lain yang menciptakan lebih banyak lapangan kerja. Itulah yang tengah dilakukan pemerintah Singapura yang melatih ulang SDM-nya menyusul ancaman disruptif terhadap 160.000 pekerja di sektor retail yang terancam e-commerce dari Tiongkok dan Indonesia. Belum lagi ancaman pada pekerja sektor pelabuhan menyusul rencana pembangunan terusan Kra di Thailand. Editor: Bambang Priyo Jatmiko Rhenald Kasali Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2017/06/26/063644426/regulator.belajarlah.dari.kasus.sevel JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Trikasih Lembong menyatakan, aplikasi mobile sebagai tempat berkumpulnya produsen dan konsumen produk pertanian dan peternakan masih disiapkan. Aplikasi mobile ini diharapkan mampu memangkas panjangnya rantai pasok atau pola distribusi komoditas pangan.
Thomas menceritakan, aplikasi mobile ini merupakan karya dalam sebuah kontes aplikasi yang diprakarsai Kantor Staf Presiden (KSP) tahun lalu. Tujuannya adalah untuk mendesain sebuah aplikasi pangan. "Mimpi kita adalah semua petani dan peternak memasukkan datanya sendiri, unggah data produksi, harga yang diharapkan sehingga terjadi transparansi harga. Semua orang bisa membanding-bandingkan," ucap Thomas di Jakarta, Selasa (2/2/2016). Thomas menuturkan, aplikasi mobile untuk informasi komoditas pangan itu sebenarnya sudah selesai. Akan tetapi, untuk bisa digunakan oleh user, masih memerlukan proses panjang. Thomas menyebutkan, harus dibentuk perseroan terbatas dengan modal cukup, serta staf yang akan menjalankan serta memperbaharui versi aplikasi yang dikembangkan. Selain itu, diperlukan pula kampanye atau sosialisasi tentang aplikasi mobile ini. "Jadi perjalanan masih panjang. Kemendag bisa bantu kampanye melalui Pemda-pemda, dan Kadis-kadis Perdagangan. Kemudian Kadis-kadis Pertanian juga kampanye," kata Thomas. Diakui Thomas, implementasi ini juga masih terkendala berbagai peraturan dan perizinan. Ditanya soal resistensi pedagang di level tengah, yang kemungkinan perannya akan tergantikan oleh aplikasi ini, Thomas menjamin tidak akan ada masalah serius. "Menurut saya sih pelaku besar justru bisa memanfaatkan juga data-data yang keluar dari aplikasi tersebut. Teknologi menurut saya sulit dibendung oleh siapapun. Jadi, mendingan bergabung dengan revolusi teknologi, daripada menantang atau menahan. Kalau menahan revolusi teknologi itu seperti melawan tsunami," kata dia. Cabai Merah Distribusi Terpanjang Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, di antara berbagai komoditas pangan strategis, cabai merah merupakan komoditas yang memiliki pola distribusi paling panjang. Kepala BPS Suryamin menuturkan, akibat rantai perdagangan yang panjang ini, maka perbedaan harga dari produsen ke konsumen adalah yang paling besar diantara komoditas lain. "Kalau dilihat panjang sekali rantainya dari pengumpul sampai ke rumah tangga. Kalau margin terlalu banyak seperti ini maka konsumen akhir yang membayar paling banyak," ucap Suryamin dalam paparan di Jakarta, Senin (1/2/2016). Saat ini pemerintah memiliki pekerjaan rumah untuk memotong mata rantai distribusi yang sangat panjang seperti di komoditas cabai merah. Sebagai pembanding, pola distribusi paling pendek ada pada komoditas bawang merah. * Antisipasi Potensi Konflik Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, BPS, Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, dari berbagai komoditas strategis pemerintah bisa mulai memprioritaskan memotong mata rantai distribusi yang terdiri dari empat lapisan ke atas. "Kan ada yang sampai sembilan rantai tuh. Kalau tiap pihak ambil margin lima persen saja, sampai konsumen marginnya sudah 45 persen," kata Sasmito. Meski begitu dia mengingatkan pemerintah, agar jangan sampai upaya memotong panjangnya pola distribusi tersebut justru menciptakan masalah baru. "Bayangan saya yang di atas empat rantai itu bisa dipangkas, dengan tidak menimbulkan pengangguran baru atau masalah baru. Kan bisa menimbulkan konflik sosial diantara pedagang kalau mereka kehilangan mata pencaharian," imbuh Sasmito. Penulis: Estu Suryowati Editor: M Fajar Marta Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/02/02/190118226/Aplikasi.Mobile.untuk.Pangkas.Pola.Distribusi.Pangan.Masih.Disiapkan |
News Archives
August 2021
News CategoriesAll Ekonomi Entrepreneur Finance Hukum/Peraturan Human Resources Profile Inspirasi Technology Umkm Umum |