Jakarta, 24 September 2017
Pertama kali bertemu beliau di tahun 2016 pada saat saya ikut menjadi penilai dan juri dalam program Kementrian Ristek dan Dikti yang memberikan hibah insetif dana bagi pengusaha pemula berbasis teknologi. Orang yang sederhana dan sangat "humble" namun mempunyai kemauan yang kuat untuk menciptakan teknologi yang akan bisa memberikan kontribusi kepada bangsa Indonesia.
Teknologi yang beliau ciptaka dinamakan "Magic Ring" yang bisa menghemat bahan bakar sepeda motor 20% - 40%, memberikan tenaga yang lebih kuat sekaligus mendinginkan mesin karena kerja mesin menjadi optimal dengan RPM yang lebih rendah.
Setelah beberapa pertemuan, akhirnya kemaren saya bersama partner datang kembali ke Solo tempat beliau tinggal untuk menindak lajuti keinginan kami bekerja sama dan mengembangkan usaha yang sudah beliau rintis sejak tahun 2012.
Mendengar cerita di balik ciptaan Magic Ring ini, saya jadi sangat terharu karena perjuangan beliau ternyata cukup lama sejak tahun 2004. Pak Sumiyanto yang hanya tamat SMA bekerja di bengkel motor memang mempunyai hobby untuk mencoba memperbaiki kinerja sepeda motor yang beliau perbaiki dan rawat. Jatuh bangun dan gagal dalam membuat prototype Magic Ring yang pertama, banyaknya dana yang harus dikeluarkan untuk sampai mendapatkan hak PATEN penemuannya membuat beliau menjadi semakin bijak dan sabar.
"Saya terus menerus Sholat Tahajud malam hari untuk mendapatkan petolongan dan bimbingan Allah pak Budi"... kata beliau menceritakan.
Karena walaupun Paten sudah di dapatkan, hasil uji coba di BPPT dan segala persyaratan lainnya sudah di penuhi, masih banyak orang yang skeptis akan penemuan beliau. Maklum beliau yang hanya tamat SMA hanya tahu membuat suatu alat yang bagus untuk menghemat bahan bakar namun tidak punya pengetahuan yang banyak untuk memasarkan produk beliau.
Dengan sulitnya penjualan di tambah dengan banyaknya beban keluarga yang harus di tanggung dimana 3 anak beliau harus kuliah, maka kesulitan itu seakan tiada hentinya. Sangat bersyukur beliau di tahun 2016, titik terang mulai kelihatan dengan lolosnya beliau dalam program IBT dari Kementrian Ristek dan Dikti sehingga pengembangan produk dan usaha beliau mulai bisa berjalan lebih lancar.
Sekarang usaha beliau sudah semakin maju dan persiapan untuk akselerasi sudah di mulai. Produksi dan permintaan sudah mulai meningkat di tambah dengan adanya perjanjian kerja sama dengan perusahaan motor nasional VIAR yang menggunakan teknolgi dan MAGIC RING sebagai bagian dari komponen mereka.
Permintaan yang dulunya hanya puluhan perbulan sekarang sudah mulai masuk ke angka 1,500 - 2,000 pcs per bulan.
Semoga Pak Sumiyanto terus mengembangkan usahanya dan menciptakan teknologi-teknologi yang baru dan bermanfaat bagi Bangsa dan negara Indonesia. Dengan Magic Ring yang relatif murah jutaan sepeda motor di Indonesia bisa menghemat bahan bakar dan memberikan peningkatan kesejahteraan bagi pengguna sepeda motor sekaligus bisa mengurangi subsidi BBM pemerintah Indonesia.
"Dream Big, Start Small"...
Budi Isman
CEO Mikroinvestindo/Founder Proindonesia foundation
Pertama kali bertemu beliau di tahun 2016 pada saat saya ikut menjadi penilai dan juri dalam program Kementrian Ristek dan Dikti yang memberikan hibah insetif dana bagi pengusaha pemula berbasis teknologi. Orang yang sederhana dan sangat "humble" namun mempunyai kemauan yang kuat untuk menciptakan teknologi yang akan bisa memberikan kontribusi kepada bangsa Indonesia.
Teknologi yang beliau ciptaka dinamakan "Magic Ring" yang bisa menghemat bahan bakar sepeda motor 20% - 40%, memberikan tenaga yang lebih kuat sekaligus mendinginkan mesin karena kerja mesin menjadi optimal dengan RPM yang lebih rendah.
Setelah beberapa pertemuan, akhirnya kemaren saya bersama partner datang kembali ke Solo tempat beliau tinggal untuk menindak lajuti keinginan kami bekerja sama dan mengembangkan usaha yang sudah beliau rintis sejak tahun 2012.
Mendengar cerita di balik ciptaan Magic Ring ini, saya jadi sangat terharu karena perjuangan beliau ternyata cukup lama sejak tahun 2004. Pak Sumiyanto yang hanya tamat SMA bekerja di bengkel motor memang mempunyai hobby untuk mencoba memperbaiki kinerja sepeda motor yang beliau perbaiki dan rawat. Jatuh bangun dan gagal dalam membuat prototype Magic Ring yang pertama, banyaknya dana yang harus dikeluarkan untuk sampai mendapatkan hak PATEN penemuannya membuat beliau menjadi semakin bijak dan sabar.
"Saya terus menerus Sholat Tahajud malam hari untuk mendapatkan petolongan dan bimbingan Allah pak Budi"... kata beliau menceritakan.
Karena walaupun Paten sudah di dapatkan, hasil uji coba di BPPT dan segala persyaratan lainnya sudah di penuhi, masih banyak orang yang skeptis akan penemuan beliau. Maklum beliau yang hanya tamat SMA hanya tahu membuat suatu alat yang bagus untuk menghemat bahan bakar namun tidak punya pengetahuan yang banyak untuk memasarkan produk beliau.
Dengan sulitnya penjualan di tambah dengan banyaknya beban keluarga yang harus di tanggung dimana 3 anak beliau harus kuliah, maka kesulitan itu seakan tiada hentinya. Sangat bersyukur beliau di tahun 2016, titik terang mulai kelihatan dengan lolosnya beliau dalam program IBT dari Kementrian Ristek dan Dikti sehingga pengembangan produk dan usaha beliau mulai bisa berjalan lebih lancar.
Sekarang usaha beliau sudah semakin maju dan persiapan untuk akselerasi sudah di mulai. Produksi dan permintaan sudah mulai meningkat di tambah dengan adanya perjanjian kerja sama dengan perusahaan motor nasional VIAR yang menggunakan teknolgi dan MAGIC RING sebagai bagian dari komponen mereka.
Permintaan yang dulunya hanya puluhan perbulan sekarang sudah mulai masuk ke angka 1,500 - 2,000 pcs per bulan.
Semoga Pak Sumiyanto terus mengembangkan usahanya dan menciptakan teknologi-teknologi yang baru dan bermanfaat bagi Bangsa dan negara Indonesia. Dengan Magic Ring yang relatif murah jutaan sepeda motor di Indonesia bisa menghemat bahan bakar dan memberikan peningkatan kesejahteraan bagi pengguna sepeda motor sekaligus bisa mengurangi subsidi BBM pemerintah Indonesia.
"Dream Big, Start Small"...
Budi Isman
CEO Mikroinvestindo/Founder Proindonesia foundation