
Dari umur 17 tahun saya sudah jatuh cinta pada profesi pengusaha, atau istilah yang banyak di pakai orang sekarang adalah “Entrepreneur”. Pada saat baru masuk kuliah saya sudah mendirikan perusahaan berbentuk PT bersama beberapa rekan lain, termasuk seorang dosen saya sendiri.
Dari tahun 1979 sampai tahun 1985 usaha yang di jalankan masih belum bisa di bilang berhasil karena hidupnya masih di topang oleh dana para pendiri. Begitu juga dengan CV dan PT lainnya yang saya dirikan bersama teman-teman mahasiwa waktu itu.
Begitu pindah ke Amerika Serikat dan menyelesaikan sekolah di sana, keinginan untuk berusaha itu selalu ada, namun keputusan pada waktu itu adalah bekerja sebagai seorang karyawan professional di Mobil Oil USA, tepatnya di kota Dallas, Texas.
Perjalanan karir yang cukup panjang bekerja di beberapa perusahaan Internasional dan nasional membawa saya kepada puncak karir sebagai CEO/President Director PT. Sari Husada tbk, perusahaan produsen susu bayi SGM. pada tahun 2005. Pengalaman yang luar biasa yang akan selalu membentuk pola pikir dan karakter saya dalam bekerja.
Setelah PT Sari Husada dan induk perusahaannya, Royal Numico, di akuisisi oleh Danone dari Perancis, niat saya untuk pensiun muda akhirnya bisa di capai. Tahun 2009 adalah waktu terakhir saya bekerja sebagai karyawan professional dan melanjutkan perjalanan hidup ini dalam bentuk yang berbeda.
Tidak sedikit dari orang dekat saya dan teman teman professional lainnya yang heran dengan keputusan yang saya buat. Pada saat umur yang masih sangat produktif berhenti bekerja dan pindah kwadrant (meminjam istilah Robert Kiyosaki) ke profesi Pengusaha dan Investor. Keputusan yang luar biasa sulit tentunya bagi saya pribadi, namun kalau kita sudah punya “Dream” dan “Purpose of Life”, maka keputusan yang sulit itu pasti bisa kita buat.
Jadi apa yang membuat saya tertarik sekali dengan profesi pengusaha sehingga selalu menjadi promotor agar lebih banyak lagi masyarakat kita yang mau jadi pengusaha? Dalam banyak kesempatan saya di seminar, business talk maupun diundang sebagai pembicara dan motivator, saya selalu mengemukakan beberapa alasan kenapa semua kita perlu pikirkan untuk jadi Pengusaha:
1. Indonesia Butuh Banyak Pengusaha Tangguh. Kalau dilhat dari data Departemen Koperasi & UMKM maka jumlah wirausaha kita luar biasa banyaknya, hampir 57 juta orang. Artinya hampir 24% dari penduduk kita sudah melakukan wirausaha. Namun kenapa kita masih belum bisa sejajar dengan negara-negara yang lebih maju? Karena mayoritas wirausaha kita ini masih dalam kategori mikro ataupun informal. Padahal, data dari sumber yang sama mengatakan bahwa hanya sekitar 0.3% dari penduduk kita yang jadi pengusaha Kecil, Menengah, dan Besar. Inilah tantangan bangsa kita, meningkatkan kapasitas usaha mikro untuk naik kasta jadi usaha kecil, yang kecil menjadi usaha menengah, dan yang menengah kelak bisa menjadi usaha yang besar.
2. Salah satu pilihan profesi yang layak. Pada saat saya masih remaja, profesi yang paling di lirik oleh masyarakat adalah PNS, Dokter, Insinyur dan Tentara. Jarang sekali yang mengatakan kepada saya bahwa setelah selesai sekolah (kuliah) mereka dianjurkan untuk jadi pengusaha. Miris memang, sampai sekarang kalau saya pulang ke kampung saya di kota Sungai Penuh, Kerinci, Jambi saya selalu mendapatkan cerita tentang orang tua yang memaksa anaknya pulang kampung untuk menjadi PNS. Hebatnya, banyak sekali yang mau memberikan “dana haram” untuk bisa masuk menjadi PNS yang bisa bernilai puluhan sampai ratusan juta Rupiah.
3. Menciptakan lapangan pekerjaan. Jadi pengusaha bagi saya adalah sesuatu yang sangat mulia. Salah satunya karena para pengusaha menciptakan lapangan pekerjaan yang sangat dibutuhkan oleh Negara kita. Dengan tingkat pengangguran yang masih sekitar 5.9% maka masih jutaan angkatan kerja kita yang butuh pekerjaan.
4. Kebebasan berkreasi. Bagi anda yang bekerja dengan orang lain, apakah sebagai PNS atapun sebagai karyawan professional, maka saya begitu yakin anda akan sering menemui kebuntuan pada saat anda ingin berbuat dan berkreasi sesuai dengan keinginan anda. Bagi saya secara pribadi, ini akan membuat kita frustrasi dan kalau sudah parah bisa menjadi apatis. Jadi Pengusaha adalah kebalikannya. Anda harus kreatif dan selalu berinovasi agar usaha anda bisa jalan berkesinabungan.
5. Tidak bisa dipecat. Banyak orang yang mengatakan kepada saya bahwa jadi pengusaha itu resikonya tinggi. Wow…naïf sekali pemikiran yang mengatakan bahwa jadi PNS, karyawan proefisonal ataupun profesi lain tidak punya resiko? Yang sudah pasti saya tahu, kalau anda jadi pengusaha, anda tidak bisa dipecat, kecuali oleh diri anda sendiri. Think about that!
6. Bisa langsung jadi pimpinan/CEO. Berapa banyak kita yang punya cita-cita jadi pimpinan perusahaan? Berapa lama dibutuhkan, kalau lancar, untuk bisa ke puncak karir tersebut? Pengalaman saya pribadi membutuhkan 18 tahun untuk bisa menjadi seorang CEO atau pimpinan tertinggi sebuah perusahaan. Itupun, menurut saya, termasuk cepat. Jadi pengusaha tidak perlu waktu selama itu. Begitu anda buka usaha, kalau anda mau, anda sudah langsung bisa jadi CEO nya.
7. Memberdayakan ekonomi di sekitar. Pahala lain yang anda dapatkan dalam membangun usaha adalah pemberdayaan ekonomi di sekitar tempat usaha anda. Fakta sudah membuktikan, dimana ada usaha, maka ekonomi di sekitar tempat usaha tersebut akan ikut di berdayakan, seberapapun kecilnya, dampak positif tersebut selalu ada.
8. Kita yang menentukan nasib kita, bukan orang lain. Yang paling menarik bagi saya untuk terjun ke dunia usaha adalah kesempatan kita untuk menetukan nasib kita sendiri. Kita yang menentukan arah usaha, kecepatan kita untuk berkembang dan tentunya hasil yang ingin kita dapatkan.
Sudah sepantasnya, profesi pengusaha, naik kelas dan bisa di pertimbangkan untuk menjadi pilihan hidup profesi anda di kemudian hari. Baik bagi yang sudah bekerja maupun yang baru mencari jati dirinya. Indonesia membutuhkan anda, dan mari kita sebarkan virus-virus wirausaha.
Jakarta 1 Agustus, 2013
Budi Satria Isman