Budi Satria Isman
  • About
  • Tanya Bisnis
  • Blog
  • Training & Workshop
  • News
  • Contact
  • Member Only

Business and Management

Helping professionals and entrepreneurs develop their skills and businesses

Visit our Store

"MEMBANGUN BRAND ATAU HANYA BERDAGANG"

23/4/2017

 
Picture
​Pilihan orang untuk berusaha itu banyak ragamnya. Namun sebelum investasi di usaha maka ada baiknya kita tahu dulu apa tujuan kita melakukannya.

Ada orang berusaha untuk jangka panjang dan ada yang hanya untuk jangka pendek. Ada yang ingin bangun Brand dan ada yang hanya mau buat produk atau jasa.

Yang sudah pasti membangun brand sebuah produk atau jasa itu berbeda dengan hanya sekedar berdagang. Perbedaan yang siginifikan itu ada beberapa:

1. Membangun Brand yang kuat itu butuh komitmen dan berpikir jangka panjang.

2. Membangun Brand butuh kekuatan mental dan dana agar bisa bertahan pada saat-saat awal usaha.

3. Membangun Brand itu butuh pemikiran, kreatifitas yang lebih banyak.

4. Kalau berdagang saja maka kita tidak perlu menciptakan produk atau jasa.

5. Asal produk bisa laku dan ada keuntungan yang memadai di bandingkan dengan biaya modal (cost of capital) maka akan mungkin untuk selamat.

Namun kedua business ini tetap membutuhkan infrastruktur, system dan SDM yang memadai kalau mau menjadi besar.

Apakah dagang pasti untung ? Belum tentu juga....

Anda yang pernah berdagang pasti tahu tidak semua produk atau jasa itu bisa langsung terjual. Kita tetap perlu modal awal baik untuk stok maupun untuk bangun system. Biaya tetap akan tetap ada.

Kalau anda yang sudah pernah membangun Usaha dengan brand pasti tahu mana yang lebih baik. Namun tentunya keputusan anda dalam berbisnis akan tergantung kepada diri anda sendiri.

Selamat memilih...!!!

Jakarta 5 April 2017

Budi Isman

Mereka semua, bagi saya, adalah Pahlawan Ekonomi Bangsa !

22/4/2017

 
Picture
,Setelah pensiun muda dari pekerjaan di perusahaan-perusahaan besar dan asing, tahun 2010 dengan memulai Yayasan Proindonesia, saya berniat untuk mencoba memberikan sedikit kontribusi terhadap Bangsa kita dengan mengembangkan wirausaha. Dimulai dengan beberapa orang, kemudian membuat komunitas, yang akhirnya berubah nama menjadi Gerakan Wirasuaha Onein20Movement (OIM) proindonesia di tahun 2014.

Dimulai dari beberapa kota saja, tahun ini keinginan kita untuk mengembangkan program OIM proindonesia lewat "capacity building" dan worskhop Smart Business Map di lebih 20 kota. Di setiap kota yang ingin kamu masuki maka biasanya kami akan mencari relawan-relawan yang mau ikut memberikan kontribusi baik sebagai pengelola kegiatan OIM proindonesia, sebagai mentor dan Coach maupun nantinya ingin terlibat lebih jaug sebagai Trainer Nasional.

Secara pribadi dan Yayasan proindonesia, saya bangga sekali dengan teman-teman pengurus daerah, para Mentor dan Coach, para Trainer Nasional karena semua waktu dan tenaga mereka tidak bisa kami bayar. Mereka memberikan kontribusi tenaga dan waktu karena kami punya satu Visi untuk memajukan wirausaha Indonesia terutama yang skala UMKM.

Bulan April ini, dengan selesainya nnati workshop SBM (Smart Business Map) di Bali dan Bogor, maka periode 1 program OIM proindonesi di 10 kota sudah berjalan. Kami akan melanjutkan ke periode ke 2 dengan target 10 kota berikutnya akan di mulai program kita yang hanya sekal setahun ini.

Terima kasih saya buat para relawan dan teman-teman semua yang pernah membantu dan memberikan kontribusinya. Semoga Allah membalas kontribusi dan kerja keras semua.

Jakarta 22 April 2017

​Budi Isman
​
Picture

Pricing Strategy yang salah bisa menghancurkan bisnis anda !

