
Berita yang kita dapatkan bahwa Freeport menawarkan 10% saham mereka senilai 1.7 Milyar USD kepada Indonesia adalah obsurd. Kalau di konversikan ke rupiah maka akan setara dengan 23.63 Triliun Rupiah dengan asumsi 1 USD sama dengan 13.900 Rupiah.
Pastinya pemerintah tidak akan menerima begitu saja penawaran ini dan secara business harus di lakukan revaluasi terhadap nilai PT Freeport Indonesia dan juga nilai Freeport induk secara keseluruhan.
Pastinya pemerintah tidak akan menerima begitu saja penawaran ini dan secara business harus di lakukan revaluasi terhadap nilai PT Freeport Indonesia dan juga nilai Freeport induk secara keseluruhan.
Seperti yang sudah saya tulis dalam blog saya yang lalu nilai Freeeport secara keseluruhan sekarang ini sedang jatuh dan posisi keuangan mereka sedang tidak baik.
Saya mencoba mengambil data dari Bursa New York dimana Freeport melantai dan per hari kemaren kapitalisasi saham mereka hanya 4.3 Milyar USD. Secara awam, besarnya kapitalisasi inilah nilai pada hari kemaren investor mau membeli saham mereka.
Kalau kita asumsikan kontribusi Freeport Indonesia terhadap Freeport induk sekitar 17% - 20%, maka wajarnya nilai kapitalisasi bagian Freeport Indonesia 100% sekitar 860 Juta USD saja. Artinya secara logika awam nilai 10% saham Freeport Indonesia akan berkisar di 86 Juta USD saja. Tentunya dengan besarnya potensi Freeport Indonesia dan neraca mereka maka nilai 86 juta tersebut sudah jelas terlalu murah. Namun memberikan nilai 1,7 Milyar USD untuk 10% (17 Milyar USD, 100% PT. FI) juga bukan harga yang wajar dalam kondisi sekarang.
Logikanya analis amatiran sbb:
Kapitalisasi saham Freeport induk sekarang USD 4.3 Milyar
Premi di atas harga saham sekarang 20% menjadi USD 5.16 Milyar
Kontribusi Freeport Indonesia 20%
Kontribusi harga saham Freeport Indonesia (20% x 5.16) 1,032 Milyar USD
Wajarnya harga total Freeport Indonesia 1,032 Miyar USD untuk 100%
Kalau harga 10% saham di tawar, sekitar 103 Juta USD bukan 1.7 Milyar USD
Tentunya kita harus betul-betul detail melakkan due dilligence untuk penawaran ini. Walaupun tidak ada matematisnya dalam jual beli saham, namun ada tata cara dan logika yang di pakai untuk memberikan perkiraan harga wajar yang bisa di berikan.
Yang lebih penting adalah, kekuatan pemerintah untuk bernegosiasi dan memakai kesempatan untuk menahan perpanjangan kontrak, atau malah memutuskan untuk tidak memperpanjang lagi kontrak Freeport di Indonesia. Ini secara strategi bisa membuat nilai saham Freeport akan menjadi lebih murah di bandingkan kalau perpanjangan di berikan.
Strategi lain yang bisa di pakai, kalau ada keberanian kementrian BUMN, adalah membangun konsorsium BUMN tambang dan ambil alih Freeport Induk 51% dan kuasai mayoritas saham. Mumpung kinerja Freeport lagi parah d an nilai saham lagi anjlok.
Jakarta 15 Januari 2016
Saya mencoba mengambil data dari Bursa New York dimana Freeport melantai dan per hari kemaren kapitalisasi saham mereka hanya 4.3 Milyar USD. Secara awam, besarnya kapitalisasi inilah nilai pada hari kemaren investor mau membeli saham mereka.
Kalau kita asumsikan kontribusi Freeport Indonesia terhadap Freeport induk sekitar 17% - 20%, maka wajarnya nilai kapitalisasi bagian Freeport Indonesia 100% sekitar 860 Juta USD saja. Artinya secara logika awam nilai 10% saham Freeport Indonesia akan berkisar di 86 Juta USD saja. Tentunya dengan besarnya potensi Freeport Indonesia dan neraca mereka maka nilai 86 juta tersebut sudah jelas terlalu murah. Namun memberikan nilai 1,7 Milyar USD untuk 10% (17 Milyar USD, 100% PT. FI) juga bukan harga yang wajar dalam kondisi sekarang.
Logikanya analis amatiran sbb:
Kapitalisasi saham Freeport induk sekarang USD 4.3 Milyar
Premi di atas harga saham sekarang 20% menjadi USD 5.16 Milyar
Kontribusi Freeport Indonesia 20%
Kontribusi harga saham Freeport Indonesia (20% x 5.16) 1,032 Milyar USD
Wajarnya harga total Freeport Indonesia 1,032 Miyar USD untuk 100%
Kalau harga 10% saham di tawar, sekitar 103 Juta USD bukan 1.7 Milyar USD
Tentunya kita harus betul-betul detail melakkan due dilligence untuk penawaran ini. Walaupun tidak ada matematisnya dalam jual beli saham, namun ada tata cara dan logika yang di pakai untuk memberikan perkiraan harga wajar yang bisa di berikan.
Yang lebih penting adalah, kekuatan pemerintah untuk bernegosiasi dan memakai kesempatan untuk menahan perpanjangan kontrak, atau malah memutuskan untuk tidak memperpanjang lagi kontrak Freeport di Indonesia. Ini secara strategi bisa membuat nilai saham Freeport akan menjadi lebih murah di bandingkan kalau perpanjangan di berikan.
Strategi lain yang bisa di pakai, kalau ada keberanian kementrian BUMN, adalah membangun konsorsium BUMN tambang dan ambil alih Freeport Induk 51% dan kuasai mayoritas saham. Mumpung kinerja Freeport lagi parah d an nilai saham lagi anjlok.
Jakarta 15 Januari 2016