Business and Management
Helping professionals and entrepreneurs develop their skills and businesses
![]() Dalam sebuah organisasi yang baik biasanya ada aturan dan prosedur yang sudah di siapkan untuk menghadapi situasi yang di namakan "Crisis". "Crisis" ini tentunya mempunyai defenisi tersendiri yang di tetapkan oleh organisasi masing-masing. Dalam situasi yang sudah masuk kedalam kategori "Crisis" seorang pimpinan akan bisa terlihat performanya berdasarkan bagaimana di mengelola krisis yang sedang terjadi sehingga organisasi tersebut masih bisa selamat dan berjalan kembali normal. Paling tidak dampak negatif yang di hasilkan oleh situasi tersebut bisa di minimalisir. Selain dari persiapan team yang khusus (Crisis Management team), seorang pimpinan memang sangat di harapkan untuk bisa berdiri di depan dan memimpin team dan berkomunikasi secara teratur dan terstruktur. Lalu apa hubungannya Leadership dengan Komunikasi dalam situasi Krisis? Leadership itu adalah panutan dan juga pemberi arah dan harapan. Kalau dalam situasi panik pemimpin juga ikut panik, maka akan sangat sulit para pengikut untuk bisa membantu mengatasi krisis yang sedang berlangsung. Pengikut sangat berharap mendengarkan arahan dan kebijakan yang akan di ambil dan di ikuti oleh mereka. Salah dalam berkomunikasi, bukan hanya masalah konten (isi) namun juga cara penyampaian akan membuat suasana akan menjadi lebih keruh. ![]() Dalam era digital dan internet sekarang ini, pola dan cara kita berkomunikasi jadi sangat berpengaruh terhadap apa yang ingin kita capai. Dalam konteks kejadian yang lagi "hot" topic di Jakarta dan Indonesia adalah gaya komunikasi Gubernur DKI. Kejadian di Pulau Seribu yang di rekam dalam sebuah video dan di ungguh ke dunia maya adalah salah satu contoh nyata bagaimana kita harus merencanakan dan kelola cara kita berkomunikasi. Saya tidak akan berdebat soal konten salah dan benar, karena dalam komunikasi ada pepatah yang mengatakan "Persepsi itu adalah Realita" bagi si penerima. Akibat dari peristiwa tersebut, bisa di katakan bahwa sudah masuk kedaerah "krisis" karena bukan saja penduduk Jakarta yang bereaksi, namun banyak sekali pemeluk agama Islam lainnya juga bereaksi. Dari dulu saya sudah tidak simpati dengan cara Gubernur DKI kita ini berkomunikasi karena menurut saya salah satu kekurangan beliau yang harus segera di perbaiki adalah gaya dan kemampuan beliau berkomunikasi dengan berbagai pihak. Ingat dalam berkomunikasi yang baik kita juga harus menggunakan cara yang berbeda-beda dalam situasi yang berbeda dan audiens yang berbeda pula. Dalam situasi yang saya anggap sudah kategori "krisis" alangkah elegan dan bijak Pak Basuki menahan diri dalam berkomentar dan menunjuk team komunikasi yang bisa menghadapi media dan membuat strategi dan langkah untuk mengurangi dampak negatif dari peristiwa tersebut. Walaupun beliau sudah meminta maaf, namun komunikasi setelah itu kalau tidak di kelola dengan baik malah bisa membuat situasi bertambah runyam. Akhir kata...pemimpin yang baik memang harus punya kemampuan dalam mengelola Krisis dan berkomunikasi dengan baik. Jakarta, 16 Oktober 2016 |
AuthorPengalaman sebagai profesional dan CEO beberapa perusahaan dan passionate mengembangkan wirausaha Indonesia CategoriesAll Business Entrepreneurship General Leadership Profile Inspirasi Technology UMKM Archives
August 2021
|