21/4/2017

 
Picture
LESSONS OF THE DAY

Menjelang jalan kembali ke hotel bersama salah satu konsultan terkenal sore ini kami berdiskusi mengenai kondisi perusahaan yang sedang di tangani. Diskusi yang cukup luas akhirnya fokus kepada "Pricing Strategy".

Pengalaman kami yang di tuangkan dalam modul Smart Business Map (Market Landscape) menggambarkan faktor-faktor yang perlu di pertimbangkan dalam mengambil keputusanmengenai Harga sebuah produk atas jasa yang akan di tawarkan kepada konsumen kita.

Faktor-faktor tersebut adalah:

1. HPP (Harga pokok produksi). Ngga mungkin akan jual rugi, kecuali untuk strategi jangka pendek atau tactical.

2. Harga barang kompetitor langsung yang sama produk dan jasanya. Apakah kita akan di atas, sama atau di bawahnya?

3. Target Market yang di tuju dari sisi Socio economy maupun life style dan behaviour.

4. USP (Unique Selling Proposition ) atau UVP anda? Kalau anda bermain sebagai cost leader maka harga murah adalah differensiasi anda.

5. Price sensitivity produk atau jasa anda

6. Overall strategy pricing dan timing anda

Jangan sampai kejadian yang di alami oleh beberapa rekan pengusaha UMKM yang saya temui dimana Sales dan Revenue nya sudah sampai lebih dari 2 M per bulan lalu dapat "Advise" dari orang agar menaikan harganya karena barangnya bagus. Padahal harga lama saja Gross marginnya sudah hampir 75% dengan target market Socio economy menengah bawah.

Naiknya ngga tanggung2 sampai 100% sekaligus dengan alasan mau "Naik Kelas" produknya....:) :) Namun harga saja yang naik namun barang, system, packaging, dan lainnya tidak ada perubahan. Akhirnya Sales dan Revenuenya anjlok tinggal 25% dalam 2 bulan.

Pricing strategy memerlukan pemikiran yang matang dengan memikirkan faktor2 di atas dan bukan hanya karena merasa produk kita ingin naik kelas lalu harga langsung berubah...:) :)

Adakah yang punya pengalaman serupa...???

Surabaya 7 April 2017

​Budi Isman


Change Management Process is Critical

21/4/2017

 
Picture
​LESSONS OF THE DAY

"Change Management process"

Sambil menunggu pesawat yang akan membawa kami kembali ke Jakarta, saya mencoba mengevaluasi progress dan pelajaran yang di dapatkan hari ini. Karena pekerjaan yang kami lakukan banyak dalam pembenahan organisasi maka topik sore ini adalah soal "Mengelola Perubahan".

Dalam dua perusahaan yang kami lihat dalam dua hari ini maka ada beberapa point pelajaran yang di dapatkan kalau mau sukses dalam melakukan Perubahan. Karena kalau Perubahan dilakukan tanpa rencana dan proses yang benar maka tingkat keberhasilannya akan kecil.

Proses yang biasa saya pakai dalam mengelola Perubahan adalah model yang sederhana. Yaitu 3 step:
1. Proses unfreeze. Yaitu proses dimana sebuah organisasi harus di berikan pangertian penting nya Perubahan dan dampak positif yang akan mereka terima kalau perubahan itu terjadi. Proses ini penting sekali karena kita tahu bahwa sifat manusia pada dasarnya sulit untuk berubah.

2. Proses Change. Kalau mereka Sudah "buy in" terhadap apa dan kenapa harus berubah maka baru action dari Perubahan tsb bisa dilakukan. Pada saat ini kita harus terus monitor dan berikan semangat agar mereka tetap komit untuk terus melakukan Perubahan yang sudah di rencanakan.

3. Proses Refreezing. Ini adalah proses dimana perobahan yang sudah berjalan menjadi proses yang lebih baku dan menjadi suatu normatif yang baru.

Namun demikian sukses atau tidak nya sebuah proses Perubahan tersebut akan sangat tergantung kepada:

1. Commitment dari top Management atau CEO
2. Adanya kontinuitas komunikasi yang tepat 
3. Support dari karyawan kunci dan membantu agen2 Perubahan. 
4. Adanya disiplin dalam monitoring sekaligus reward dan punishment nya.

