Business and Management
Helping professionals and entrepreneurs develop their skills and businesses
Ingat di tahun awal 90an waktu kembali ke Indonesia saya membeli rumah di Bintaro Jaya. Salah satu kesulitan saya waktu itu adalah mendapatkan line telepon dari Perusahaan Telkom. Waiting list dan antrian sangat panjang dan bisa bertahun-tahun menunggu dan belum tentu bisa mendapatkannya.
Melihat fenomena tersebut maka Telkom memberikan kesempatan untuk pegusaha mendirikan business WARTEL yang sangat menjamur dan menguntungakan pada saat itu. Namun seiring dengan waktu dan perkembangan teknologi, maka Hand phone menjadi pilihan dan pelan tapi pasti Telepon biasa (Fixed Line) yang dulunya sulit di dapat sekarang di tinggalkan. Teknologi terus berkembang dengan cepat dan business WARTEL sudah masuk "kubur" kemudian trend yang baru datang adalah business WARNET. Business yang memberikan solusi kepada konsumen yang tidak punya personal computer dan Line Telepon akhirnya membanjiri WARNET. Bagaimana business WARNET sekarang? Pelan dan juga pasti akan mati kecuali mereka bisa berevolusi menjadi suatu business yang baru dan memberikan solusi terhadap persoalan konsumen yang baru. Mainframe computer di gantikan dengan mini computer. PC digantikan dengan Laptop dan Lap top sekarang digantikan oleh Smart Phone. Playing Field perusahaan Telekom dulunya mungkin hanya usaha Telepon khususnya fixed line. Namun dengan perkembangan zaman mereka harus berevolusi menjadi business yang lain. Sekarang mereka mungkin punya playing yang berbeda yaitu Informasi, Komunikasi dan telekomunikasi. Suatu bentuk permainan yang berbeda, dengan karakater konsumen yang berubah dan business model yang juga tidak sama lagi. Tanpa menyesuaiakan diri dengan perkembangan "Core Environment" yang cepat, maka PT Telkom juga akan mati. Berapa banyak perusahaan yang kita lihat malas berubah, arogan dengan business model yang sama selama ini, dan selalu menganggap mereka terlalu besar untuk di kalahkan. Salah satu penentu masa depan usaha kita adalah "relevancy" dari produk dan jasa kita. Dengan kata lain apakah anda masih relevan dan memberikan solusi bagi konsumen dan calon konsumen anda? Jakarta 2 Juli 2017 Budi Isman CEO Mikroinvestindo/Founder Smartplus Accelerator Founder OIM proindonesia Dalam dunia yang berubah secara cepat sekarang ini banyak kita menyaksikan perusahaan yang dengan cepat menjadi besar dan mendominasi kategori business mereka. Padahal sebelumnya kita melihat perusahaan yang besar dalam list Fortune 500, misalnya, banyak yang sudah ratusan tahun baru bisa menjadi sangat kuat dan besar.
Bandingkan dengan misalnya Facebook, Amazon, Alibaba, Microsoft, Apple, dan lainnya yang hanya beberapa puluh tahun sudah menjadi raksasa tersendiri. Di lain pihak kita juga melihat banyak perusahaan dan Brand yang dulunya mendominasi dunia juga tumbang seperti, Kodak dan Fuji, Nokia dan Blackberry, Friendster dan Myspace. Ada juga yang masih mencoba bertahan dengan segala cara, baik dengan mencari jati diri baru, diversifikasi, menjual sebagian lini business nya dan berubah secara total fokusnya. Kenapa perusahan besar yang punya sumberdaya dan dulunya mungkin terkenal inovatif sekarang malah hancur? namun yang lain malah bisa dengan cepat menjadi raksasa? Tentunya banyak faktor yang menyebabkannya. Biasanya faktor-faktor ini akan saling berkaitan satu dengan yang lainnya, yang kalau kita tidak melihat secara komprehensif maka kita akan sulit menemukan jawabannya. Selama lebih dari 25 tahun saya menjalani hidup sebagai seorang pekerja profesional mulai dari bawah sampai titik paling tinggi menjadi CEO sebuah perusahaan multinasional dan besar, saya mendapatkan banyak sekali pelajaran yang mungkin tidak saya dapatkan pada waktu sekolah dulunya. Dalam mencoba untuk menuangkan pemikiran dan cara yang lebih mudah untuk melihat kesehatan sebuah usaha maka saya bersama-sama