29/7/2015 1 Comment Akses UMKM Dipermudah![]() JAKARTA, KOMPAS — Bank Indonesia menjadikan penyaluran kredit ke sektor usaha mikro, kecil, dan menengah sebagai syarat mendapatkan insentif relaksasi rasio pinjaman terhadap sumber dana. Langkah ini merupakan strategi dalam mempermudah akses pembiayaan. Saat ini dikenal rasio pinjaman terhadap sumber dana (LFR). Semula diberlakukan rasio pinjaman terhadap simpanan atau dana pihak ketiga (LDR). Sumber dana diperluas dengan memasukkan surat-surat berharga yang diterbitkan bank. Rasio LDR yang semula maksimal 92 persen, dinaikkan menjadi 94 persen dengan menggunakan rasio LFR. Insentif pelonggaran itu hanya bisa digunakan bank yang sudah memenuhi syarat minimal penyaluran kredit ke sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Selain itu, kredit bermasalah bank tersebut tidak lebih dari 5 persen.
Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo menjelaskan, dalam kondisi perekonomian yang melemah, dukungan terhadap sektor UMKM sangat dibutuhkan. "Pemerintah juga memberi dukungan terhadap sektor UMKM dengan memberikan subsidi bunga kredit. Upaya-upaya itu sangat baik untuk mendorong UMKM pada saat kondisi perekonomian melemah," kata Agus di Jakarta, akhir pekan lalu. Pada akhir 2015, bank harus menyalurkan kredit ke sektor UMKM minimal 5 persen dari total penyaluran kredit. Komposisi penyaluran kredit ke sektor UMKM bertambah 5 persen setiap tahun. Pada akhir 2018, bank harus menyalurkan 20 persen dari total kreditnya untuk sektor UMKM. Dorong perekonomian Bank yang bisa memenuhi ketentuan minimal penyaluran kredit ke sektor UMKM dan memiliki kredit bermasalah yang kurang dari 5 persen mendapat insentif relaksasi giro wajib minimum LFR. Insentif itu memberi ruang bagi bank untuk menyalurkan kredit lebih besar. Apalagi, dana dari penerbitan surat berharga juga dihitung. Peningkatan penyaluran kredit diharapkan bisa mendorong perekonomian. Selain itu, juga akan meningkatkan kinerja industri perbankan. Saat ini, sebagian besar bank di Indonesia masih bergantung pada pendapatan bunga. Direktur Utama Bank Sahabat Sampoerna Ali Rukmijah menjelaskan, pangsa pasar UMKM sangat besar. Saat ini, sebagian besar UMKM belum mendapatkan akses pembiayaan. "Industri menengah dan besar rata-rata tersebar di kota-kota besar dan pasti menarik dari segi pembiayaan bank. Sementara UMKM dengan potensi yang sangat besar berada di kota-kota kecil yang belum tergarap. Pasar UMKM sangat besar," katanya. Hal itu mendorong manajemen Bank Sampoerna untuk fokus pada pembiayaan di sektor UMKM. Komposisi kredit sektor UMKM mencapai 77 persen dari total penyaluran kredit. "Pengelolaan kredit ke sektor UMKM tidak bisa menggunakan pola penyaluran kredit ke sektor menengah besar. Kami harus telaten mendampingi para pelaku di sektor UMKM," kata Ali. Saat ini, ada sekitar 57 juta UMKM Indonesia. Baru sekitar 30 persen di antaranya yang mendapat pinjaman dari lembaga keuangan formal. (AHA) http://print.kompas.com/baca/2015/07/13/Akses-UMKM-Dipermudah
1 Comment
|
News Archives
August 2021
News CategoriesAll Ekonomi Entrepreneur Finance Hukum/Peraturan Human Resources Profile Inspirasi Technology Umkm Umum |