Tanpa proses yang baik dan komitment semua pihak niscaya Perubahan itu tidak akan terjadi.
​
Surabaya 8 April 2017
Budi isman

Pentingnya Membangun Fondasi Bisnis

21/4/2017

 
Picture
LESSONS OF THE DAY
Hari ini banyak sekali pelajaran yang di dapatkan yang sebenarnya kembali ke fodasi dasar dari sebuah business dan Organisasi; yaitu Membangun System, Membangun SDM dan Membangun Budaya dan Komunikasi.
Dari pelajaran hari ini sebuah business yang maju dan besar pada dasarnya harus membangun Fondasi dasar yang disebutkan di atas.
1. Membangun system mengacu kepada business proses yang sudah di petakan sangat penting. Karena dari sini kita bisa mulai menjalankan usaha dengan mengurangi resiko terhadap ketidak pastian, resiko akan kehilangan kontrol dan juga resiko terhadap guncangan yang terjadi.
2. Membangun SDM seperti yang sudah selalu saya utarakan menjadi kunci. Tanpa SDM yang mempunyai Pengetahuan yang memadai, Ketrampilan dan kompetensi yang bagus dan Sikap/Karakter yang baik maka niscaya usaha itu akan pelan-pelan sakit dan bisa mati.
3. Kalau System adalah ibarat Mesin, SDM adalah pengemudi, maka Budaya dan Komunikasi adalah Oli (pelumas) yang akan membuat system berjalan dengan lancar. Komunikasi disini tentunya bukan hanya untuk internal organisasi dan juga komunikasi dengan phak eksternal seperti dengan konsumen dan para stakeholders.
Semoga bermanfaat...:)
Jakarta 12 April 2017

Pengembangan UMKM untuk Pemerataan Ekonomi ASEAN

20/4/2017

 
Picture
LESSONS OF THE DAY
Dua tahun yang lalu di kota Ho Chi Minh Vietnam saya berkesempatan untuk menjadi Key Note Speaker dalam acara International Business Conference yang di hadiri sekitar 14 Negara.
Pada saat itu saya membawakan topic inti "Pengembangan UMKM untuk pemerataan ekonomi di ASEAN" . Melihat data yang ada, ternyata di ASEAN kondisi UMKM hampir mirip dengan Indonesia dari sisi kontribusi terhadap PDB/GNP atau penciptaan lapangan pekerjaan.
Namun dari sisi keseriusan pemerintah, mungkin hanya beberapa negara yang sangat fokus seperti Malaysia, Singapore dan Vietnam. Indonesia sendiri dalam era pemerintahan sekarang memang sudah mencanangkan banyak program untuk UMKM. Namun mungkin bedanya adalah koordinasi dan fokus.
Kebetulan saya punya banyak teman2 di Malaysia bukan karena istri saja berasal dari sana namun sejak kuliah di USA dulu memang banyak teman2 kami yang asalnya dari Malaysia. Dari hasil diskusi dan melihat apa yang kami lakukan di Indonesia, banyak pihak yang mau kami membantu mengembangkan SME/UMKM di Malaysia dan banyak juga program insetif yang bisa di dapatkan.
Malahan banyak pihak yang mau memberikan insentif kalau ada produk2 UMKM Indonesia yang bagus agar bisa di produksi di Malaysia.
Di Malaysia sejak 1996 sudah sangat serius mengembangkan UMKM sampai tahun 2010 di mana semua kebijakan dan urusan UMKM di berikan ke satu wadah yang namanya SME Corporation Malaysia di bawah Department Perindustrian. SME Corporation inilah yang mengkoordinasikan semua kebijakan dan aturan termasuk program yang ada di semua lini Kementrian.
Alangkah baiknya Indonesia juga punya satu badan khusus untuk UMKM ini agar semuanya bisa sinkron, terkoordinasikan dengan baik dan juga menjadi efisien.
Mungkin SMESCO itu dulu wacananya begituh yah..he..he tapi akhirnya hilang tanpa kesan.
Kuala Lumpur 16 April 2017
Budi Isman

Leadership, Communication & Crisis Management

16/10/2016

 
Picture
Dalam sebuah organisasi yang baik biasanya ada aturan dan prosedur yang sudah di siapkan untuk menghadapi situasi yang di namakan "Crisis". "Crisis" ini tentunya mempunyai defenisi tersendiri yang di tetapkan oleh organisasi masing-masing.