teman2 dari Gerakan Wirausaha Onein20Movement (OIM) proindonesia mencoba memberikan sebuah model yang mungkin akan lebih mudah di pakai. Model ini kami namakan Smart Business Map (SBM) yang di bagi menjadi 3 kelompok, yaitu Playing Field, Market Landscape dan Operational Profitability. Kenapa alat atau "tools" ini yang saya selalu pakai dalam membenahi sebuah business atau melihat kesehatan sebuah usaha? Karena saya punya keyakinan bahwa maju dan mundurnya sebuah usaha tidak di pengaruhi oleh satu faktor saja. Tanpa melihat semua faktor ini maka ibarat seorang "dokter" mencoba memberikan obat kepada pasiennya tanpa data dan analisa yang lebih dalam yang bisa berakibat pasiennya tidak sembuh. Dalam pengalaman kami selama ini, baik bekerja di perusahaan besar maupun membantu para wirausaha yang masih kelas UMKM, maka business yang masih "baru" biasanya persoalan yang paling sering di dapatkan adalah masalah yang ada di faktor "Playing Field". Untuk usaha yang sudah mulai jalan dan mulai akselerasi dan berkembang biasanya persoalan yang sering kami temui adalah di Faktor "Market Landscape". Sedang perusahan besar dan sudah lama, banyak sekali persoalannya di bagian Operational Profitability. Lalu bagaimana caranya melihat kesehatan business kita dengan Smart Business Map (SBM) ini? Biasanya yang kami lakukan adalah membuat sebuah potret (Snapshot) dari usaha tersebut dengan menjawab 12 pertanyaan dasar yang ada dalam SBM. PLAYING FIELD 1. What is the problem your business is trying to solve? disini kita mencoba mencari inti dari business tersebut dan melihat sebetulnya apakah mereka memberikan solusi terhadap persoalan konsumen mereka? Karena pada dasarnya "Needs" dari konsumen hanya akan tercipta (ada) kalau ada persoalan yang ingin mereka selesaikan. Contoh sederhana adalah persoalan "lapar" yang ada di konsumen maka akan timbul business "makanan" 2. Who has the problem? Ini berkaitan dengan pertanyaan no 1. Karena kita harus jelas tahu siapa sebenarnya yang punya problem tersebut. Kalau dalam bahasa teorinya mungkin disini kita mencoba melihat "Target Market" atau "market segment" yang ingin kita berikan solusi dengan business kita. Kalau dengan contoh persoalan "lapar" di atas tanpa kita dengan jelas tahu siapa yang lapar tersebut, kemungkinan besar kita mencoba memberikan solusi makan untuk semua orang. Namun kalau kita fokus ke target market anak-anak, misalnya, maka mungkin solusi yang kita berikan adalah makanan yang khusus di design untuk anak-anak. 3. What is the solution? Banyak para pengusaha yang mulai business nya dengan membuat produk atau jasa, kemudian baru mencari pasarnya. Dalam kaitannya ini, kita melihat dulu problem dan keperluan dari target market kita, baru di coba memberikan solusinya. 4. How Big is the Market? Kalau pertanyaan 1-3 sudah bisa dilihat maka saya biasanya akan melihat seberapa besar pasar dari business tersebut, dengan solusi yang di berikan untuk target market yang sudah di identifikasi. Buat apa business yang potensi marketnya kecil dan tidak punya kemungkinan untuk berkembang di masa yanaga kan datang? 5. What Factors will impact the business? pertanyaan no 5 ini yang termasuk paling sering di abaikan oleh pengusaha, apa lagi usaha yang masih kecil. Padahal ada banyak faktor yang mungkin sulit anda kontrol (external factor) yang sangat mempengaruhi business anda. Apa saja yang penting kita pantau dan kelola? Ada faktor Pemerintah dengan kebijakan dan regulasi, faktor kompetitor/pesaing , faktor Tokoh masyarakat/LSM, Supplier , Teknologi yang berubah dan perubahan perilaku konsumen. Faktor-faktor ini harus kita jaga dan pantau karena semuanya ini bisa memberikan dampak yang negatif dan juga bisa menjadi positif terhadap business kita. MARKET LANDSCAPE 6. Why do people choose you? ini adalah pertanyaan yang mencoba melihat apa yang menjadi alasan konsumen untuk memelih produk atau jasa anda? Apa bedanya dengan yang lain? Nilai apa yang di berikan ke konsumen sehingga mereka menjadi tertarik? Penetapan harga anda bagaimana? 