Dalam situasi yang sudah masuk kedalam kategori "Crisis" seorang pimpinan akan bisa terlihat performanya berdasarkan bagaimana di mengelola krisis yang sedang terjadi sehingga organisasi tersebut masih bisa selamat dan berjalan kembali normal. Paling tidak dampak negatif yang di hasilkan oleh situasi tersebut bisa di minimalisir.

Selain dari persiapan team yang khusus (Crisis Management team), seorang pimpinan memang sangat di harapkan untuk bisa berdiri di depan dan memimpin team dan berkomunikasi secara teratur dan terstruktur.

Lalu apa hubungannya Leadership dengan Komunikasi dalam situasi Krisis?

Leadership itu adalah panutan dan juga pemberi arah dan harapan. Kalau dalam situasi panik pemimpin juga ikut panik, maka akan sangat sulit para pengikut untuk bisa membantu mengatasi krisis yang sedang berlangsung. Pengikut sangat berharap mendengarkan arahan dan kebijakan yang akan di ambil dan di ikuti oleh mereka.

Salah dalam berkomunikasi, bukan hanya masalah konten (isi) namun juga cara penyampaian akan membuat suasana akan menjadi lebih keruh.
​
Picture
Dalam era digital dan internet sekarang ini, pola dan cara kita berkomunikasi jadi sangat berpengaruh terhadap apa yang ingin kita capai.

Dalam konteks kejadian yang lagi "hot" topic di Jakarta dan Indonesia adalah gaya komunikasi Gubernur DKI. Kejadian di Pulau Seribu yang di rekam dalam sebuah video dan di ungguh ke dunia maya adalah salah satu contoh nyata bagaimana kita harus merencanakan dan kelola cara kita berkomunikasi.

Saya tidak akan berdebat soal konten salah dan benar, karena dalam komunikasi ada pepatah yang mengatakan "Persepsi itu adalah Realita" bagi si penerima.

Akibat dari peristiwa tersebut, bisa di katakan bahwa sudah masuk kedaerah "krisis" karena bukan saja penduduk Jakarta yang bereaksi, namun banyak sekali pemeluk agama Islam lainnya juga bereaksi.

Dari dulu saya sudah tidak simpati dengan cara Gubernur DKI kita ini berkomunikasi karena menurut saya salah satu kekurangan beliau yang harus segera di perbaiki adalah gaya dan kemampuan beliau berkomunikasi dengan berbagai pihak. Ingat dalam berkomunikasi yang baik kita juga harus menggunakan cara yang berbeda-beda dalam situasi yang berbeda dan audiens yang berbeda pula.

Dalam situasi yang saya anggap sudah kategori "krisis" alangkah elegan dan bijak Pak Basuki menahan diri dalam berkomentar dan menunjuk team komunikasi yang bisa menghadapi media dan membuat strategi dan langkah untuk mengurangi dampak negatif dari peristiwa tersebut.

Walaupun beliau sudah meminta maaf, namun komunikasi setelah itu kalau tidak di kelola dengan baik malah bisa membuat situasi bertambah runyam.

Akhir kata...pemimpin yang baik memang harus punya kemampuan dalam mengelola Krisis dan berkomunikasi dengan baik.

Jakarta, 16 Oktober 2016

Jebakan UKM yang harus di hindari - pengalaman Chandra Founder Esprecielo Allure

25/9/2016

 
Picture
JMelanjutkan sharing saya tentang pengalaman Chandra, pemilik usaha minimun Esprecielo Allure dalam membangun business nya maka teman-teman dari OIM ProIndonesia mencoba merangkumkan beberap hal yang sangat penting di perhatikan oleh para pebisinis:

Chandra menamakannya UKM Trap yang harus di hindari. Apa saja itu:

01: Merasa nyaman dgn kondisi yg ada. Sudah berada dalam zona nyaman sehingga sudah sulit untuk bergera maju.

02: yang penting mengikuti komunitas (tp tidak belajar). Banyak teman-teman UKM atau entrepreneur yang ikut segala macam komunitas dan group. Namun sangat di sayangkan kalau hanya sekedar ngumpul-ngumpul dan tidak mendapatkan pelajaran dari komunitas itu.

03: Mengeluh. Banyak UKM yang gagal move on karena bisanya hanya mengeluh dengan segala kondisi yang ada dan lebih parah lagi menyalahkan semuanya kecuali diri sendiri.