7. How do you sell your products? Konsumen sekarang, dengan banyak pilihan produk dan jasa, secara umum akan lebih memilih produk yang memang memberikan solusi untuk mereka dan mudah untuk mendapatkannya. Bagaimana caranya selama ini kita memasarkan produk kita. Sistem distribusi kita bagaimana? Apakah offline saja atau ada juga online distribution? Apakah kita memakai mediator atau melakukan direct selling? Business model anda juga menentukan sukses atau tidaknya usaha anda. 8. How do you keep your customer? business yang mempunyai customer yang loyal biasanya akan lebih lama bertahan dan maju. Konsumen yang sudah mencoba produk anda dan tanpa adanya cara untuk tetap melakukan "engagement" dengan mereka maka bisa jadi mereka akan berpindah ke hati yang lain. Karena kompetitor tidak akan diam saja. OPERATIONAL PROFITABILITY 9. How do you increase your revenue? Business tanpa cash flow akan mati. Cash flow yang baik hanya di dapat kalau ada penghasilan/revenue. Jadi melihat dari mana saja Revenue sebuah usaha akan sangat penting. Apakah revenue mereka tergantung kepada satau atau dua produk saja? Apakah ada income lain yang bisa memberikan tambahan? Bagaimana selama ini pertumbahan pendapatan mereka? Apakah dari penambahan konsumen saja atau ada juga dari penambahan pembelian dari setiap konsumen yang sudah ada? Banyak faktor lainnya yang harus kita lihat. 10. How do you manage your cost? Dalam kondisi ekonomi seperti sekarang ini maka perhatian kita terhadap pengelolaan biaya sangat penting. Karena secara sederhana keuntungan hanya dapat kalau Pendapatan lebih besar dari biaya? Kalau kita tidak bisa naikan pendapatan, logikanya kontrol biaya? Cek satu persatu item biaya yang paling besar...biasanya ada di biaya HPP dan Overhead cost. Kalau anda investasi terlalu agresif maka resiko dalam cash flow dan sekaligus kenaikan biaya. 11. What is your Core Resources? Setiap business pasti mempunyai "Core resources" yang harus di kelola dengan baik. Karena "Core resources" ini kalau tidak ada, maka perusahaan akan mati. Perusahaan konsultan dan jasa biasanya "core resources" mereka adalah SDM mereka. Perusahan Kopi Kapal Api "core resources" mereka adalah Kopi. 12. How do you develop your team? Saya adalah orang yang paling ngotot mencoba melihat masalah SDM dan team manajemen sebuah business. Karena ujung-ujungnya, saya selalu mengatakan "we are in people business". Tanpa SDM yang berkwalitas baik, punya budaya yang baik niscaya sebuah usaha akan mengalami kesulitan. Dana bisa di cari, teknologi dan mesin bisa di beli. Namun mengembangkan SDM akan membutuhkan waktu. Melihat 3 Faktor utama Playing Field, Market Landscape, Operational Profitability dengan 12 pertanyaan dasar, maka biasanya kita akan mendapatkan semacam Snapshot (Foto) dari kesehatan sebuah usaha. Dari sini kalau kita ingin melihat lebih dalam dengan data dan fakta yang ada akan lebih baik. Minimal dengan ini kita sudah mendapatkan titik fokus persoalan maupun area yang perlu di perbaiki. Semoga Bermanfaat Jakarta 1 Juli 2017 Budi Isman CEO Mikroinvestindo/Founder Smartplus Accelerator Founder OIM proindonesia APA ITU SBM? Smart Business Map (SBM) adalah sebuah tool, yang digunakan untuk mendiagnosa bisnis, sekaligus dapat digunakan untuk melakukan akselerasi bisnis. Selengkapnya klik >> http://bit.ly/apaitusbm www.Facebook.com/OIMproindonesia www.Twitter.com/OIMproindonesia www.Instagram.com/OIMproindonesia www.Facebook.com/groups/OIMproindonesia www.Telegram.me/OIMproindonesia LEARN, SUCCESS, SHARE |
AuthorPengalaman sebagai profesional dan CEO beberapa perusahaan dan passionate mengembangkan wirausaha Indonesia CategoriesAll Business Entrepreneurship General Leadership Profile Inspirasi Technology UMKM Archives
August 2021
|