04: SELEBPRENEUR. Yang penting ingin exist dan terkenal. Business masih biasa-biasa saja namun sudah ingin eksistensinya di akui. Yang penting terkenal

05: Mengidolakan dan ngefans dengan para inspirator namun tidak belajar dari mereka. Cuma ngefans aja kata chandra. Padalah harusnya kita bisa belajar banyak dari mereka

06: Tidak FOKUS. Baru maju sedikit lalu sudah terus buka bisnis baru dan, terus launching produk baru.

07: HATE/kebencian/iri dengki adalah problem mental dan pikiran. Benci sama perusahaan besar atau asing dan menganggap mereka itu penghancur UKM atau usaha kecil. Padahal dari mereka kita banyak sekali bisa belajar dan untuk perusahaan yang sangat besar UKM ini tidak akan menjadi perhitungan mereka.

08: CENGENG. Mengeluh dan banyak sekali permintaan kepada pemerintah. Permintaan modal, perlindungan, kemudahan dan segalanya. Padahal kalau pun kita tidak dapat bantuan, kita tetap harus bisa mencari jalan untuk berkembang.

09: NASIONALISME BUTA.  Melihat pihak asing sebagai penghisap darah, padahal bisa jadi mereka mau investasi bisa jadi mereka menjadi partner untuk pengembangan usaha kita.

10: TERLALU BANYAK ANALISA sehingga lupa action. 

Untuk teman-teman yang mungkin masih terjebak ke salah satu persoalan di atas tentunya bisa di perbaiki dengan sikap kita yang optimis dan terus mau belajar, bertindak.

Jakarta 25 September 2016

Budi S. Isman




Jatuh Bangun Chandra Liang Membangun Minuman "Allure" Green Tea Latte Yang Sangat Inspiratif

24/9/2016

 
Picture
Hari ini saya mendapat kesempatan untuk ikut dalam acara rutin gerakan wirausaha Onein20Movement ProIndonesia wilayah Jakarta di Warunk Upnormal, Tebet. Ada tiga orang pembicara dimana saya termasuk salah satunya dan yang dua orang lagi adalah Chandra Liang Owner sekaligus Founder dari Minuman Esprecielo Allure yang lagi ngetop banget. Selain itu ada juga Bang Salman yang berbagi ilmu tentang Digital Marketing.

Dalam kesempatan pertama Chandra berbagi pengalaman dia memulai sebuah usaha yang berkali kali gagal sampai suatu saat dimana tahun 2010 dia sangat kesulitan dan akhirnya menemukan ide untuk membuat produk minuman bubuk dengan merek Esprecielo.

Perjalanan Esprecielo sendiri tidaklah mulus karena selain banyak kendala Chandra pun bercerita bahwa dia juga kena virus yang dia namakan UKM Trap. Salah satunya adalah membuat terlalu banyak produk dan usaha lain sehingga tidak fokus. Pengalaman ini membuatnya hampir bangkrut sampai akhrinya dia memutuskan untuk fokus ke satu produk dan akan membesarkannya. Disitulah akhirnya dia memutuskan membuat dan fokus kepada Minuman Matcha Green Tea Latte baik yang bubuk dan yang terakhir dalam bentuk minuman siap saji (RTD).

Pengalaman kegagalan dia di usaha yang lain dan dengan belajar banyak kepada para ahli dan senior lainnya, dia mencoba melihat perusahaan-perusahaan besar dan mencoba mempelajari pola kerja mereka. Disini Chandra melihat bahwa semua perusahaan besar itu membangun "Brand" sedangkan usaha kecil hampir semunya hanya fokus kepada penjualan.

Dengan tekad yang bulat dan memfokuskan diri seperti seorang "sniper" maka diapun mulai membangun "Brand" Minuman "Allure" dengan cara yang berbeda dari cara perusahaan besar. Tentunya ini sangat rasional karena dengan dana yang terbatas dia harus menggunakannya se efektif mungkin. Dengan kreatifitas yang luar biasa dia mencari momentum dan membuat film pendek dari perjalanan dan pernikahan selebritis yang di kemas sedemikian rupa sehingga film pendek ini di tonton melalui youtube lebih dari 2.7 juta orang dalam 3 seri.

Dengan teknik soft selling dalam sequence film pendek tsb mulai terbangun "awareness" konsumen terhadap produk "Allure" green tea latte. Banyak lagi tentunya yang beliau lakukan dalam membangun jaringan distribusi, membuat promosi yang efektif melalui kontest video, maka pelan dan pasti produk "Allure" sudah mulai menjadi buah bibir konsumen maupun para retailer yang ada.

Intinya...saya senang dan kagum kepada Chandra yang dengan semangat pantang menyerah, terus belajar dari kesalahan dan mengambil tindakan untuk memperbaikinya. Nasehat Chandra keapda kita semua...."Jangan sampai kita terjebak kedalam pemikiran UKM Trap", Jangan hanya ikut seminar maupun komunitas kalau tidak mau belajar. Lebih penting lagi menurut beliau adalah eksekusi dan bertindak.

Semoga pelajaran hari ini oleh Chandra membuka wawasan para UKM agar bisa naik kelas (Leveling UP).

Jakarta 24 September 2016

​Budi S. Isman

Kasus Makanan Bayi "Bebiluck" harus disikapi dengan kepala dingin !

17/9/2016

 
Picture

Jakarta 17 September 2016

Kasus makanan pendamping bayi (MPASI) "Bebiluck" sedang ramai di beritakan baik oleh media mainstream maupun di media sosial lainnya. Sudah beredar juga petisi yang ingin tentunya membela dan memberikan suppport kepada pemilik "Bebiluck" agar tidak di pidanakan dalam kasus yang katanya adalah produk ilegal dan tanpa izin dari BPOM.

Sebagai salah satu pegiat wirausaha, terutama UMKM di Indonesia melalui gerakan Onein20Movement ProIndonesia, saya juga prihatin dengan kasus ini dan juga ingin mencoba memberikan pandangan kepada semua kita, baik pelaku UMKM maupun sebagai masyarakat biasa.

Pertama, saya ingin kita semua mencoba melihat kasus ini secara lebih objektif dan membuka pikiran kita agar kasus seperti ini tidak terulang bagi semua teman-teman UMKM maupun pengusaha lainnya. Karena saya sendiri tidak terlibat dan hanya bisa membaca dan melihat informasi yang ada, maka memang akan sulit untuk memberikan masukan yang tepat.

Kedua, walaupun kita bisa menduga-duga apa sebenarnya persoalan yang ada, maka ada beberapa hal yang mungkin perlu kita pertimbangkan agar semua pihak bisa menjadikan ini pelajaran untuk memajukan UMKM, Memperbaiki birokrasi yang ada namun yang lebih penting juga adalah menjaga kepercayaan dan keselamatan konsumen dan masyarakat.

Apa yang perlu kita cermati dalam kasus ini:

1. Berdasarkan penelitian kami di Proindonesia/Onein20Movement ada 6 kelemahan dasar UMKM kita yang perlu kita bantu dan perbaiki.

       a. Pengetahuan Business
       b. Pemasaran
       c. Permodalan
       d. Pemanfaatan Teknologi
       e. Administrasi dan Legalitas
       f. Networking
2. Dalam kasus "Bebiluck" boleh di katakan bahwa unsur ke lima (Administrasi dan legalitas) adalah masalah yang di hadapi. Terutama dalam mendapatkan izin dari BPOM untuk peredaran produk makanan pendamping ASI.

3. Kalau di lihat dan di baca dari beberapa tulisan yang ada, maka sebetulnya sudah banyak yang di lakukan oleh manajemen "Bebiluck" untuk melakukan hal yang benar agar bisa menjual produk mereka. Termasuk merubah CV menjadi PT, izin-izin lainnya, sertifikasi dari Lab yang di percaya, sampai dengan mengurus izin BPOM yang ternyata belum keluar sampai pada saat kasus ini terjadi.

4. Walaupun belum ada izin BPOM yang keluar, namun karena produk ini sebelumnya sudah di jual kepada konsumen maka secara teknis hukum memang seharusnya belum bisa di jual. Apapun alasannya, di mata Hukum yang kaku dan di mata birokrat yang tidak mau melihat sisi lain, maka tentunya mereka akan mengatakan produk ini adalah produk ILEGAL.

5. Yang jadi pokok persoalan sebenarnya ada beberapa hal. Produk ini di buat dan di produksi oleh usaha yang masih di kategorikan sebagai UMKM sehingga kita berharap bahwa ada keringanan dalam proses perizinan agar produk yang secara fungsi dan keamanan layak bisa di jual, bisa beredar di masyarakat. Di sisi lain, produk ini, berdasarkan pengalaman saya, adalah produk yang sangat sensitif karena di konsumsi oleh Bayi yang sangat rentan terhadap bahan dan bakteri yang bisa mengakibatkan masalah kesehatan, bahkan sampai kematian.

6. Mungkin banyak teman-teman UMKM lainnya bertanya, kanapa ada produk-produk lainnya yang hanya dengan PIRT atau malahan ada yang tidak pakai izin sama sekali bisa beredar di masyakarat? Tentunya hal ini bisa terjadi karena kemampuan petugas DINKES dan BPOM untuk melihat jutaan produk yang beredar sangat terbatas. Selain itu biasanya para petugas dari dinas terkait akan melihat apakah tingkat resiko dari produk tersebut tinggi atau tidak. Sehingga ada yang menjadi prioritas bagi birokrasi untuk memantaunya. Nah...untuk makanan Bayi, seperti yang sudah saya sampaikan adalah produk yang menurut pengalaman saya adalah prioritas karena sangat sensitif apa lagi di berikan untuk Bayi.

7. Kalau mau jujur, memang secara hukum kita sebagai pelaku usaha harus mematuhi seluruh aturan yang ada. Bukan hanya soal izin PIRT atau BPOM namun juga termasuk misalnya soal pajak dan izin2 lainnya. Namun kita juga tahu, bahwa banyak sekali kendala yang di hadapi UMKM kalau mau melakukan hal itu semua sehingga di sinilah letak peran pemerintah yang menurut saya harus mau memberikan bimbingan, kemudahan dalam merapikan administrasi dan izin dari para pengusaha kecil dan menengah ini. Jangan di matikan, karena sumbangan pengusaha UMKM ini dari sisi tenaga kerja sangat dasyat (98%) dan sumbangan kepada PDB kita sudah hampir 56%.

Lalu apa yang sabaiknya kita lakukan bersama untuk memperbaiki eco-system UMKM kita ini?

1. Pemerintah harus lebih terkoordinasi dari pusat dan daerah untuk membantu UMKM dalam percepatan pengurusan izin-izin dan sekaligus membuat biaya dari pengurusan tersebut tidak mahal.

2. Terus menerus memberikan bimbingan kepada UMKM melalui sosialisasi tentang hak dan kewajiban UMKM dan peraturan yang ada agar UMKM juga paham apa yang mereka harus siapkan.

3. Pelaku UMKM juga harus sama-sama mau memperbaiki diri dari semua persoalan izin-izin sesuai dengan kemampuan kita masing-masing dan tidak selalu harus berlindung di bawah kata "UMKM". Karena pemerintah bukan hanya melindungi pengusaha UMKM namun juga harus melindungi konsumen dan masyarakat yang memakai produk dan jasa yang di hasilkan oleh pengusaha.

4. Para pegiat wirausaha dan UMKM, para Mentor, Pelatih, para Coach dan komunitas wirausaha juga harus memberikan keseimbangan pengetahuan kepada UMKM binaan. Jangan melulu fokus Jual..jual dan Naikan Omzet.....tanpa peduli persoalan lainnya...! Jangan juga hanya mengatakan..."yang penting jalan dulu"..."NEKAT saja"....hal ini juga akan menjadi persoalan.


Mari kita sama sama berbenah diri dan tentunya juga kita harus berikan "pressure" kepada pemerintah agar mereka juga harus terus menerus berusaha memperbaiki system yang ada sehingga menjadikan iklim wirausaha Indonesia lebih baik dan juga lebih aman.

Budi Satria Isman

baca juga: http://www.bimoprasetio.com/hukum-hadir-bukan-untuk-membunuh-ukm.html


<<Previous
Forward>>

    Author

    Pengalaman sebagai profesional dan CEO beberapa perusahaan dan passionate mengembangkan wirausaha Indonesia

    Categories

    All
    Business
    Entrepreneurship
    General
    Leadership
    Profile Inspirasi
    Technology
    UMKM

    Archives

    October 2017
    September 2017
    July 2017
    June 2017
    April 2017
    October 2016
    September 2016
    August 2016
    January 2016
    December 2015
    November 2015
    October 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015

    RSS Feed

    Tweets by @BudiIsman
    Picture